IPSA Kutuk Pengebom Makam Imam An nawawi
Sekretaris Umum IPSA dan Jubir FPI Aceh |
Banda Aceh- Ikatan
Penulis Santri Aceh (IPSA) mengutuk
siapa pun pelaku pengeboman makam Imam Nawawi di Suriah sebagaimana diberitakan
beberapa media online ternama (7/1/15). Apapun alasannya, tidak bisa dibenarkan
atas tindakan bar-bar yang melampaui batas kemanusiaan. Demikian rilis Tgk
Mustafa Husen Woyla yang dikirim ke Suara Darussalam.
“Kami
sangat berduka cita atas kejadian yang mencoreng nama Islam. Insiden ini juga gambaran dari betapa picik cara berfikir
aliran sempalan yang mengaku mengikuti jejak nabi secara totalitas tersebut,”
terang Mustafa.
Entah
apa yang ada di benak meraka yang mengaku muslim tapi tega mengebom makam ulama
Syafiyyah terkemuka sekaliber imam An nawawi. Mungkin ada benarnya kata orang aliran Wahabi Fundamental membabi
buta menghancurkan situs-situs Islam yang dianggap ada unsur syirik versi
tafsir mereka. Tak peduli benda hidup atau benda mati. Semua dimusuhi jika
bersebrangan dengan ajaran mereka. Tambah Mustafa.
Sektaris
Umum IPSA memperjelas, arti Imam An nawawi
bagi kalangan dayah, pemilik nama lengkap Al-Imam al-Allamah Abu Zakaria
Muhyuddin bin Syaraf an-Nawawi ad-Dimasyqi adalah ulama yang sangat produktif
dalam bidang menulis. Beliau juga Mujtahid Tarjih dalam Fikih Syafi’iyyah
setingkat dengan Bukhari dalam ilmu hadist.
Semua
dayah Salafiyah (tradisional) di Aceh bahkan di Indonesia menjadikan karangan
beliau “syarh minhaj” atau lebih dikenal di Aceh kitab Mahalli sebagai
kitab pelajaran wajib. Beliau adalah adalah penyuluh dalam mazhab Syafi’i.
Akhirnya
kita berharap, berkaca dari kasus di atas. Diharapkan kepada segenap lapisan masyarakat Indonsia mesti
mewaspadai aliran yang melarang berziarah secara mutlak bahkan mengganggap
syirik karena bisa memicu konflik Horizontal antar sesama muslim. Coba
bayangkan jika di Indonesia yang bom makam Wali Songo, Makam Soekarno, Makam
Gusdur dan seterusnya. Sungguh sangat mengerikan. Tutup Mustafa yang juga
menjabat sebagai Jubir FPI Aceh.
Editor: Muhammad Chaldun