Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Badan Dayah Bireuen Didik Santri jadi Penulis



Santri Dayah Bireuen dilatih jadi wartawan

BIREUEN - Badan  Pembinaan  Pendidikan  Dayah (BPPD)  Kabupaten  Bireuen  mengadakan  kegiatan  pelatihan  bakat  dan  minat  jurnalistik dan  informasi  teknologi tingkat  II  bagi  santri  Dayah  se-Kabupaten  Bireuen.   

Kegiatan yang bertemakan “Mengembalikan Peradaban Menulis Santri” ini berlangsung  dari Tanggal  1  sampai dengan  4 April 2014 di  ruang Multimedia Dayah  Babussalam  Al-  Azziziyah  Jeunieb dan diisi oleh perwakilan Jurnalis, unsur BPPD, Ikatan Penulis Santri Aceh dan dari Masyarakat Informasi dan Teknologi (MIT) Banda Aceh.

 Dalam  kegiatan  tersebut,  ada  peserta  yang  mengangap  bahwa  kegiatan  pelatihan    ini hanya membuang- buang waktu. Alasan mereka, banyak jurnalis selama ini  yang hanya  mengungkap  keburukan-keburukan  seseorang  yang  belum  tentu  benar  adanya. Padahal,  hal tersebut hukumnya adalah haram.

Selain itu juga ada peserta yang bertanya, pentingkah  BPPD mengadakan pelatihan  bagi  santri  dayah, atau  memang  Badan  Pembinaan   Dayah  ada  tujuan  lain?.
Menjawab pertanyaan ini, Tgk Ihsan M.Jakfar yang tampil sebagai salah satu pemateri mengatakan, kegiatan jurnalistik bisa menjadi hal negatif jika digunakan untuk tujuan yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti membuka aib orang, memfitnah dan sebagainya.
“Tapi juga akan menjadi hal yang positif dan penting jika digunakan untuk tujuan menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat, sekaligus sebagai sarana untuk dakwah Islam”, kata Tgk Ihsan yang merupakan ketua Ikatan Penulis Santri Aceh ini.

Dalam pemaparannya, Tgk Ihsan juga mengatakan, Jurnalis  adalah  seorang  yang  melakukan  jurnalisme,  yaitu  orang  yang  secara  teratur  menuliskan  berita  (berupa  laporan)  dan  tulisannya  dikirimkan/  dimuat  di  media  massa.  Laporan  ini  lalu  dapat  dipublikasikan  dalam media  massa,  seperti  Koran,  televisi,  radio,  majalah,  film  dan  internet.  Dan  mereka  diharapkan  untuk  menulis  laporan  yang  paling  objektif.

Tgk Ihsan menambahkan, para  pelaku  Jurnalistik  harus  mengerti  betul  dasar-  dasar Jurnalistik  untuk  memilih  dan  menyampaikan  berita,  bagaimanapun  tidak  semua  topik  dapat  dikonsumsi  publik.  Oleh  sebab  itu  pentingnya  peran  santri  berprofesi  sebagai  jurnalis  dalam  masyarakat  sangatlah  penting,  sama  pentingnya  seperti  peran  yang  dimainkan  oleh  para  ulama,  cedikiawan  dan  para  ilmuwan,  Seorang  jurnalis  harus  memberikan  informasi  yang  akurat,  lengkap,  jujur,  jelas  serta  aktual,  dan  juga  dapat  memberikan  prediksi  serta  petunjuk  kearah  perubahan  dan  transformasi. Selain  itu  jurnalis  harus  mempertanggungjawabkan  berita  yang  didapatkannya.

Menanggapi pertanyaan tujuan BPPD Bireuen melaksanakan kegiatan ini, Dr. Saifullah, S. Ag. M. Pd,  selaku Kepala  BPPD Kabupaten  Bireuen mengatakan bahwa pelatihan ini  bertujuan untuk melahirkan kader-kader Ikatan  Penulis  Santri  Aceh (IPSA)  Kabupaten  Bireuen mengingat selama ini di Bireuen belum ada kepengurusan IPSA.

“Selain itu, tujuan kita buat pelatihan ini adalah untuk melahirkan wartawan-wartawan baru dari kalangan dayah yang akan berdakwah lewat berita”, ujar Dr Saifullah.

Dalam  pelatihan  tersebut,  para beserta  peserta  di  arahkan  supaya  tidak  melebih-  lebihkan  sebuah  berita  atau  dengan  memancing  kutipan-  kutipan  yang  provokatif,  yang  tujuannya  bukanlah  untuk  mengatakan  suatu  kebenaran  melainkan  untuk  menarik  perhatian,  karena  hal  ini dianggap melanggar  etika  jurnalistik.

Pentingnya santri menjadi jurnalis agar mereka bisa menyajikan  berita  berdasarkan  fakta  dan  kebenaran,  bukan  fitnah  dan  penipuan. 

“Jadi,  nuansa  yang haru dibangun oleh santri dayah yang akan berprofesi sebagai jurnalis adalah  pers  yang  islami  dalam  arti  sesuai  dengan  ajaran Islam, untuk amar bil ma’rûf  nahí  ‘anil  mungkar)”, ujar Tgk Ihsan. (Tgk Askalani, Santri Dhiaul Huda, Simpang Mamplam, Bireuen)