Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hutan Kota; Icon Paru-Paru Serambi Mekkah

Oleh : Muhammad Syarif*

Berawal dari kisah temanku sekantor  namanya Cut Dina, orangnya cantik, ramah dan berwawasan tinggi. Tanpa sengaja kami berbincang-bincang seputar objek Wisata Kota Banda Aceh fokus Wisata Alam. Aku punya mimpi agar Kota Banda Aceh menjadi pusat peradaban Indonesia dan dunia, hali ini sejalan dengan Visi Walikota menjadikan Banda Aceh sebagai Model Kota Madani Indonesia. Tentunya mimpi itu tidak berlebihan, sesungguhnya Aceh pernah jaya pada masa Sultan Iskanda Muda. Banyak Kota Besar di Indonesia lupa akan pentingnya konsep green city.  Sudah selayaknya Hutan Kota menjadi icon pembangunan kedepan.
Diskusi mengalir dengan cair, lalu aku teringat akan kebijakan Alm. Bapak Mawardy Nurdin (Walikota Banda Aceh dua periode) tentang pencanangan Banda Aceh Kota Hijau.
Area Hutan Kota nan asri 2014
Kota ramah lingkungan menjadi konsep baru pembangunan. tidak ada artinya gedung bertingkat, mobil mewah, jalan mulus dan melingkar, jika lingkungan disekitar gersang alias sumpek. Saatnya kita mencintai lingkungan. Paling tidak hutan Kota yang luasnya 7 Hektar, wajib dijaga, dirawat dan dipelihara oleh Warga Kota Banda Aceh. Tidak berlebihan “Hutan Kota” layak dijadikan paru-paru Serambi Mekkah. Lokasinya  di Desa Tibang ini dibangun atas kerja sama Pemerintah Kota Banda Aceh, BNI dan Yayasan Bustanussalatin serta masyarakat Tibang sendiri. Di Area Hutan Kota ini ditanami berbagai macam pohon yang berfungsi menjaga ekologi.  Sunguh indah nan mempesona hasil karya anak negeri. Kosep master plan ramah lingkungan dan dijadikan objek Wisata Alam sekaligus objek penelitian bagi mahasiswa dan aktifis pencinta lingkungan.

Siapapun yang mengujungi Hutan Kota tentu terkesima melihat keindahan alamnya. kicauan burung dan lambaian angin sepoi-sepoi menambah gairah kaum hawa dan adam untuk berlama-lama untuk bercengkrama sambil melepaskan kepenatan rutinitas kerja. Ide awal pembangunan Huta Kota bermula dari Bapak Abdul Mutalib Ahmad, beliau sosok insan pencinta lingkungan yang akhirnya dianugerahi Kalpataru oleh Kementrian Lingkungan Hidup, yang akhirnya diamini oleh Bapak Ir. Mawardy Nurdin, M.Eng, Sc. Kini masyarakat Kota Banda Aceh patut bersyukur kepada Bapak Abdul  Mutaleb dan Bapak Mawardy Nurdin yang telah berhasil meristis konsep Banda Aceh Green City.
Dilahan 7 Hektar ini kurang lebih 150 jenis pepohonan ditanam dengan jumlah total saat ini mencapai 3500 pohon, termasuk tanaman buah dan tanaman langka. Hutan ini memiliki konsep wisata alam yang bermanfaat bagi masyarakat kota Banda Aceh yang memiliki fasiltas seperti Jembatan, Jalur pejalan kaki, jembatan tajuk pohon (Ramp Canopy Trail), jembatan atas bakau (Mangrove Boardwalk), area pepohonan, kolam bakau dan pembibitan ikan, juga ada taman tematik dan taman kontemplasi. 
Pohon Kenangan Bapak Presiden RI- SBY
Salah satu yang menarik perhatian masyarakat  pada Hutan Kota adalah taman tematik. Taman ini memiliki beragam tema, seperti taman tematik bambu, taman buah naga, taman tematik nusantara, taman tematik bunga dan taman tematik herbal. Untuk itu biar anda tidak penasaran, ayok rame-rame bawa keluarga berwisata Alam ke Hutan Kota, dijamin anda akan puas, lega dan bebas menikmati keindahan alamnya serta udaranya nan segar. Tidak salah kalau Hutan Kota layak dijadikan Icon Paru-paru Serambi Mekkah