Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Qatar Charity, Kelola Infaq Dermawan Qatar Bangun Aceh Sejak 2005

Kordinator Qatar Charity Aceh, Muhammad Izharsyah, Lc menyerahkan bantuan usaha pada salah satu warga
Banda AcehSemenjak membuka cabang di Aceh pada bulan Mei tahun 2005 hingga saat ini tahun 2014, Qatar Charity terus membantu masyarakat Aceh. Tercatat, Qatar Charity paling aktif eksis membantu anak yatim dan fakir miskin. 

Bahkan, bukan itu saja, sejak tahun 2007-2009, Qatar Charity mulai membangun (konstruksi) rumah sebanyak 176 unit. Tidak cukup itu, Qatar Charity juga memiliki program pemberdayaan ekononomi seperti peternakan sapi, usaha dagang, pembangunan mesjid, sekolah, Islamic Center, Sumur, para da’i, mahasiswa, penyandang cacat yang berlangsung hingga saat ini. 


Menurut Muhammad Izharsyah, Lc, Kordinator Qatar Charity Aceh, pada awal berpartisipasi membangun Aceh, Qatar Charity bekerjasama dengan Komite Kemanusiaan Indonesia untuk Aceh (KKIA) dan saat itu belum ada kantor. Baru semenjak Januari 2006 kantor di Aceh dibuka yang merupakan kantor Qatar Charity perdana di Indonesia. Dan setelah itu baru didirikan kantor Qatar Charity pusat di Jakarta.

“Alhamdulillah bantuan dari Qatar masih berlanjut di Aceh karena adanya kepercayaan mereka pada pengelola Qatar Charity Aceh. Semua ini dimaksudkan dengan tujuan membantu kelompok-kelompok fakir miskin di Aceh dan anak-anak terlantar sehingga masa depan mereka menjadi lebih baik”, ujar Izharsyah saat dijumpai Suara Darussalam di ruang kerjanya di Jl. Ir. Mohd Thaher, No. 29, Cot Mesjid, Lueng Bata, Banda Aceh, Kamis, 17/7.

Izharsyah menjelaskan, sejak tahun 2005, bantuan Qatar Charity paling banyak disalurkan untuk anak yatim, sesuai dengan keinnginan para donatur dari Qatar.

“Mungkin ini karena sudah ada nash langsung dari hadis Nabi Muhammad Saw tentang keutamaan membantu yatim. Dalam hadisnya, Nabi menjelaskan bahwa di syurga nanti beliau akan sangat dekat dengan orang-orang yang membantu anak yatim”, kata Izharsyah lagi.

Kendati demikian, kata Izharsyah, bantuan model lain juga banyak disalurkan, seperti untuk pembangunan mesjid, sekolah, Islamic Center, Sumur, Fakir miskin, para da’i, mahasiswa, penyandang cacat yang berlangsung hingga saat ini.

Selain itu, tambah Izharsyah, juga ada program musiman seperti Qurban, Zakat Fitrah dan Ifthar Jama’i (buka puasa bersama). Untuk tahun 2014 ini, untuk tahun 2014 ini, kata Izharsyah, Qatar Charity Aceh membantu sumbangan 20.000 porsi ta’jil untuk buka puasa bersama, 500 paket sembako untuk yatim dan fakir miskin binaan Qatar Charity.
 
Penyerahan santunan untuk yatim oleh kordinator Qatar Charity Aceh, Muhammad Izharsyah, Lc

Strategi Qatar Charity  menghimpun dan mengelola dana
Muhammad Izharsyah mengakui, sumber dana Qatar Charity yang dikelolanya itu berasal dari sumbangan dermawan dari kalangan masyarakat Qatar.

Lalu, bagaimana caranya sumbangan dermawan Qatar bisa sebanyak itu sampai ke Aceh dan juga ke berbagai negeri Islam lainnya? Izharsyah menjelaskan, bahwa yayasan sosial yang menggelola keuangan ummat di Qatar bekerja sangat serius dan sangat kreatif.  

“Mereka bekerja sangat keras, kreatif dan professional dalam menghimpun dana ummat untuk disalurkan kepada yang berhak di berbagai penjuru dunia”, ujar Izharsyah yang merupakan alumnus Al-Azhar Mesir ini.

Sebagai contoh katanya, yayasan sosial di Qatar bahkan sampai mampu menyediakan semacam mesin ATM yang berfungsi untuk memudahkan para dermawan menyalurkan bantuan mereka. ATM tersebut memberikan pilihan bagi dermawan untuk memberikan sumbangan dalam bentuk apapun. Misalnya si penderma ini ingin menyalurkan sumbangan makanan berbuka, atau sumbangan pembangunan mesjid, sumbangan yatim dan sebagainya.

Jadi, di mesin ATM ini sudah tersedia pilihan-pilihannya, jadi tinggal memilih saja.  Begitu juga saat ingin menyalurkan zakat, di ATM itu sudah ada pilihan model penyalurannya dalam bentuk apa, misalnya dalam bentuk pembangunan mesjid, santunan anak yatim pembangunan sumbur air dans sebagainya.

“Ini sangat memudahkan dermawan dan muzakki dan membuat mereka lebih semangat berinfaq karena langsung bisa berinfak dalam model apa yang mereka inginkan”, ujar Izharsyah.

Menurut Izharsyah, syi’ar untuk berinfaq di Qatar berjalan sangat massif sekali. Lembaga-lembaga sosial yang mengelola dana ummat berperan ekstra dalam menyampaikan nash-nash yang menjelaskan tentang keutamaan berinfak, zakat, sedekah dan sebagainya.

“Jadi, orang Qatar membantu kita karena sangat sadar akan nash-nash Alquran dan hadis Nabi Muhammad Saw misalnya untuk bantu anak yatim, bangun sumur, mesjid dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya”, ujar Izharsyah.

Saat Suara Darussalam bertanya soal Aceh, apakah sosialisasi nash-nash keutamaan bersedekah masih kurang massif, Izharsyah tidak memungkiri kenyataan tersebut.

“Di Aceh kreatifitas dalam penggalangan dana masih kurang. Begitu juga transparansi dan pertanggungjawannya yang masih lemah. Jadi kita harapkan lembaga sosial kemanusiaan di Aceh harus betul-betul kuat sosialisasi, transparansi dan pertanggungjawaban dananya seperti dengan mempublish di website  setiap proses penyaluran bantuan”, kata Izharsyah lagi.

Izharsyah mengusulkan agar lembaga-lembaga sosial kemanusiaan di Aceh bsia studi banding ke Qatar untuk memperlajari bagaimana sistem kerja lembaga sosial disana dan tingkat professionalisme mereka dalam transparansi dan pertanggungjawaban keuangan.
 
Buka Puasa bersama yang didanai Qatar Charity Aceh
Tranparansi lembaga sosial adalah hal yang mutlak
Selain itu, tambah Izharsyah, yang paling penting lagi adalah professionalisme, transparansi dan pertanggung jawaban dari lembaga sosial yang mengelola dana ummat ini.

Jadi lembaga sosial yang mengelola dana ummat di Qatar itu sangat professional, transparan dan mampu membuat laporan pertanggung jawaban yang memuaskan para donator dan dermawan. Bahkan, kata Izharsyah, para donatur bisa memperoleh informasi yang cukup jelas dan detail terkait proses penyaluran karena langsung dipublish di website lembaga.
“Proses penyaluran yang dipublish di website ini lengkap dengan daftar penerima sampai foto-foto penyalurannya”, ujar Izharsyah. [Zulkhairi]