Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Musibah Tak Tergantikan, Awal Tahun 2021 Puluhan Ulama di Nusantara Wafat



SuaraDarussalam.id - Kabar duka saat ini menyelimuti umat Islam di nusantara, di berbagai Provinsi. Satu persatu ulama-ulama di nusantara wafat. Awal tahun 2021 ini, dari berbagai sumber menyebutkan sejumlah nama-nama ulama kembali kehadhirat Allah Swt.

Bagi kita umat Islam, sungguh tidak ada berita yang paling menyedihkan selain berita meninggalnya seorang ulama. Sesungguhnya meninggalnya seorang ulama adalah musibah yang tidak tergantikan.

Rasulullah Saw bersabda : 

"Meninggalnya ulama adalah musibah yang tak tergantikan, dan sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah bagi saya daripada meninggalnya satu orang ulama” (hadis yang diriwayatkan oleh al-Thabrani dalam Mujam al-Kabir dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman dari Abu Darda’).

Baca juga : Kabar duka, ulama kharismatik Aceh Abu Paloh Gadeng meninggal dunia

Selain itu, hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari menyebutkan : 

"Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dari hambaNya, tetapi mencabut ilmu dengan mencabut para ulama. Sehingga ketika Allah tidak menyisakan satu ulama, maka manusia mengangkat pemimpin-pemimpin bodoh, mereka ditanya kemudian memberi fatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan."

Informasi dari berbagai sumber, bahwa hingga saat ini, tahun 2021 terdapat sebanyak  17 ulama yang telah wafat.


Daftar Ulama Wafat (Januari 2021-sekarang)

1. Habib Ja’far bin Muhammad Al Kaff Kudus (1 Januari 2021)
2. KHR.Muhaimin Asnawi – PP Al Asnawi Magelang (1 Januari 2021)
3. KHR.Abdullah Nachrowi – PP Ash-Shogiri Bogor (2 Januari 2021)
4. KHR.Muhammad Najib Abdul Qodir Munawwir – PP Al Munawir Krapyak (4 Januari 2021)
5. Drs.M.Sai, M.HI – PP Nurul Yakin Malaka (5 Januari 2021)
6. KH.Muhammad Nuruddin A.Rahman – PP Al Hikam Bangkalan (9 Januari 2021)
7. Habib Abubakar bin Salim Al Hamid Bondowoso – (9Januari 2021)
8. KH.Zainuddin Badrus – PP Al Hikmah Kediri (10 Januari 2021)
9. KH.A. Yasin Asmuni – PP Hidyatut Thullab (11 Januari 2021)
10. Drs.H.Ibnu Hazen – LTMNU (12 Januari 2021)
11. Syekh Ali Saleh Mohammed Ali Jaber (14 Januari 2021)
12. Al Habib Ali bin Abd. Rahman bin Abd. Qadir As Segaf (15 Januari 2021)
13. Drs. A. Fathi KH. Bunyamin Musa (15 Januari 2021)
14. Al Habib Thohir Bin Husin Bin Yahya (15 Januari 2021)
15. RKH. Abd. Hamid AMZ (15 Januari 2021)
16. KH. Muchsin Noor (15 Januari 2021)
17. KH. Hamim Sufyan ponpres Ngruki (15 Januari 2021)

Al Fatihah..

Sementara itu, tahun 2020 lalu menurut data dar PBNU bahwa 207 ulama/Kyai pondok pesantren juga wafat. 

"Sampai Selasa 8 Desember 2020, RMI PBNU mencatat 207 masyayikh, kyai dan nyai, wafat selama masa pandemi. Kasus Covid-19 paling tidak ditemukan di 110 pesantren," kata Ketua RMI PBNU Abdul Ghofarrozin kepada CNNIndonesia.com, Jumat (11/12).

Dengan wafatnya ulama, berarti Allah telah mulai mengangkat ilmu dari manusia. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻻ ﻳَﻘْﺒِﺾُ ﺍﻟﻌِﻠْﻢَ ﺍﻧْﺘِﺰَﺍﻋَﺎً ﻳَﻨْﺘَﺰِﻋُﻪُ ﻣﻦ ﺍﻟﻌِﺒﺎﺩِ ﻭﻟَﻜِﻦْ ﻳَﻘْﺒِﺾُ ﺍﻟﻌِﻠْﻢَ ﺑِﻘَﺒْﺾِ ﺍﻟﻌُﻠَﻤَﺎﺀِ ﺣﺘَّﻰ ﺇﺫﺍ ﻟَﻢْ ﻳُﺒْﻖِ ﻋَﺎﻟِﻢٌ ﺍﺗَّﺨَﺬَ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺭﺅﺳَﺎً ﺟُﻬَّﺎﻻً ، ﻓَﺴُﺌِﻠﻮﺍ ﻓَﺄَﻓْﺘَﻮْﺍ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﻋِﻠْﻢٍ ﻓَﻀَﻠُّﻮﺍ ﻭَﺃَﺿَﻠُّﻮﺍ

“Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak mengangkat ilmu dengan sekali cabutan dari para hamba-Nya, akan tetapi Allah mengangkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Ketika tidak tersisa lagi seorang ulama pun, manusia merujuk kepada orang-orang bodoh. Mereka bertanya, maka mereka (orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa ilmu. mereka sesat dan menyesatkan.“ [HR. Bukhari]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﻳَﺘَﻘَﺎﺭَﺏُ ﺍﻟﺰَّﻣَﺎﻥُ ﻭَﻳُﻘْﺒَﺾُ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢُ ﻭَﺗَﻈْﻬَﺮُ ﺍﻟْﻔِﺘَﻦُ ﻭَﻳُﻠْﻘَﻰ ﺍﻟﺸُّﺢُّ ﻭَﻳَﻜْﺜُﺮُ ﺍﻟْﻬَﺮْﺝُ

“Zaman saling berdekatan, ilmu dihilangkan, berbagai fitnah bermunculan, kebakhilan dilemparkan (ke dalam hati), dan pembunuhan semakin banyak. [HR. Muslim]

Oleh sebab itu, menangislah kita karena meninggalnya para ulama adalah perkara yang besar disisi Allah Swt. Apalagi para ulama yang meninggal mencapai ratusan sejak awal tahun 2020 hingga sekarang awal tahun 2021.

Dalam Kitab Tanqih Al-Qaul Imam Al-Hafizh Jalaluddin bin Abdurrahman bin Abu Bakar As-Suyuthi menuliskan dalam kitabnya sebuah hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sbb:

وقال عليه الصلاة والسلام: {مَنْ لَمْ يَحْزَنْ لِمَوْتِ العَالِمِ، فَهُوَ مُنَافِقٌ مُنَافِقٌ مُنَافِقٌ} قالها ثلاث مرات

”Barangsiapa yang tidak sedih dengan kematian ulama maka dia adalah munafik”.

Semoga kita bisa belajar dari musibah ini untuk lebih mencintai para ulama yang masih hidup dengan cara mendengar dan mematuhi nasehat-nasehat mereka. Agar hidup kita beruntung dunia dan akhirat. Amiin ya Allah. [Dikutip dari berbagai sumber]




Posting Komentar untuk "Musibah Tak Tergantikan, Awal Tahun 2021 Puluhan Ulama di Nusantara Wafat"