Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Strategi dan Rahasia Kemenangan Sadiq Khan Walikota Muslim Pertama di London

LONDON, ISLAMICGEO.COM — Untuk pertama kalinya dalam sejarah, London memilih wali kota Muslim. Terpilihnya Sadiq Khan sebagai wali kota punya banyak arti penting, baik secara politik, budaya, agama, maupun ekonomi.
Juga, yang tak kalah penting, mengirim pesan yang sangat jelas bahwa di negara Barat yang sekuler, politikus Muslim bisa terpilih secara langsung melalui pemilihan yang demokratis.

Siapa Sadiq Khan?

Sadiq Khan lahir pada 8 Oktober 1970 di Tooting, London selatan. Ia lahir dari keluarga imigran dari India/Pakistan yang tinggal di akomodasi yang disedikan/dibangun pemerintah local, yang biasa disebut sebagai council estate, yang biasa ditempati kelompok kelas pekerja (working class).
Ayahnya adalah supir bus kota sementara ibunya adalah ibu rumah tangga yang juga berprofesi sebagai tukang jahit.
Ia mengawali karier sebagai pengacara hak asasi manusia (HAM). Ia pernah mengatakan dirinya bisa menjadi pengacara untuk perusahaan (corporate lawyer) dan menjadi kaya raya.
Namun memilih menjadi pengacara kasus-kasus HAM karena ingin memberikan sesuatu untuk masyarakat (giving back something to society).
Selama menjadi pengacara ini ia beberapa kali mendampingi individu yang dituduh terlibat dalam kasus radikalisme/ekstremisme.
Dari pengacara ia menjadi politikus dengan menjadi anggota dewan untuk wilayah Wandsworth, London selatan.
Dari sini ia terpilih menjadi anggota DPR Partai Buruh dari daerah pemilihan Tooting.
Partai Buruh yang berkuasa ketika itu juga menunjuknya sebagai menteri komunitas dan menteri transportasi.
Ketika Buruh kalah pemilu dan menjadi partai oposisi utama, Khan ditunjuk menjadi menteri bayangan (shadow minister) untuk urusan kehakiman dan kemudian dipindahkan untuk urusan London.
Pada Mei 2015 ia mengundurkan diri sebagai menteri bayangan dan ikut dalam kontes di internal Partai Buruh untuk menjadi calon wali kota London.
Di pemilihan ini ia mengalahkan politikus senior Tessa Jowell, menteri di era PM Tony Blair yang dianggap sukses mendatangkan Olimpiade ke London pada 2012.

Bagaimana Sadiq Khan bisa menang?

Kemenangan Khan disebabkan oleh beberapa faktor.
Tim strategi Khan mengatakan setidaknya ada empat faktor, yang pertama adalah Khan kembali memakai mantra lama dalam politik: personalitas. Dalam Bahasa mereka: personality matters more than policy.
Sejak awal, tim kampanye Khan memotretnya sebagai anak supir bus kota, sebagai warga yang lahir dan besar di rumah yang disediakan negara, sebagai tokoh yang bisa mengatasi masalah radikalisme di London.
Tag line yang dipakai misalnya: anak supir bus kota yang akan membenahi kebijakan transportasi London, bocah council estate yang akan membenahi kebijakan perumahan, dan Muslim yang akan mengatasi masalah radikalisme.
Di sisi lain, lawan utama Khan, Zac Goldsmith kesulitan untuk menjual personalitasnya.
Goldsmith berasal dari keluarga kaya dan bagi Partai Buruh, ia dengan mudah digambarkan sebagai orang kaya yang sama sekali tidak membumi, yang tidak paham dengan persoalan rakyat banyak.
Khan rajin turun ke bawah dan selama masa kampanye mengunjungi tak kurang dari 200 tempat, baik itu masjid, candi/vihara, pusat bisnis maupun pusat komunitas di seluruh London.
Ia juga dinilai lebih menguasai persoalan London, di sisi lain Goldsmith tidak tahu nama stadion sepak bola dan bahkan tak hapal salah satu stasiun paling populer di pusat kota London.
Faktor kedua adalah, tim Khan sejak awal mengumumkan program kerja atau biasa disebut sebagai manifesto (platform).
Secara berulang-ulang dan terus menerus mengkampanyekan bidang-bidang utama, seperti perumahan, transportasi, keamanan, kesehatan, dan lingkungan.
Untuk transportasi Khan menjanjikan pembekuan harga karcis transportasi umum dan untuk perumahan (salah satu masalah paling akut karena tingginya harga atau sewa property), Khan berjanji untuk membangun rumah yang lebih terjangkau.
Goldsmith mengumumkan manifesto di fase akhir kampanye dan baru hanya beberapa hari menjelang pemungutan suara ia membeberkan panjang lebar dalam wawancara dengan koran sore London, The Evening Standard.
Faktor ketiga adalah ia tidak hanya mengandalkan pemilih tradisional Partai Buruh (tak tik 35% strategy). Ia banyak terjun di kawasan-kawasan London yang condong ke Konservatif, partai yang mendukung Goldsmith.
Tidak hanya itu,  ia juga tidak mau “berseberangan” dengan koran-koran kanan yang secara tradisional dan dikenal dekat/mendukung Partai Konservatif seperti City AM, Evening Standard, Daily Mail, dan The Sun.
Dari sisi haluan politik, Khan condong ke kiri, tapi sejak awal ia rajin menggarap kelompok yang berada di tengah (centrist).  Ia menegaskan sangat probisnis dan mengecam secara terbuka tindakan ketua Partai Buruh, Jeremy Corbyn, yang tak bersedia menyanyikan lagu kebangsaan. (Corbyn berhaluan kiri tulen bukan kiri tengah).
Yang keempat, secara tepat mengantisipasi langkah lawan.
Beberapa pekan menjelang pemungutan suara, tim kampanye Goldsmith, menyerang Khan dengan mengatakan bahwa Khan “mendukung orang-orang yang berpandangan radikal”.
Kartu ekstremisme ini dimainkan oleh menteri senior dan bahkan oleh PM David Cameron sendiri, dengan alasan mereka punya pertanyaan yang sah, mempertanyakan “kedekatan Khan dengan orang-orang yang berpandangan radikal”.
Tapi Khan sudah memperkirakan ini dan mematahkannya dengan fakta, bahwa dalam berbagai kesempatan Khan menegaskan bahwa Islam dan komunitas Muslim punya peran besar untuk mengatasi radikalisme.
Ia juga mengatakan pemerintah harus mengatasi “persoalan segregasi di masyarakat” dan harus diambil berbagai langkah agar masyarakat Muslim bisa berintegrasi dengan elemen masyarakat yang lain.
Narasi ini diterima dengan baik bahkan oleh media-media kanan yang mendukung Konservatif dan Goldsmith.
Di luar ini, Khan punya tim kecil yang sangat solid, yang paham dengan situasi di lapangan dan kompak sejak awal. Mereka tahu apa kelebihan Khan dan inilah yang dijual sejak awal.
Tim ini banyak belajar dari kekalahan telak Partai Buruh di pemilihan umum, saat Buruh dipimpin oleh Ed Miliband.

