Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tahun 2015, Bireuen Akan Dideklarasikan sebagai Kota Santri

Dr Saifullah, M.Ag

Bireuen – Kabupaten Bireuen yang pernah menjadi Ibukota sementara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di masa Soekarno akan dideklarasikan sebagai Kota Santri pada tahun 2015 nanti. 

Hal itu ditegaskan oleh Kepala Badan Pembinaan Pendidikan Dayah (BPPD) Kabupaten Bireuen, Dr Saifullah, M.Ag yang mewakili Bupati Bireuen saat memberikan orasi ilmiah pada saat Penutupan pelatihan Menulis dan Pengembangan IT bagi Santri Bireuen dan pelantikan pengurus Ikatan Penulis Santri Aceh (IPSA) Cabang Kabupaten Bireuen di Dayah Babussalam Al-Aziziyah Juenieb, Bireuen, Jum’at malam (4/4/2014).

Dr Saifullah mengatakan, pihaknya bersama Pemkab Bireuen sedang menyiapkan berbagai hal untuk mewujudkan Bireuen sebagai kota Santri. Untuk tugas kami di badan dayah, saat ini kami sedang menyusun naskah-naskah peradaban Jeumpa sebanyak empat  judul naskah.

“Pertama, naskah biografi ulama dayah. Maka di sini, kami harapkan agar pengurus IPSA menyiapkan diri untuk menulis biografi ulama dayah. Naskah kedua, biografi ulama Bireuen. Naskah ketiga, Bireuen dalam lintasan sejarah bangsa-bangsa dunia. Dan naskah keempat, berjudul Bireuen sebagai kota santri dengan segala roadmapnya”, jelas Dr Saifullah yang juga Rektor Institute Agama Islam (IAI) Al-Muslim Bireuen ini.

Saifullah juga menjelaskan, pada bulan Mai nanti, pihaknya bersama Tgk.H. Muhammad Yusuf A.Wahab (Tusop) yang adalah pimpinan Dayah Babussalam Jeunieb, akan membentuk pokja-pokja yang akan bekerja menyiapkan dan menyusun empat naskah tersebut untuk dicetak ribuan eks dan dikemas secara multimedia.

“Empat buku itu nanti akan dikaji dan ditelaah dalam konferensi dan symposium  nasional  yang akan berlangsung di Bireuen selama tujuh hari berturut-turut”, kata Saifullah.  

Direncanakan, ujar Saifullah lagi, saat konferensi nanti, Presiden akan tandatangani prasasti Bireuen sebagai kota santri.

Disamping itu akan ditetapkan juga 10 dayah model di Bireuen. Antara lain yaitu, Dayah Jami'ah al-Aziziyah sebagai Dayah Kejuruan. MUDI Mesra sebagai Dayah Ma'had’ Aly Modern. Dayah Ummul Ayman sebagai Dayah Tahfiz. Dayah Babussalam Al-Aziziyah sabagai Dayah Multimedia. Dayah Nurul Jadid yang pernah menjadi juara dua Khattil Quran sebagai dayah Seni Islami.

Dayah-dayah itu nanti akan ditetapkan sebaga zona kunjungan saat prosesi penetapan Bireuen sebagai kota santri”, papar Saifullah ber api-api. Saifullah mengakui, bahwa Dayah-dayah di Bireuen telah memberikan kontribusi nyata bagi geliat ekonomi Bireuen. Buktinya, kata Saifullah, banyaknya santri yang meudagang atau mondok di bireuen yang kemudian menghidupkan geliat ekonomi para pedagang Bireuen.

“Kami juga sudah mulai menerbitkan Tabloid Dayah Global News yang dicetak sebanyak 1000 eks per bulan dan dibagi ke seluruh instansi pemerintah.  Kehadiran Tabloid ini, telah mendapatkan tempat dihati masyarakat. Tujuan kami menerbitkan Tabloid ini adalah untuk mengantisipasi kekosongan pengetahuan masyarakat tentang apa itu dayah”, ujar Saifullah.

Terakhir, Dr Saifullah mengingatkan, kepada peserta pelatihan, siapa saja yang menulis di Tabloid Dayah Global News akan diberi honor. Oleh sebab itu, lanjut Saifullah, kami harapkan kepada pengurus IPSA agar bisa menafaatkan momen ini dengan menulis sebaik-baiknya.

“Tulislah sejarah dayah, guru dayah, para santri, kurikulum, kitab-kitab dan sebagainya agar orang-orang lebih paham tentang dayah dengan segala khazanahnya”, pinta Saifullah. (teuku zulkhairi)