Teuku Farhan: Aceh Harus Bendung Efek Negatif Google
Teuku Farhan |
“Konsekuensinya seperti umumnya produk teknologi tentu banyak
hal yang bermanfaat yang kita peroleh dari google karena mempersingkat waktu
pencarian dalam mencari informasi. Selain tentunya ada dampak negatif yang
timbul seperti bercampurnya informasi yang positif dan negatif.
Namun, poin
penting disini yang merupakan hal positif dari kehadiran Internet dan
Google adalah terbukanya akses pendidikan”, ujar praktisi IT Aceh, Teuku Farhan kepada Suara Darussalam di Banda Aceh, Jum’at,
(28/8).
Namun, sayangnya, kata Teuku Frahan, yang terkesan bagi sebagian
pengguna, konten-konten internet di google sebagian besar bermuatan informasi
negatif. Ini bisa dimaklumi karena
Google terikat dengan aturan di negara si pencipta Google, Amerika. Karena di
Barat kulturnya beda dengan kita di timur maka informasi yang disediakan, bisa
negatif menurut kita tapi positif menurut mereka.
“Padahal belum
tentu pengguna mencari informasi negatif tapi akibat kesalahan Google dan
pemilik konten negatif sehingga pengguna terjebak dalam mengakses konten
negatif”, ujarnya lagi menambahkan.
Solusi membendung efek negatif Google
“Lalu,
apa solusinya?”, tanya Suara Darussalam.
Menurut Teuku Farhan, ada beberapa solusi untuk membendung efek negatif Google.
Pertama,
ilmu, belajar ilmunya dulu sebelum
berselancar di Internet, pengguna perlu menjaga prinsip kehati-hatian
dalam berselancar di Internet, jangan asal klik. Belajar resiko mengakses
konten negatif, selain merusak jaringan otak juga dapat merusak perangkat
komputer atau ponsel pintar karena asal klik maka link yang dituju dapat
menyebarkan virus sehingga berisiko menghilangkan data-data dalam perangkat
yang kita gunakan.
Kedua,
jangan hanya mengandalkan google untuk mencari informasi tapi kunjungi juga
situs internet rujukan yang terpercaya. Gunakan layanan google yang bermanfaat
lainnya seperti layanan email, layanan komputasi awan (menyimpan dokumen,
mengetik surat, membuat presentasi lewat Google Docs).
Biasakan
langsung mengetik alamat website yang dituju, jangan manja. Banyak saya amati,
hanya untuk mengunjungi situs facebook saja mesti lewat google dulu padahal
cukup ketik pada kolom url browser facebook.com.
Teuku Farhan mengakui, saat ini
teman-teman di Komunitas Masyarakat Informasi dan Teknologi (MIT)
sedang berupaya menerapkan Internet positif pada sekolah dan dayah dengan cara
menerapkan halaman berisi tautan situs-situs internet yang positif sehingga
para siswa, santri hanya dapat mengakses situs yang direkomendasikan oleh pihak
sekolah atau dayah setempat.
“Jadi,
jangan sampai bergantung 100 persen pada google, kata guru-guru kita juga
bergantung kan hanya kepada Allah swt jangan kepada selain-Nya seolah-olah kita
tidak bisa hidup tanpa google”, terang Teuku Farhan. [Zulkhairi]