Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Alquran Menjawab Kegalauan


Foto Ilustrasi Galau
Oleh: Mustafa Woyla
Dunia nyata dan dunia maya benar-benar di banjiri dengan kata-kata GALAU. Belakangan ini, kata galau dengan mudah kita dapati dalam berbagai kesempatan. Kita bisa mendengarnya saat bertemu dengan sahabat atau membaca status jejaring sosial seperti Facebook dan Twiter atau lainnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, galau diartikan sebagai kacau tidak keruan (berpikir). Kata ini sebelumnya tidak begitu familiar di telinga kita tapi akhir-akhir ini, muda-mudi sangat sering mengunakan kata Galau.

Biasanya kata yang satu ini muncul dikarenakan putus pacar, keinginan yang tak tersampaikan atau kesedihan yang merundung de el el (kata lain dari DLL).

Kemudian salah satu penyebabnya adalah media. Disini yang berperan Televisi, sebut saja acara Galau Nite Metro TV, The Hits Trans TV bahkan operator telepon seluler pun nmeluncurkan Kartu IM3 Anti Galau.

Perlu kita ketahui, dalam dunia bisnis mengikuti pangsa pasar sudah suatu keharusan jika tidak perusahaan akan bangkrut gulung tikar. Dari sinilah kita ketahui remaja atau orang dewasa sekarang banyak dihantam oleh kegalauan, seiring para pengusaha banyak membuat program anti galau.

Pada hakikatnya, semua kita tidak senang dengan kata-kata galau karena konotasinya tidak baik, dimana orang galau (Galauwer) biasanya orang yang tidak bisa menyeimbangkan beban hidup dengan kemampuan rohani batiniah sehingga jiiwanya acapkali dirundung kegalauan.

Lalu apa solusi yang Allah berikan kepada Galauwer?
Al-Qur’an adalah mukjizat teragung yang tak akan terkalahkan sampai kapanpun. Pengkuan ini bukan berasal dari muslim saja bahkan non muslim sering kali menjadikan acuan penemuan ilmiah mereka. Seperti penemuan embriologi, ternyata Al-Qur’an dengan gamblang menjelaskan dalam surat Al-alaq.

Allah ta’ala berfirman; “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS ar-Ra’du:28).

Nah, Dalam ayat ini ternyata Rabbunallah Azzawajalla mengaitkan tentram dengan beriman. Lawan kata dari iman adalah tidak beriman atau lemah. Lawan kata galau adalah tentram atau damai.

Selanjutnya, mari kita lihat sifat iman. Al-iman yaziid wa yanquus, artinya; Iman bisa naik bisa juga turun. Jadi, ketika kita dirundung masalah, tensi iman kita rendah bisa berpeluang besar kambuh penyakit GALAU. Kemudian Allah juga mengingatkan Galauwer, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.

Jika itu jawaban pasti dari Allah kenapa kita mesti galau segala. Kan ada Allah tempat curhat kita. Bangun tengah malam ketika sepi setelah tahajud bermunajah kepada Allah, laporkan semua kegalaun kita. Bukankah Allah Hasbiyallah ni’mal maula wa ni’mal maukil (Allah sebaik-baik tempat menyerahkan segala urusan).

Dalam surat Al-Baqarah, Allah juga menyinggung sebuah keseimbangan lewat firmannya; “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu.” (QS.Al-Baqarah:152).

Kita ketahui orang galau kurang mengingat Allah. Otomatis Allah juga kurang memperhatikan kita kecuali dengan sifat Rahman-Nya.

Akhirnya penulis pesankan, dalam diri manusia ada dua sisi, yakni jasmaniah dan rohaniah. Jika salah satunya tidak terpenuhi, meraka akan berontak. Berontak jasmani seperti lapar, dahaga dan sakit badan. Berontak rohani berupa linglung atau galau.

Jadi kalau ketemu orang, gak usah bilang Wow gitu, tapi beri ia Mushaf Alquran dan ingatkan dia untuk memperbanyak mengingat Allah SWT. 
Editor: Muhammad Chaldun