Mengapa Zac Goldsmith kalah?

Awalnya di kalangan Konservatif, Goldsmith diyakini akan menang. Bagaimana tidak? Ia pintar, ganteng, dan punya daya tarik bagi kelas menengah.
Sementara Khan adalah politikus kiri yang diperkirakan tidak akan cocok memimpin London.
Tapi jajak pendapat konsisten menunjukkan popularitas dan elektabilitas Khan selalu di atas Goldsmith, dengan keunggulan dua digit.

Mengapa?

Goldsmith terlihat “tak terlalu antusias” dan tak menguasai persoalan London sehari-hari. Ia tak hapal nama stasiun penting di pusat kota London (yang bisa dicap sebagai orang yang tak paham London).
Ketika hadir di acara komunitas India, ia mengatakan sangat senang dengan film-film Bollywood. Tapi begitu ditanya apa film favoritnya atau actor favorit, ia tak bisa menjawab.
Di luar ini semua,  hampir semua pengamat politik sepakat, bahwa kesalahan fatal Goldsmith adalah mengatakan Khan sebagai politikus yang “mendukung paham radikal” yang “sangat berbahaya bagi London”.
Pesan ini disuarakan oleh politikus senior Konservatif, tapi juga dicetak dalama berbagai selebaran ke komunitas Muslim di London.
Juga dikatakan bahwa Khan akan menerapkan pajak bagi para pemilik emas di komunitas India.
Bagaimana Konservatif memainkan kampanye hitam (nasty campaign) seperti ini?
Analis mengatakan ini karena memang Goldsmith sulit dijual dan kemudian Khan diserang secara pribadi dan juga dimainkanlah isu agama.
Kampanye hitam ini gagal total dan bahkan sekarang Goldsmith dianggap telah bermain kotor dan memalukan.

Makna kemenangan Sadiq Khan

Khan dipilih secara langsung dan punya mandate yang sangat besar. Hanya sedikit politikus di Barat yang punya mandate seperti ini.
Hanya Presiden Prancis, Francois Hollande, yang punya mandate lebih besar dibandingkan Khan.
Dari sisi pengelolaan anggaran, ia akan mendapatkan anggaran £16 miliar di bidang perumahan, transportasi, dan bidang-bidang lain.
Wali kota London adalah jabatan politik yang sangat bergengsi. Sangat terbuka kemungkinan ia menjadi ketua Partai Buruh, posisi yang juga membuka peluang untuk menjadi perdana menteri.
Dalam konteks narasi agama, kelompok-kelomok radikal seperti ISIS sering mengatakan Muslim tak punya tempat di negara-negara Barat.
London secara nyata mematahkan asumsi tersebut dengan memilih Sadiq Khan sebagai wali kota Muslim pertama.
Referensi:
1.    How Sadiq Khan won the London mayoral election: http://www.newstatesman.com/politics/uk/2016/05/how-sadiq-khan-won-london-mayoral-election
2.    Sadiq Khan’s quest to become mayor of London: http://www.newstatesman.com/politics/uk/2016/03/pugilist-sadiq-khan-s-quest-become-mayor-london
3.    How could Zac Goldsmith lose London so badly? http://www.telegraph.co.uk/news/2016/05/06/how-could-zac-goldsmith-lose-london-so-badly-the-conservatives-c/
4.    Janji kampanye (manifesto) Sadiq Khan: http://www.sadiq.london/introduction_manifesto
5.    Zac Goldsmith ‘has blown up bridges’ with Sadiq Khan comments: http://www.bbc.co.uk/news/uk-england-london-36225711
6.    Labour terror error: http://www.thesun.co.uk/sol/homepage/news/politics/6917684/Sadiq-Khan-attended-rally-with-extremist-Muslim-leader-who-threatened-fire-throughout-the-world.html
7.    Zac Goldsmith’s sister Jeminan publicly criticises his London mayoral campaign : http://www.independent.co.uk/news/uk/politics/zac-goldsmiths-london-mayor-jemima-goldsmith-sadiq-khan-racist-campaign-has-criticised-his-campaign-a7017801.html
TIM LONDON

Posting Komentar untuk "Strategi dan Rahasia Kemenangan Sadiq Khan Walikota Muslim Pertama di London"