Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penggunaan Bahasa Asing di Banda Aceh Dipantau IKAT



Banda Aceh - Dalam jangka waktu sebulan penuh sampai dengan tanggal 18 September 2014 yang akan datang, Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh dengan rekomendasi dari Disdikpora Banda Aceh melakukan monitoring (pemantauan) terhadap penggunaan bahasa asing (Arab dan Inggris) di lingkungan sekolah dalam kota Banda Aceh, dari jenjang pendidikan SD s.d SMA, dengan total 171 sekolah.

Monitoring dengan metode observasi ini akan memfokuskan penilaian dengan mengamati ketampakan fisik dari tulisan-tulisan yang ada, baik berbentuk pamphlet, tulisan di dinding dan bentuk tulisan (media) lainnya.  

“Sasaran kita beberapa aspek penggunaan bahasa asing, diantaranya: aspek tulisan, penerjemahan, subtansi dan tasykil (pemberian baris). Selain itu juga akan menganalisa penggunaan sesuai kategori dan klasifikasi jenis tulisan ayat-ayat Al-qur’an, Hadits Nabawi, Do’a maupun pribahasa (mahfudhat) dan lain-lain,” UJAR M. Fadhil Rahmi, Ketua IKAT Aceh kepada Suara Darussalam Online.

Menurut Fadhil, ide awal berangkat dari pantauan secara acak yang dilakukan masih ditemukan kesalahan yang beragam. Kesalahan yang paling menonjol adalah penerjemahan yang masih kurang tepat, disamping juga kesalahan penulisan. “Dan dari beberapa sekolah yang sudah disurvey, hal tersebut terbukti adanya,” pungkas Fadhil.
Direncanakan, setelah Tim Penyunting Ahli melakukan ishlahat (pembetulan) dan koreksi terhadap temuan-temuan monitoring, hasilnya nanti akan diserahkan kepada pihak sekolah yang menjadi objek monitoring melalui Walikota dan Disdikpora untuk dilakukan perbaikan.
Tim penyunting Ahli terdiri dari para pakar bahasa Arab dan bahasa Inggris termasuk H. Ivan Aulia Trisnadi, MA yang baru-baru ini mendapat predikat tertinggi dibidang bahasa Arab di Universitas Alazhar.
“Untuk bahasa Inggris, kita percayakan kepada Fikri Sulaiman, kandidat doktor Bidang Komposisi dan TESOL di Indiana University of Pennsylvania, Amerika sebagai koordinator tim,” ungkap Fadhil.
Kegiatan ini selain sebagai tanggung jawab moral, juga sebagai bentuk kontribusi terhadap dunia pendidkan dan demi menunjang serta mendorong peningkatan kualitas pendidikan, juga implementasi peran serta masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan sesuai dengan amanat UU Sistem Pendidikan Nasional. [Zulkhairi]