Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ikatan Alumni Timur Tengah Aceh: Pemimpin Harus Sadar Bahaya Pemurtadan



Tgk Fadhil Rahmi, Lc
ISU pendangkalan aqidah di bumi Serambi Mekkah memang tidak habisnya. Beberapa hari lalu ditemukan paket buku, sekeping compact disc (CD), beserta selebaran berisi ajaran agama tertentu di lintas barat Aceh, tepatnya di Gampong Nipah, Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya, Senin (1/12). 

Dalam waktu yang bersamaan, paket serupa ditemukan di Pidie Jaya, tepatnya di Gampong Dayah Kruet-Kuta Baroh, Kecamatan Meurah Dua. Penemuan tersebut sudah sangat meresahkan, dikhawatirkan telah diedarkan seluruh kabupaten/kota se- Aceh.

Tiga hari berselang, pada Kamis (4/12) buku pendangkalan akidah juga telah beredar di sejumlah desa di Kabupaten Bener Meriah, seusai ditemukan di Aceh Tenggara (Agara) dan sejumlah kabupaten/kota lainnya di Aceh.

Menyikapi maraknya usaha-usaha pendangkalan aqidah tersebut, IKAT (Ikatan Alumni Timur Tengah) Aceh mengecam segala bentuk aktivitas dan upaya pemurtadan di Aceh yang dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab tersebut. 

"Berhentilah mengobok-obok Aceh, secara undang-undang sudah salah, karena dilarang menyebarkan agama kepada orang yang sudah memiliki agama," kata ketua IKAT Muhammad Fadhil Rahmi secara tertulis kepada media ini.

Pihaknya juga meminta penegak hukum mengusut tuntas para pelaku yang melakukan upaya-upaya penistaan terhadap agama Islam. Menurutnya, penistaan agama sudah jelas-jelas melanggar hukum. Pihaknya mendorong penegak hukum untuk segera mengungkapnya.

“Kita minta kepada para pemimpin di nangroe syariat untuk mengambil langkah-langkah kongkrit menghadapi masalah ini,” imbuhnya.

Katanya, hal seperti ini bukan lagi cerita baru di Aceh. Sudah banyak fakta-fakta sebelumnya yang terjadi. Kalau terus dibiarkan dikhawatirkan aqidah generasi muda Aceh ke depan telah dipengaruhi oleh misionaris-misionaris.

“Para pemimpin harus sadar terhadap bahaya ini. Pemimpin harus peka dan perlu langkah-langkah terpadu, setidaknya ada rapat koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mencari solusi terhadap masalah ini," jelasnya panjang lebar.

Kepada umat Islam ia mengajak merapatkan barisan melawan bentuk-bentuk tindakan penistaan agama tersebut. Islam tidak pernah menganggu agama lain, begitu juga sebaliknya ia meminta agama lain jangan pernah mengusik Islam.

 "Dari desa hingga perkotaan, ulama hingga masyarakat biasa, semua kita punya tanggung jawab bersama untuk menutup dan meminimalisir kemungkinan para aktivis-aktivis pemurtadan masuk dan beraktivitas,” tukasnya.

Terakhir, atas kejadian ini ia mengimbau kepada Muslim di Aceh menjadikan sebagai momentum bersatu melawan tindakan-tindak tak bermoral tersebut. Pendangkalan aqidah merupakan musuh bersama.  [Hayatullah Pasee]