Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bela Islam lewat Tulisan (Catatan dari Orasi Ilmiah Tgk.H. Muhammad Yusuf AW)


Catatan Tgk. Martunis A. Jalil An-Nisami dari Orasi Ilmiah Tgk.H. Muhammad Yusuf AW Pada Malam Pelantikan Pengurus Ikatan Penulis Santri Aceh (IPSA) Kab. Bireuen

Alhamdulillah dengan penuh rasa syukur kami ucapkan dengan tidak kami sangka-sangka mendapat undangan terhormat untuk menghadiri pelantikan Pengurus Ikatan Penulis Santri Aceh (IPSA) Kabupaten Bireuen pada Jum’at malam (04/04/2014) di Dayah Babussalam Al-Aziziyah Kecamatan Jeunieb, Bireuen.

Pelantikan ini setelah Badan Pembinaan Pendidikan Dayah(BPPD) Bireuen mengadakan kegiatan “Pelatihan Menulis dan Pengembangan Informasi dan Teknologi (IT) bagi 60 orang santri yang mewakili dayah-dayah di Bireuen yang berlangsung selama empat hari, dari tanggal 1 sampai 4 April di Ruang Multimedia Dayah Babussalam.

Prosesi pelantikan dilakukan oleh Ketua umum Ikatan Penulis Santri Aceh (IPSA), Tgk.Ihsan M. Jakfar dan dihadiri oleh jajaran Muspida Bireuen, para pimpinan dayah dalam kabupaten Bireuen, seluruh pegawai Badan Pembinaan Pendidikan Dayah (BPPD) Bireuen, para tamu undangan dan dan ratusan santri dalam wilayah Kabupaten Bireuen dan sebagainya.

Diakhir prosesi Acara ini Tgk. H. Muhammad Yusuf (Ayah Sop) memberikan orasi Ilmiahnya. Ada beberapa catatan penting yang kami kutip yang sangat menginspirasikan saya untuk menjadi penulis dan pembela Islam sejati. Diantara butirah mutiara yang Ayah sampaikan tentang perkembangan dan kemunduran dunia Islam.

Persoaalan Islam yang semakain hari semakin merosot diakibatkan oleh sedikitnya minat dan juga minimnya kuwantitas pelajar ilmu agama sehingga kebenaran Islam dan kewajiban terhadap mukallaf tersebut terabaikan. Disamping itu juga ditambah lagi dengan kehadiran media yang sangat berperan dalam menggiring pemikiran umat Islam. Sangat mudah sekali pemikiran yang sesat dan tendensius terjadi penetrasi dalam pikiran generasi Islam.

Disaat kita deteksi persoaalan akhirnya banyak solusi yang Ayah tawarkan untuk kebangkitan islam, diantaranya adalah menjadikan dirikita sebagai pribadi yang aktif dalam berdakwah dan menyampaikan kebenaran dengan segenap kemampuan dan potensi yang ada. Memamfaatkan media yang ada adalah satu cara efektif minggiring kembali pemikiran publik ke aarah yang positif. Saat ini orang-orang sekuler, liberal, dan plural serta aneka aliran sesat sangat mengusai media sedangkan konsumen dari segala yang ada adalah termasuk saudara dan keluarga kita yang awam dan polos tanpa filter dalam dirinya.

Kondisi semacam ini mesti disikapi oleh pemuda, santri yang cinta Islam. Kitalah yang akan membela Islam ketika ada yang menghina di media, kitalah yang akan mengklarifikasi ketika ada orang yang salah memberitakan terhadap dunia pesantren. Kitalah yang akan memberi pengertian dan pandangan yang baik kepada masyarakat ketika mereka sibuk mencari informasi dan berita yang mereka butuhkan. Masyarakat kita sangat mengidolakan Facebook, Google, Youtube, dan media lainnya. 

Disinilah mereka mencari segala solusi terhadap persoalan yang dihadapinya, termasuk persoalan Tauhid, Fiqah dan Tasawuf. Jika dibuka kata kunci tentang persoalan agama tadi maka yang paling banyak muncul adalah tulisan yang dimuat oleh orang Syi’ah, Wahabi, sekuler, liberal, dan plural serta aneka aliran sesat. Ini yang sangat dikhawatirkan. Apakah meliaht kondisi seperti ini cukup hanya berdiam diri, hanya sembahyang dan mengaji. Jawabnya adalah tidak.

Tanggung jawab moral sebagai anak bangsa, hamba Allah Swt dan umat Nabi Muhammad Saw adalah tetap konsisten pada prinsip yang terlah digariskan oleh agama sebagaimana yang telah biasa disampaikan alm. Abon Abdulo Aziz Samalanga “Beut seumeubeut, walau di bale ek manok” artinya sempatkan selalu belajar dan mengajar walau dalam kapasitas dan kondisi apapun. Sampaikan ilmu agama itu sampai ke seantero dunia karena ilmu ini sudah pasti benar yang bersanad sampai kepada Rasulullah Saw.

Inilah beberapa poin yang Ayah sampaikan yang masih terekam dibenak saya, yang saya tulis inidenag bahasa saya yang sangat jauh berbeda dengan apa yang Ayah sampaikan pada malam itu dan masih banyak mutiara lainnya yang Ayah sampaikan yang tidak tercatat diatas.

Dengan semangat jurnalistik Islam yang digagas oleh Ikatan Penulis Santri Aceh (IPSA) saya mengharap sangat semua pemuda Islam dan santri menjadi pribadi aktif membela Islam dan menyampaikan Ilmu Agama lewat tulisan dan lainnya denagan media yang ada. Dan Alhamdulillah juga kita bersyukur dengan terbitnya Majalah Dayah Glabal News yang diterbitkan oleh Badan Pembinaan Pendidikan Dayah (BPPD) Bireuen. Melaluai media Islam ini kita mamfaatkan untuk memperkenalkan bagaimana sebenarnya Dayah dan bagaimana pemikiran orang sarungan ini menyikapi persoalan kehidupan ini.

Wallahu A’lam Bishshawab...

Penulis
Tgk. Martunis A. Jalil An-Nisami
(Mahasantri Ma’had ‘Aly LPI MUDI Mesjid Raya Samalanga)