Pengamat Keamanan Aceh: Ide Gabung dengan ISIS Di Luar Akal Sehat
Aryos Nivada |
BANDA ACEH- Pengamat politik dan
keamanan Aceh Aryos Nivada menilai niat sejumlah mantan kombatan yang di motori
oleh Fakhruddin Bin Kasem Alias Din Robot, mantan wakil Panglima Gerakan Aceh
Merdeka (GAM) wilayah Peureulak bersama Tim Pengacara Muslim (TPM) Aceh,
Safaruddin untuk bergabung dengan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah
(ISIS) sudah diluar akal sehat.
Kata dia, sebagimana ketahui ISIS
sudah mulai menghilang dan tidak diterima dunia internasional, termasuk di
Indonesia sendiri.
“Jika arahkan kesana belum tentunya
juga diterima mereka dan sangat rugi jika eks kombatan kesana karena harus
meninggalkan keluarga di Aceh. Itu menjadi beban berat secara psikologi,”tulis
Aryos, penulis buku Wajah Politik dan Keamanan Aceh itu.
Jangan sampai publik Aceh cenderung
menduga-duga bahwa aksi bersenjata selama ini untuk keadilan ekonomi bagi eks
kombatan semakin melebar dari tujuan sebenarnya, dimana kepentingan muatan
politiknya terbaca oleh publik. Sangat rasional bagi publik menilai seperti itu
karena mendekati pesta demokrasi di Pilkada 2017.
“Kita ketahui 2016 sudah masuk
tahapan dan bulan Febuari 2017 berlangsung Pilkada serentak di Aceh,”kata Aryos
lagi.
Mirisnya lagi kata dia, jangan
sampai publik menilai hanya sekedar mencari sensasi semata saja. Bahkan
terkesan gertakan saja tanpa action yang jelas dari mereka yang berkeinginan
bergabung ke ISIS. Namun menurut Aryos, sikap dan tindakan dari sebagai eks
kombatan yang menentang Pemerintah Aceh harus segera direspon menindaklanjuti
dengan program-program pemberdayaan.
Respon cepat ini diperlukan untuk
meminimalisir sekaligus menghilang gejolak dari kelompok eks kombatan.
Kehadiran kelompok eks kombatan penentang pemerintah bagian yang belum
terselesaikan hak-hak dan kewajiban bagi mereka paska berperang. Jika
pemberdayaan secara ekonomi cepat dilakukan oleh Pemerintah Aceh menekan
gejolak pada Pilkada 2017 nantinya.
Disini lain mereka “eks kombatan”
nantinya tidak dimanfaatkan lagi oleh orang-orang atau kelompok tertentu untuk
membuat kacau Aceh. Ini juga bertujuan untuk memperkecil ruang gerak bagi pihak
tertentu yang berkepentingan untuk membuat kacau Aceh. Ia menambahkan, untuk
masyarakat Aceh harus cerdas mempelajari dinamika yang terjadi di Aceh agar
tidak terbawa arus permainan pihak-pihak berkepentingan membuat Aceh selalu
dalam kondisi tidak kondusif secara keamanan. [zul]