Fatin Shidqia Lubis, Kagumi Perempuan Aceh Gemar Berjilbab
“Setelah pakai hijab rasanya gak kayak dululah, kayak gerah gitu. Hijab sekarang banyak gaya-gaya yang bagus juga. Gak ada ruginya gitu. Jadi malah bertambah rezekinya,” ujar Fatin mengakui. |
Tampil percaya diri dengan menggunakan gaun muslimah,
gadis pemilik suara merdu itu mampu menghipnotis ribuan orang yang memadati
aena Festival Seni dan Budaya Islami di Taman Sari, Pusat Kota Banda Aceh.
Si pemilik suara merdu itu adalah Fatin Shidqia Lubis, pemenang “Audition On X Factor Indonesia” 2013. Gadis kelahiran Jakarta, 30 Juli 1996 ini menyempatkan diri berbincang-bincang dengan Suara Darussalam dan beberapa awak media lainnya di Hotel Hermes Palace.
Malam itu ia mengenakan gaun putih berbunga-bunga, dipadu dengan jilbab warna biru toska. Ia tampak begitu ramah dengan senyumnnya yang khas.Fatin mengaku kagum terhadap Aceh ketika pertama menginjakkan kakinya di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM).
Kesan pertama di bandara, Fatin bertemu dengan seorang tukang parkir, dengan logat keacehannya tukang parkir menyampa Fatin dan menanyakan sesuatu tentang kehadirannya di provinsi paling ujung barat Indonesia itu.
“Cara ngomongnya
gimana gitu. Itu kek beda banget. Tapi itu bahasa Indonesia. Dia ngomongnya
dengan ala-ala Aceh. Lucu aja sih,” kata Fatin sambil tersenyum lebar.
Sejak belasan tahun
Silam, Aceh diberlakukan syariat Islam, meski belum berjalan secara kaffah,
setidaknya Aceh sudah berupaya menerapkannya. Nah, bagi Fatin sudah
sewajarnya Aceh menerapkan aturan tersebut, pasalnya di Aceh mayoritas penduduk
beragama Islam.
Dengan syariat Islam,
menurut Fatin Aceh harus tampil beda dengan daerah lain. Katanya, Fatin punya saudara yang
sedang kuliah di Aceh, dan sering cerita tentang syariat Islam di provinsi ini.
Perempuan semua menutup aurat dan berjilbab. Atas dasar itulah membuat Fatin
sangat mengagumi Aceh.
Oleh sebab itu, Fatin sangat mendukung
perlaksanaan syariat islam tersebut. Ia tak lupa mengajak anak muda Aceh untuk patuh terhadap
peraturan yang telah diterapkan. Karena katanya aturan yang dibuat tersebut
demi kebaikan masyarakat itu sendiri dan tetap saling menghargai.
“Patuhin aja sih.
Semua itu sudah yang terbaik, terus bersyukur sudah dibikin aturan begitu.
Menurut aku syariat Islam di Aceh nggak ada buruk-buruknyalah,” ujar gadis berusia 17 tahun itu.
Semenjak tampil
perdana di layar kaca ajang X Factor 2013, jilbab tidak pernah lekang dari Fatin. Bahkan sekarang ini ia menjadi
ikon wanita muslimah, terutama fatinistic seantero Indonesia. Lalu apa yang
memotivasi Fatin terus konsisten memakai jilbab? Baginya jilbab adalah
kewajiban bagi muslimah untuk menutup aurat.
Meskipun waktu kelas
satu SMP katanya sempat tidak memakai jilbab, namun sejak masuk SMU ia mulai
mencoba menggunakannya. Kalau tidak dicoba waktu SMU, katanya tidak ada waktu
lagi buat mencoba membiasakan, dan akhirnya terbiasa dengan hijab.
“Setelah pakai hijab
rasanya gak kayak dululah, kayak gerah gitu. Hijab sekarang banyak gaya-gaya
yang bagus juga. Gak ada ruginya gitu. Jadi malah bertambah rezekinya,”akuinya.
