Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Santri Aceh Diharapkan Mampu Bersaing pada Even MQKN di Jambi



Tgk Mulyadi Nurdin saat membekali peserta di UPTD PPQ sore Sabtu (30/8). [Foto Yakub/aceh.kemenag]

Banda Aceh - Jelang even Nasional MQK di Jambi,  Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd mengharapkan agar santri Aceh mampu bersaing di level nasional Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) ke V yang akan dilangsung di Provinsi Jambi pada 1 Septmber 2014.
 
Hal ini diungkapkan Ibnu Sa’dan saat membuka kegiatan pembinaan dan pembekalan 41 santri yang akan tampil di even nasional Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) di aula LPTQ Dinas Syari’at Islam, Prov. Aceh, Rabu malam (28/8).

Kegiatan yang melibatkan Badan Pembinaan Pendidikan Dayah (BPPD) Aceh ini diselenggarakan dari 28 sampai dengan 30 Agustus 2014. Para santri ini dibekali oleh para pakar di bidangnya, baik ahli tafsir, bahasa Arab, Nahwu, Saraf, Tarikh dan sebagainya.

Dalam sambutannya, Ibnu Sa’dan mengatakan, tidak bisa kita pungkiri, bahwa musabaqah ini penting karena langsung berkaitan dengan tradisi kitab kuning yang telah lama ada dan hingga kini terus bertahan dan berkembangan di pesantren atau dayah-dayah.

“Patut kita catat, bahwa pengajaran kitab kuning di pesantren merupakan salah satu fungsi pesantren dalam rangka melestarikan serta mengembangkan warisan pengetahuan keIslaman yang diperoleh secara turun temurun dari generasi ash-shalafushshalih,” ujar Ibnu Sa’dan.

Lebih dari itu, kata Ibnu Sa’dan, melalui tradisi pembacaan dan pengkajian kitab kuning di pesantren seperti itu, doktrin- doktrin dalam kitab kuning yang bersumber dan merujuk pada al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber utama, menjadi ruh dan jiwa yang menggerakkan dan mengarahkan kehidupan di pesantren.

Ibnu Sa’dan melanjutkan, Lebih dari itu, tradisi kitab kuning juga mendasari bangunan keIlmuan yang dikembangkan pesantren. Dan melalui pewarisan seperti itulah seluruh khazanah keIlmuan Islam yag dihasilkan oleh ulama salaf bisa diterima, dikaji dan dijaga keasliannya.

Ibnu Sa’dan juga mengatakan, kita sadar, bahwa pesantren telah lama hadir di nusantara ini dengan meneguhkan bacaannya pada kitab-kitab kuning yang menjadi rujukan dalam musabaqah ini, sehingga kita harapkan akan melahirkan santri-santri yang santun seperti yang dibahas dalam Kitab Ta’lim Muta’lim,  santri yang berfikir rasional sebagaimana harapan dari proses pembelajaran kitab Mantiq, santri yang zuhud sebagaimana yang ditulis Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin, santri yang mampu memahami pesan-pesan al-Qur’an, serta tentunya santri yang mampu menjawab berbagai tantangan zaman berdasarkan perspektif ajaran Islam.

Di akhir sambutannya, Ibnu Sa’dan mengajak para santri yang akan berlaga di Jambi ini untuk mengembalikan nama besar Aceh dalam setiap even nasional.“Dan dengan pembekalan yang akan diselenggarakan ini, kita semua mengharapkan hasil terbaik nantinya,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu telah diselenggarakan MQK Tingkat Provinsi Aceh dimana juara umum diraih oleh Kabupaten Bireuen. Para peserta terbaik inilah yang dikirim ke Provinsi Jambi. [Zulkhairi]