Kuliah Umum di UIN Ar-Raniry: Kiblat Studi Islam Jangan Lagi Ke Barat
Mahasiswa UIN Ar-Raniry mendengar kuliah umum yang disampaikan Dr Syamsuddin Arif, MA |
Banda Aceh - Kiblat studi Islam di kalangan Perguruan Tinggi
Islam selama ini dianggap telah mengalami misorientasi (kehilangan tujuan) dan disorientasi
(kesalahan tujuan). Perguruan Tinggi Islam realitasnya lebih berkiblat ke
nagara-negara Barat dalam wacana studi Islam ketimbang ke negara-negara Islam
sehingga menyebabkan terjadinya dekonstruksi (kerusakan) studi Islam.
Hal ini disampaikan
Dr Syamsuddin Arif, MA, profesor madya dari International Islamic University of
Malaya (IIUM) saat mengisi kuliah umum dihadapan ratusan mahasiswa UIN
Ar-Raniry di Gedung B Fakultas Tarbiyah, (09/11).
Menurut Syamsuddin Arif, reorientasi studi Islam harus diarahkan ke Timur
Tengah sehingga perguruan Tinggi bisa menyusun wordview (cara pandang Islam)
dalam melihat berbagai persoalan berdasarkan ajaran Islam, bukan dalam
perspektif orientalis.
Dosen IIUM yang
menguasai banyak bahasa dunia ini bahwa orientalisme dan diabolisme adalah
kelanjutan dari penjajahan atau imperilisme Barat terhadap dunia islam yang
telah dimulai semenjak abad ke 15 Masehi. Oleh karena itu setiap umat Islam khususnya
mahasiswa sebagai calon intelektual ke depan harus lebih paham akan hal ini,
agar kemudian ummat islam bisa bangkit dari penjajahan masa kini.
Pasalnya, paham
orientalisme telah menjadi faktor utama pemicu keragu-raguan umat Islam
terhadap ajaran Islam sehingga melahirkan berbagai produk pemikiran yang
menyimpang.
Kuliah umum yang dimoderatori
oleh Ust. Yusran Hadi, Lc, MA. Ketua Majelis Intelektual Ulama Muda Indonesiaa
(MIUMI) Aceh yang juga dosen UIN Ar-Raniry ini bertema “Orientalisme dan Diabolisme Intelektual” dan
diselenggarakan oleh Dewan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN Ar-Raniry bekerja
sama dengan Gerakan Indonesia Tanpa JIL dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Indonesia (KAMMI) Aceh dan berlangsung di aula gedung B fakultas Tarbiyah UIN
Ar-Araniry.
Sementara itu, Pembantu
Dekan III Fakultas Tarbiyah UIN Ar-Raniry, Dr. M. Syahbuddin Gade, MA, saat
membuka acara menyampaikan pentingnya para mahasiswa untuk memahami studi
orientalisme dalam Islam. Karena orang-orang Barat melakukan penghancuran ummat
islam tidak lagi dengan perang akan tetapi serangan terhadap pendidikan dengan
melakukan disorientasi pengetahuan misalnya banyak studi tentang hadis pada
akhir abad ini dibuat oleh orang-orang barat dengan pemahaman barat itu
sendiri.
“Padahal itu jauh berbeda
dengan tujuan dan pandangan Islam”, ujar Syahbuddin. [Zul/Dar]