Profil Tu Sop Jeunieb, Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA)
Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab (Tu So Jeunieb) Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh dan juga Imam Besar Barisan Muda Ummat (BMU) |
Suara Darussalam |
Tu Sop adalah nama panggilan untuk seorang ulama Aceh yang memiliki nama asli Tgk. H. Muhammad Yusuf bin A. Wahab. Saat ini, seperti dikutip dari buku 'Paradigma Islam Wasathiyah Tu Sop Jeunieb", selain memimpin dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb, Bireuen,
Tu Sop juga menjabat sebagai Ketua
terpilih Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) periode 2018-2023, sebuah organisasi yang menaungi ulama-ulama pimpinan dayah Salafiyah
(baca: tradisional) di Aceh.
Tu Sop dilahirkan di
Desa Blang Me Barat, Kecamatan Jeunieb, Bireuen pada tahun 1964 dari pasangan
Tgk H. Abdul Wahab bin Hasballah dan Hj. Zainab binti Muhammad Shaleh. Menurut
dokumen resmi[1],
Tgk H. Abdul Wahab bin Hasballah sendiri juga merupakan salah satu ulama Aceh
yang dikenal sebagai tokoh dayah yang banyak memberikan kontribusi bagi dunia
pendidikan Bireuen. Tu Sop memiliki empat bersaudara. Hj. Hasanah (Istri
pimpinan dayah Asasul Islamiah, Perlak), Tgk H. M. Hasan A Wahab (pimpinan
dayah Babussalam Al-Aziziyah Putri, Jeunieb) dan Hj. Halimah (Istri pimpinan
dayah Darussalamah Al-Aziziyah, Jeunieb).
Masih
dalam dokumen yang sama, disebutkan bahwa Tu Sop mulai belajar pada Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Jeunieb
pada tahun 1970. Setelah menamatkannya pada tahun 1976, ia melanjutkan
pendidikan menengah pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Jeunieb.
Riwayat
pendidikan beliau cukup menarik, dari santri dayah belajar hingga ke para
Syaikh di Mekkah Al-Mukarramah, Saudi Arabia. Ceritanya berawal, bersamaan dengan belajar di SMP Jeunieb, Tu Sop juga
aktif belajar pengetahuan dasar Islam di Dayah Darul Atiq Putra Jeunieb. Setelah menyelesaikan
sekolah menengahnya pada tahun 1980, beliau kemudian masuk
ke Dayah MUDI Mesra, Mideun Jok, Kec. Samalanga, Kab. Bireuen. Di Dayah MUDI
Mesra, belajar pada banyak guru dan pada 1985, sambil belajar beliau sudah
mulai mengajar di dayah tersebut.
Setelah beberapa lama
belajar dan mengajar di dayah pimpinan Ulama Kharismatik, Abon Samalanga
tersebut, pada tahun 1993 Tu Sop berangkat ke Mekkah Al-Mukarramah untuk memperdalam ilmu agama selama 4 (empat)
tahun kepada ulama terkenal yang
mengajar di Masjidil Haram. Di sana, Tu Sop belajar pada Syeikh Sayed Muhammad Ali, seorang ulama sufi
Mekkah bermazhab Maliki, selama empat tahun.
Pada tahun 1997 pulang
dari Mekkah dan kembali mengabdi di Dayah MUDI Mesra. Pada pertengahan tahun
2001 ia secara resmi memimpin Dayah Babussalam Al-Aziziyah, Kecamatan Jeunieb,
Bireuen. Kepemimpinan
beliau di dayah ini adalah melanjutkan
kepemimpinan ayahanda beliau yang saat itu ingin memfokuskan diri pada dayah
Babussalam Putri yang kompleknya juga tidak berjauhan dari komplek dayah
Babussalam Al-Aziziyah (Putra).
Selain
menjabat sebagai Ketua HUDA
dan memimpin secara aktif Dayah Babussalam Al-Aziziyah di Jeuneib, Tu Sop juga tercatat sebagai Imam Besar Barisan Muda Ummat (BMU) yang fokus pada gerakan
sosial[2], antara lain membangun rumah dhuafa yang saat ini telah
dibangun mencapai 65 unit rumah
layak huni bagi kaum dhuafa di seluruh Aceh.
Meskipun jumlahnya belum terlalu
banyak, tapi gerakan ini terus membesar dan menjadi solusi atas segudang
persoalan kemiskinan yang dihadapi bangsa Aceh dewasa ini. Gerakan ini akan
menemani gerakan sosial lainnya yang lebih duluan muncul dalam kerangka
“berlomba-lomba dalam kebaikan”, sesuai visi Tu Sop sendiri.
Proses pembangunan
rumah dhuafa ini dilakukan dengan cara mengumpulkan donasi dari para jama’ah
pengajiannya. Selain itu,
donasinya juga dikumpulkan oleh para relawan BMU yang tergabung dalam Gerakan
Peduli Ummat (GPU) dari para dermawan lainnya. GPU sendiri diketuai oleh Murthala sedangkan BMU diketuai
oleh ulama muda yang akrab disapa Abiya Rauhul.
Sebagai
Imam Besar di BMU, Tu Sop menjadi tokoh sentral yang berperan sebagai penggerak
roda organisasi sosial ini. Beliau mendorong dan memotivasi para relawan untuk
terus menerus melakukan gerakan sosial mengumpulkan donasi untuk membangun
rumah dhuafa.
Dalam
bidang keagamaan, Tu Sop aktif mengisi pengajian di berbagai
tempat. Lintas kabupaten dan provinsi. Bahkan beliau tidak jarang juga diundang
oleh masyarakat Aceh di Pulau Jawa dan Malaysia untuk mengisi pengajian dan
memberikan tausyiah-tausyiah agama Islam. Baik pengajian dengan afiliasi
Majelis Tastafi, Sirul Mubtadin, atau
dengan nama-nama yang lain. Bahkan Tu Sop juga diundang mengisi pengajian
majelis Jama’ah Tabligh dan pengajian organisasi Hidayatullah yang merupakan organisasi keagaman berbasis nasional. [Dikutip dari buku Paradigma Islam Wasathiyah Tu Sop Jeunieb, karangan Dr. Teuku Zulkhairi]
[1]
Tgk. Ihsan M. Jafar dan Teuku Zulkhairi, Memperbaiki Orang Kuat, Menguatkan
Orang Baik (Pemikiran Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab), (Banda Aceh: Ibnu
Nourhas Publishing, 2017), hlm: 201-203
[2] Tentang kiprah BMU dalam membangun rumah Dhuafa
dapat dibaca di website resmi BMU yaitu www.bmupusat.com.
super profile sekali Ayah,,,
BalasHapus