Aylan, Maafkan Kami
Jasad Aylan al-Kurdi. Foto: REUTERS/Nilufer Demir/DHA/detik |
Aylan al-Kurdi adalah seorang bocah kecil. Ia terbujur kaku di tepi laut Mediterania setelah karam di lautan dalam kegelapan malam. Ketika melihat jasadnya, seluruh rasa kemanusiaan kita hancur berkeping-keping. Apa salah Aylan sehingga ia harus lari dari negerinya dan mempertaruhkan nyawanya di tengah lautan dan dalam gelap gulitanya malam?
Aylan, kezaliman dunia telah mengorbankanmu, keluargamu dan seluruh umat manusia yang hari ini sedang diliputi ketidak adilan oleh tatanan sistem dunia yang rusak. Maafkanlah kami yang belum mampu merubah sistem ini. Kami betul-betul sakit dan terluka.
Aylan, berkali-kali kami harus menangis setiap kali menatap fotomu yang telah terbujur kaku. Aylan telah menjadi martir untuk mengetuk hati nurani dunia, padahal anak seusiamu seharusnya saat ini sedang berada di PAUD. Apakah hati nurani dunia telah terketuk setelah melihat jasadmu?
Tapi tangisan kami tentu tidak akan bisa membantu Aylan. Atau bahkan juga anak-anak lain yang senasib seperti Aylan.
Aylan, kamu mirip anak kami, Erbakan. Mirip juga adiknya Erbakan, Erdogan. Ketika melihat jasad ananda Aylan, saya langsung terbayang wajah mereka.
Apa yang akan kita katakan sekiranya yang terbujur kaku itu adalah anak-anak kita?
Sungguh, anak-anak kita lebih beruntung daripada Aylan. Aylan yang masih kecil harus menyaksikan negerinya yang terus diamuk perang. Manusia-manusia tidak lagi dihargai.
Apakah nurani para pemimpin negara Arab akan luluh setelah melihat jasadmu dan kemudian mereka bergerak untuk menyelamatkan anak-anak lain?
Apakah Iran, Rusia, dan Amerika akan berhenti mendukung rezim Bashar al-Asad yang telah membunuh ribuan rakyatnya? Atau, apakah ISIS akan berhenti dari kekejamannya?
Aduhai, sesungguhnya Aylan adalah bocah kecil yang seharusnya sedang berada di rumah dan dalam pelukan ibunya saat mereka karam di lautan. Tapi mereka harus mengalami tragedi ini karena ingin lari dari rezim yang zalim yang terus dipelihara oleh tatanan dunia.
Pun demikian, kami yakin Aylan kini telah berada dalam salah satu "taman syurga" bersama ribuan anak-anak lain dan mereka yang tidak berdosa dari Arakan, dari Irak, dari Afghanistan, Suriah, Checnya, Palestina yang merenggang nyawa oleh senjata-senjata mutakhir negara-negara yang katanya menjunjung tinggi nilai-nilai HAM dan keadilan.
Aylan, maafkan ketidakmampuan kami menyelamatkanmu dari tragedi itu. Kami berjanji akan lebih peduli dengan anak-anak yang diliputi kenestapaan.
Untuk Aylan al-Kurdi dan keluarganya, serta seluruh umat Islam yang meninggal karena perang yang berkecamuk di negerinya, lahum alfatihah...
Darussalam, 5-9-2015
Teuku Zulkhairi
Posting Komentar untuk "Aylan, Maafkan Kami"