Gubernur Aceh Beri Pemahaman Syariat Islam kepada Duta Besar Uni Eropa
Gubernur Aceh, Zaini Abdullah Menyalami Duta Besar Uni Eropa, Olof Skoog |
GUBERNUR Aceh, Zaini Abdullah dihadapan para Duta Besar Negara Uni
Eropa (UE) baru-baru ini, menegaskan bahwa penerapan syariat Islam
di Aceh seperti darah dan daging, saling menyatu dan melengkapi.
Rombongan Uni
Eropa dipimpin oleh Duta Besar Uni Eropa Olof Skoog itu didampingi Duta Besar
Republik Ceko Tomáš Smetanka, Duta Besar Italia Federico Failla, Duta Besar
Jerman Georg Witschel, serta para diplomat lainnya dari kedutaan besar Denmark,
Swedia dan Inggris
Gubernur
mengatakan bahwa penerapan syariat islam di Aceh sangat toleran, berbeda dengan
Negara Timur Tengah, “Disini umat Islam dan non muslim dapat hidup berdampingan
dengan damai karena umat Islam sebagai penduduk manyoritas di provinsi ini
sangat menghargai toleransi”ujarnya.
Mengenai maraknya pemberitaan terhadap syariat Islam, Gubernur menjelaskan bahwa Qanun itu hanya berlaku bagi umat muslim di Aceh, sedangkan non muslim dapat menjalankan ibadahnya sesuai dengan kepercayaan masing-masing “Tidak ada tekanan dan paksaan dalam menjalankan syariat Islam di Aceh”lanjutnya.
Mengenai maraknya pemberitaan terhadap syariat Islam, Gubernur menjelaskan bahwa Qanun itu hanya berlaku bagi umat muslim di Aceh, sedangkan non muslim dapat menjalankan ibadahnya sesuai dengan kepercayaan masing-masing “Tidak ada tekanan dan paksaan dalam menjalankan syariat Islam di Aceh”lanjutnya.
Zaini
menambahkan, penerapan syariat Islam di Aceh yang menyatu dengan adat istiadat telah
dicontohkan sejak kerajaan samudera pasai dan kerajaan Aceh Darussalam, bahkan
menurutnya kerajaan Aceh terdahulu memiliki relasi bukan hanya negara-negara
Islam, dengan negara bukan Islam pun ada hubungan dan itu yang ingin kita jalin
sekarang, “Para Endatu dahulu menjalin kerjasama tidak hanya dengan Negara
Middle East tetapi juga dengan Negara Barat,” lanjut Zaini.
Zaini Abdullah
menyatakan syariat Islam bukan persoalan lagi di provinsi Aceh mengingat
manyoritas penduduk di daerah ini menganut agama Islam.
Menurut Zaini
sebagai pemeluk agama Islam rakyat Aceh bertanggungjawab mengikuti
ajaran-ajaran Islam dan dalam Islam pun tidak diajarkan untuk menjadi
orang-orang yang ekstrem.
Zaini mengatakan
selama ini pihak Uni Eropa dan pihak luar belum mendapatkan informasi yang
sebenarnya terkait penerapan syariat Islam di provinsi Aceh sehingga terjadi
pemahaman yang salah, apa lagi diakui Gubernur ada sejumlah hal yang berkaitan
dengan syariat Islam cendrung dibesar-besarkan oleh media.
“Saya kira mereka
terima namun bergantung pada informasi yang diberikan, kebanyakan karena
dibesar-beserkan oleh media sehingga terjadi kesalahan pemahaman, tapi hari ini
saya bersama kepala dinas syariat Islam sudah menyampaikan semua yang berkaitan
dengan syariat Islam kepada mereka dengan baik”lanjutnya.
Duta Besar UE : Tidak Ada Masalah Dengan Syariat
Menanggapi
penjelasan Gubernur Aceh, pihak Uni Eropa mengaku pelaksanaan syariat Islam di
provinsi Aceh tidak ada menjadi masalah, asalkan rakyat Aceh memberikan
toleransi terhadap berbagai keyakinan lain yang berkembang di provinsi Aceh.
“Itu tidak
menjadi masalah asalkan kita semua bisa menjaga toleransi bagi semua keyakinan
yang ada di sini”ujarnya.
Pada kesempatan
itu Alof Skoog mengatakan tujuan utama kujungan pihaknya ke provinsi Aceh untuk
melihat langsung perkembangan Aceh pasca tsunami dan damai, terutama yang
berkaitan dengan isu-isu pembangunan perekonomian, tata pemerintahan,
pelaksanaan peraturan daerah dan persoalan lingkungan.
Hal senada
dikatakan Duta besar Jerman Georg Witschel, ia mengakui pihaknya tidak akan
terlibat lebih jauh terkait penerapan syariat Islam di provinsi Aceh, Uni Eropa
menyerahkan sepenuhnya pelaksanaan Syariat Islam kepada pemerintah Aceh dan
pemerintah Indonesia. Bahkan Georg mengakui kedatangan pihaknya ke Aceh tidak
semata-mata untuk membicarakan tentang syariat Islam.
“ Tujuan kami
kesini bukan semata-,mata untuk itu, masih banyak hal lain yang perlu
dibicarakan di Aceh ini, terkait syariat Islam kita serahkan kepada pemerintah
disini”ujarnya.[Abi Qanita/Suara Darussalam]