Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Patahkan Blokade Israel terhadap Gaza, Mantan Presiden Tunisia Ikut Berpartisipasi dalam Aksi Freedom Flotilla

Mantan Presiden Tunisia Moncef Marzouki
Mantan Presiden Tunisia Moncef Marzouki, Rabu (24/6), menegaskan penolakan para aktivis dan peserta "Freedom Flotilla 3" atas perampasan hak-hak dasar sekitar dua juta warga Palestina di Gaza. Dia membenarkan dirinya ikut berpartisipasi dalam misi Freedom Flotilla yang bertujuan untuk mematahkan blokade "Israel" terhadap Jalur Gaza.

Moncef Marzouki mengatakan bahwa dirinya bersama para aktivis sampai akhir dan tidak akan mundur dari keputusannya. Karena mereka melakukan aksi damai dan tidak membawa senjata, bahkan membawa obat-obatan dan bantuan untuk anak-anak yang sakit. Dia menegaskan, “Kami menolak perampasan hak-hak dasar sekitar dua juta orang di Gaza.”

Dalam kerangka yang sama, Moncef Marzouki menyerukan kepada masyarakat internasional untuk melakukan tekanan kepada Israel khususnya negara-negara sahabat Israel. Dia menambahkan, “Kami semua ingin perdamaian untuk kawasan tersebut dan dihentikan kebencian yang berlangsung sejak lebih dari 70 tahun.”

Mengenai kemungkinan armada ini dihadang Israel dan dicegah sampai ke Jalur Gaza, mantan presiden Tunisia ini mengatakan, “Kami tidak tahu apa yang akan dilakukan Israel. Hanya saja saya tahu apa yang akan kami lakukan. Kami akan berusaha untuk merealisasikan misi kami.”

Dia juga menyatakan kemungkinan Israel akan menggunakan kekuatan dan kekerasan terhadap mereka, sehingga bisa berdampak negatif pada Israel sendiri. Dia menyatakan bahwa mereka (para aktivis) bukanlah para kombatan dan tidak memiliki senjata.”

Dalam konteks terakit, salah seorang jurubicara Freedom Flotilla 3 Anwar Gharbi, mengatakan bahwa armada hari ini akan bertolak dari salah satu pulau di Yunani (tidak disebutkan namanya) menuju pantai Gaza, bila kondisi memungkinkan untuk itu.

Dia meminta intervensi PBB, Uni Eropa dan organisasi internasional untuk melindungi armada ini dari serangan dan pembajakan Zionis, setelah adanya ancaman PM Zionis Benjamin Netanyahu yang akan menghadang armada di perairan internasional dan dianggap kapal musuh.

Disebutkan bahwa pasukan Angkatan Laut Zionis telah menyerang kapal Mavi Marmara, kapal terbesar Freedom Flotilla pertama yang bertolak ke Jalur Gaza untuk menerobos blokade para akhir Mei 2010 lalu. Di atasnya adalah lebih 500 aktivis kemanusiaan yang sebagian besarnya dari Turki. Akibat serangan tersebut, 10 aktivis Turki gugur dan lebih dari 50 lainnya terluka. (asw/infopalestina.com)