Lembaga Studi Islam di Belanda (NISIS) Kunjungi UIN Ar-Raniry
AR-RANIRY| Netherland Interuniversity School for Islamic Studies (NISIS) melakukan
kunjungan akademik ke kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda
Aceh, Jumat (16/1/2015). Pertemuan itu dipimpin langsung oleh Rektor UIN
Ar-Raniry di Ruang Sidang Biro Rektor.
Rektor UIN
Ar-Raniry Prof. Dr. H. Farid Wajdi Ibrahim, MA dalam pertemuan itu mengatakan,
pihaknya menyambut baik atas kunjungan yang dilakukan NISIS ke Kampus UIN
Ar-Raniry, apalagi kunjungan itu terkait dengan program kerja sama untuk
meningkatkan mutu pendidikan di kampus yang dipimpinnya.
“Kerja sama ini
nantinya akan ditindak lanjuti antara UIN Ar-Raniry dengan NISIS, terutama pada
bidang program doktor dan riset, ini juga dalam rangka menyahuti program
Kementerian Agama RI yang akan mengirimkan 1000 doktor ke kampus-kampus ternama
di seluruh dunia, ujar Farid dalam siaran pers yang diterima Suara Darussalam.
Rektor
menambahkan, program ini telah telah di launching oleh presiden Jokowi, ini
merupakan program diktis, jadi ada seribu orang yang akan diberikan kesempatan
untuk melanjutkan program doktor, program ini direncanakan akan berlanjut
setiap tahunnya, jadi dari total seribu orang itu sekitar 30 persennya akan
dikirim ke Belanda dan Canada, saat ini data sudah ada dari kementerian dan
sekarang bagaimana kita (UIN Ar-Raniry) mempersiapkan orang.
“Ini kesempatan
baik, lebik kurang UIN ini akan mendapat kesempatan lebih kurang sepuluh orang
setiap tahunnya, hanya saja kita akan mempersiapkan orang sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan oleh Kemenag RI, jika UIN Ar-Raniry memiliki
orang yang memenuhi kriteria, dipastikan akan tidak kurang dari sepuluh orang
akan berangkat dengan program itu,” tegas Ketua Furum Rektor PTAI Indonesia.
Prof. Dr Léon
Buskens, mengatakan, selama ini kerjasama antara Indonesia dan Belanda telah
menjalani sejarah panjang dan ke depan akan ditindak lanjuti kerjasama, yang
akan dimulai setelah pertemuan dengan pihak diktis kementerian agama RI
nantinya, diantaranya terkait dengan program 1000 doktor Kemenag RI, yang
diperkirakan minimal 35 orang akan dikirim ke Belanda.
“Kami telah
berkunjung ke Kementerian Agama RI dan beberapa kampus di Indonesia,
diantaranya UIN Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Jogakarta, IAIN Imam Bonjol Padang
dan UIN Ar-Raniry Banda Aceh, empat universitas ini yang akan mejalin
kerjasama,”ujarnya.
Dijelaskan
bahwa, NISIS itu merupakan Fakultas atau sekolah riset yang merupakan
kolaburasi Sembilan universitas yang ada di Belanda yang fokus pada kajian Islam,
artinya semua fakultas ini ada kajian Islam dan masyarakat muslim, kemuadian
tujuannya itu adalah memberikan pendidikan kepada para PhD candidates dan juga
untuk program master, selama ini program yang telah dilaksanakan itu
berdasarkan jalinan kerjasama antara Belanda dan Indonesia. Leon didampingi
oleh Prof. Dr Herman Beck dari Tilburg University.
“Kerjasama ini
dilaksanakan dari berbagai disiplin ilmu, diantaranya mempunya kajian keIslaman,
dan hukum nasional dan hukum adat, itu akan di bicarakan nanti pada Kuliah Umum
di Aula Pascasarjana UIn Ar-Raniry, Sabtu (17/1) nanti,” kata dosen Leiden
University.
Sementara itu
Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Dr. H. Syamsul Rijal, M.Ag
mengharapkan pertemuan ini akan ditindaklanjuti dengan penadatanganan naskah
kerjasama, intinya Aceh hari ini merupakan daerah sosio religinya sangat
berpacu, banyak hal yang dapat dikemas dalam bentuk riset dan kerjasama,
apalagi khusus bagi kampus UIN Ar-Raniry bahwa telah berubah dari institute
kepada universitas, tentu memiliki beban tugas akademik yang lebih besar.
“Oleh karena
itu NISIS merupakan sebuah lembaga yang konsen dalam keIslaman dan kita
berharap dapat terjalin kerjasama dalam bentuk konkrit, pertama adalah untuk
membantu memetakan realitas sosio religi terkini di Aceh, tentu Aceh yang saat
ini telah memiliki sejarah panjang, selain itu juga dapat menjalin kerjasama
dalah hal mengirim dosen untuk mentranfer ilmunya ke UIN Ar-Raniry,” kata Sys.
Syamsul
menambahkan, secara khusus Aceh saat ini telah diberikan kewenangan untuk
menerapkan syariat Islam, lebih kurang telah berjalan selama sepuluh tahun,
tentu secara akademis banyak sosio religi yang dapat diangkat dan dicermati
serta dapat dikemas sebagai sebuah dokumentasi akademik, itu perlu disentuh.
“Saya pikir NISIS
yang memiliki pakar tentang ini tentu sangat penting dilakukan kerjasama untuk
hal itu, dan Rektor mengahrapkan adanya penandatanganan kerjasama agar ada
beban administrasi akademik untuk mengikat, intinya kita melihat probelmatika
kehidupan, kemanusiaan ini akan menggerogoti sosio religi di masyaralat
terkini, dan ini perlu disentuh, dicarikan problemnya, dan perlu dicarikan
solusi, salah satu caranya adalah riset dan temu ilmiah, dan ini jangka
panjang,tutup Warek III. [Mus/*]