Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

[Visit Aceh Year] Syariat Islam Bukan Penghalang Bagi Wisatawan


Para Muslimah bercadar berjalan di depan Mesjid Raya Baiturrahman. Foto: Google
















SuaraDarussalam.id - Dengan identitas ini, kami akan terus membangun hubungan konstruktif dengan berbagai pihak. Kami bangga dengan kekhususan kami, sebagaimana  negara lain juga bangga dengan identitasnya. Seperti Amerika bangga dengan slogannya We keep America on Top of the Word dan Jerman dengan deutschland uber alles nya”.

Pemerintah Aceh meyakini pelaksanaan syariat Islam bukanlah penghalang untuk menarik kunjungan  wisatawan baik nusantara maupun mancanegara   ke Aceh. Implementasi syariat Islam justru mendukung perdamaian Aceh, dan dengan semangat perdamaian inilah Pemerintah Aceh siap menyambut para tamu yang datang ke provinsi yang dijuluki Serambi Mekkah ini.

Saat membuka Tourism Indonesia Mart and Expo (TIME), Gubernur Aceh, Zaini Abdullah mengatakan untuk memajukan pariwisata, Aceh menonjolkan wisata religi, selain juga mengembangkan wisata tsunami, sejarah dan gerilya,  “Dengan semua keunikan itu kami memastikan kalau Aceh punya kawasan wisata yang sangat spesifik, sama dengan Bali yang mengandalkan wisata budayanya, ” kata Gubernur menambahkan.

Menurut Zaini Abdullah, sebagai salah satu tujuan wisata di Indonesia Aceh punya beberapa kawasan yang menonjol yang selama ini menjadi tujuan wisatawan dunia, 

“Pada tahun 2008, Great Britain Publishing memberi gelar Pulau Weh (Sabang) sebagai 'The Gold Island' untuk pulau ini dan memasukkan Sabang dalam daftar 501 yang harus dikunjungi di dunia, meski  kini Sabang telah menjadi salah satu destinasi persinggahan kapal pesiar dari berbagai negara dunia,” lanjutnya.

Zaini menambahkan Sektor pariwisata berperan besar mendukung kemajuan Aceh secara umum. Dengan bangkitnya sektor ini, maka Pemerintah Aceh mampu memperkuat pembangunan ekonomi, meningkatkan investasi, mempererat kesatuan dan persatuan bangsa dan memberi motivasi untuk melestarikan  seni budaya dan lingkungan.

Zaini menjelaskan, Aceh punya modal lebih dari cukup untuk sektor pariwisata, dan setidaknya punya lebih dari 801 objek wisata yang menarik untuk dikunjungi, mulai dari wisata alam, wisata seni dan budaya, dan wisata religi, “Alhamdulillah, perlahan tapi pasti, upaya kita mulai menunjukkan hasil, sebagai gambaran pada tahun lalu kunjungan wisatawan ke Aceh mencapai 1,2 juta orang, dan kami berharap pada tahun ini bisa meningkat menjadi 1,5 juta orang," kata gubernur menyebutkan.

Sementara itu,  Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Jamal menegaskan Syariat Islam bukan sebuah penghalang bagi Aceh untuk berhubungan dengan dunia luar, terutama dengan negara-negara yang mayoritas rakyatnya non muslim.

Illiza menjelaskan kearifan lokal menjadi modal bagi Pemerintah dan warga Kota dalam membangun Banda Aceh sebagai Model Kota Madani dalam bingkai Syariat Islam.

Kata Illiza, Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin, dimana dalam Islam diatur tata hubungan dalam berbagai aspek, bukan hanya antar muslim dengan muslim, tapi juga dengan non muslim, “Dengan identitas ini, kami akan terus membangun hubungan konstruktif dengan berbagai pihak. Kami bangga dengan kekhususan kami, sebagaimana  negara lain juga bangga dengan identitasnya. Seperti Amerika bangga dengan slogannya We keep America on Top of the Word dan Jerman dengan deutschland uber alles nya” ungkap Illiza.[Abi Qanita]