Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Darussalam


Oleh Risman A Rachman, S.Ag
Alumni Fakultas Dakwah, IAIN Ar-Raniry 

Darussalam atau “dar al-salam” bermakna 'negeri damai'. Lawannya adalah “dar al-harb”, negeri perang. Darussalam juga nama daerah, seperti Brunai Darussalam, atau nama awal Aceh, Aceh Darussalam (1511–1959), atau Nanggroë Aceh Darussalam (2001–2009). 

Di Israel di sebut Jerusalem. Maknanya tidak jauh berbeda dengan darussalam. Sebagai sebuah daerah, Jerusalem digambarkan sebagai negeri beradab dengan sejumlah nilai kemanusiaan, kebenaran, keadilan, kesetaraan, perdamaian, dan kasih sayang.

Bagi Aceh, darussalam juga menunjuk sebuah komplek pendidikan yang mempertemukan umum, agama, dan pasantren. Kompleknya disebut Kopelma Darussalam, dan para alumninya disebut alumni darussalam.

Penamaan darussalam juga memiliki bobot sejarah, harapan, sekaligus doa. Aceh, yang awalnya berada di jalan perang atau perlawanan, didorong, diharapkan, dan di doakan agar berada di jalan yang menuju negeri damai.

Kini, di Aceh, darussalam bukan lagi sekedar nama negeri, nama komplek, dorongan, harapan, dan doa, melainkan juga menjadi suara. Suara diperlukan karena sinar darussalam makin redup.

Pikiran-pikiran damai makin melemah, suara-suara damai makin dikalahkan oleh drum “band dar-al-harb”.

Jika dahulu, nabi melakukan titik lompatan (mi'raj) ke sisi Allah, semoga melalui titik darussalam akan terjadi lompatan pemikiran karena rajin disuarakan.


Risman A Rachman, S.Ag adalah Alumni Fakultas Dakwah, IAIN Ar-Raniry