Gubernur Harus Menyahuti Rekomendasi Ulama
Teuku Zulkhairi |
Assalamua’alaikum
wr wbr. Pembaca sekalian, Alhamdulillah
akhirnya Suara Darussalam edisi kedua sampai ke tangan pembaca. Edisi kedua ini kami mengangkat
beberapa laporan utama dari persepsi masyarakat terhadap syari’at Islam,
pandangan aktivis Ormas Islam, dan juga harapan ulama dayah se-Aceh kepada
Gubernur yang disampaikan dalam bentuk rekomendasi sebayak 15 poin saat para
ulama beraudiensi dengan Gubernur.
Persepsi
masyarakat dan aktivis Ormas Islam yang mengawali laporan utama ini
menggambarkan bagaimana kondisi syari’at Islam di lapangan serta
harapan-harapan masyarakat terhadap syari’at Islam.
Sementara
rekomendasi para ulama menggambarkan bagaimana kerinduan ulama di Aceh untuk
melihat pelaksanaan syari’at Islam diterapkan secara kaffah, tidak
sepenggal-penggal karena memang sudah menjadi tanggungjawab sebagai muslim
untuk menerapkan syari’at Islam secara kaffah, dalam semua tatanan kehidupan,
baik pendidikan, politik, ekonomi, sosial budaya dan sebagainya.
Gubernur
Aceh, tentu saja memiliki power untuk mewujudkan setiap rekomendasi ulama serta
harapan-harapan masyarakat dan Ormas Islam agar penerapan syari’at Islam tidak
sebatas simbol tanpa substansi. Jika mengaca pada sejarah keemasan Aceh dulu,
Aceh jaya karena dibangun atas dasar konsepsi Islam secara kafaah.
Dan
kejayaan Aceh diawali oleh hubungan yang erat antara ulama dan umara
(pemerintah). Pemerintah menjadikan ulama sebagai pelita dalam pembangunan
sehingga pembangunan yang dijalankan selalu dalam bimbingan ajaran Islam.
Sebaliknya, dengan sikap pemerintah seperti itu, ulama pun selalu menyokong
umara dalam bekerja membangun negeri, akhirnya kemajuan pun bisa diraih saat
itu.
Pilar
tegaknya dunia dan kuatnya umat Islam menurut hadist Nabi ada empatperkara, pertama,
ilmu. Ilmunya para ulama. Kedua, Adilnya para umara. Ketiga,
Hartanya orang kaya. Keempat, Do’anya orang fakir. Hadist ini memberikan
sebuah makna penting, bahwa, dunia (kekuatan umat Islam) tegak dengan ilmunya
para ulama.
Dengan
ilmunya para ulama yang jika didengar oleh umara maka akan adillah dunia ini.
Kesediaan orang kaya untuk membayar zakat, infak dan sedekah juga menjadi kunci
tegaknya dunia ini dalam dibawah nangungan umat Islam. Begitu juga do’anya
orang miskin yang mendo’akan para ulama, umara yang adil dan orangkaya yang
dermawan. Inilah kaitannya antara peran ulama dengan bagian kehidupan lainnya,
khususnya yang berhubungan dengan relasi antara ulama dan umara.
Maka
kita berharap agar relasi pemerintah Aceh dengan para ulama bisa semakin erat
dan saling mengisi. Bangunlah Aceh berdasarkan wasiat-wasiat ulama yang telah
wafat dan nasehat ulama yang masih hidup. Ulama adalah pewaris Nabi, kata Nabi
Muhammad Saw sebelum beliau wafat. Wallahu a’lam bishshawab (teuku zulkhairi).