Walaupun Fatin baru
pertama kali ke Aceh, namun ia mengakui Aceh sering didengar dan
merasa begitu dekat.
Ia bersyukur sekali dapat menginjakkan kakinya di tanah yang berjulukan Serambi Mekkah tersebut.
Apalagi katanya, ia
diundang pada acara yang spesial yaitu ajang Festival Seni dan Budaya Islami
2014. Jadi bagi Fatin suatu kehormatan ia diizinkan membawakan tembang-tembang
pilihannya di kota yang dikaguminya.
Fatin sudah sering
mendegar lagu Aceh berjudul bugong jeumpa, walaupun tidak bisa menyanyikan,
tapi ia sudah merasa akrab dengan irama lagu etnik tersebut.
“Yang aku tahu cuma
irama lagu Bungoeng Jeumpa. Naa nananaa
nanaanaa. Naa na na naa. Pas TK aku pernah belajar itu,”ungkapnya sambil
memperagakannya.
Manggung di Aceh,
Fatin sempat membawakan enam lagu. Kebanyakan lagu-lagu di album Fatin Voice,
sisanya yang dicover pada X Factor. Walaupun Fatin tak membuat fatinistic Aceh
puas karena sedikit lagu yang ia nyanyikan, setidaknya ia telah menjamu para
penggemarnya di tanah rencong.
Selama di Aceh, Fatin
sudah mengunjungi tempat-tempat bersejarah, salah satunya museum tsunami.
Selain itu penggemarnya di Aceh cakep-cakep. Terus tidak tegang, fleksibel,
dan mereka ramah-ramah.
Meskipun baru siap
diguyur hujan, Taman Sari dipenuhi fatinistic Fatin. Antusiasme penggemarnya
mengalahkan kedinginan malam itu. Apalagi ketika Fatin menyanyikan lagu
“Memilih Setia” semua penonton ikut menyanyikan sambil melambaikan tangan.
Beberapa lagu sempat
didendangkan putri dari pasangan Bahari Lubis dan Nursea yaitu Perahu Kertas, Proud
Of You Moslem, Cahaya di Langit itu, Dia Dia Dia, dan Grenade Bruno Mars.
Sekilas Tentang
Festival Kesenian Islami
Kepala Dinas
Kebudayaan dan pariwisata Kota Banda Aceh, Drs T Samsuar M Si dalam laporannya
mengatakan festival ini dimeriahkan berbagai kesenian Aceh dan kesenian Islami
serta penampilan para pelaku seni dari berbagai sanggar di Banda Aceh.
“Ada beberapa
kegiatan yang kita siapkan, ada festival music religi, lomba mewarnai, lomba
tahfidz 30 juz, dai cilik dan training keluarga Islami,” ujar Samsuar.
Selain itu, di arena
Festival ini juga ada stan-stan yang menawarkan berbagai macam produk kepada
para pengunjung.
Ajang Festival
Kesenian Islam yang digelar oleh Disbudpar Kota Banda Aceh juga menghadirkan
artis nasional, Fatin Sidqia Lubis. Fatin tampil di hari kedua penyelenggaraan,
tepat pada pukul 21.00 sampai dengan 22.00 WIB..
Selain Fatin, ajang
ini juga menampilkan Guavana Band dan dai muda asal Lhok Seumawe, Fadhli AKSI,
dan beberapa hiburan islami lainnya.
Festival ini dibuka
Asisten Keistimewaan Ekonomi dan Pembangunan Setdakota Banda Aceh, Ir Bahagi.
Bahagia menngatakan Kebudayaan Aceh adalah modal besar dalam mendukung
peningkatan industri pariwisata Banda Aceh yang terus tumbuh dan berkembang.
Kegiatan ini,
diharapkan dapat menjadi media promosi terhadap kebudayaan Aceh di dunia
internasional mendatang. Hayatullah Pasee