Tu Sop Jeunieb, Harapan Baru Aceh
Oleh Teuku Zulkhairi
Jujur,
saya menaruh harapan besar agar sosok ini kelak akan memimpin Aceh. Membawa
negeri ini menjadi negeri yang Thaibatun wa Rabbun Ghafur. Setidaknya
setelah 5 atau 10 tahun ke depan.
Suatu
hari, seorang antropolog Aceh mengatakan, Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab,
sosok yang ingin saya ceritakan ini, memiliki kesamaan dengan Abul A'la Al
Maududi, Tokoh pergerakan Islam internasionalasal Pakistan.
Antropolog
ini mengatakan, pemikiran ulama yang akrab Tu Sop ini sudah sampai pada Maqam
"Memanusiakan Manusia". Tentu, apresiasi ini bukan sesuatu yang
berlebihan
Tu
Sop meski adalah seorang ulama lokal, tapi beliau berfikir secara global.
Beliau melihat posisi kita di tengah hegemoni bangsa-bangsa yang sedang
berkuasa dg nilai-nilai yang mereka ekspansikan.
Dibalik
itu, sejauh yang saya kenal, beliau bukan hanya seorang ulama yang mampu
mengarahkan ummat untuk berfikir di jalan Islam, tapi juga motivator dan
inspirator. Dan
kini, beliau telah terjun dalam dunia politik. Sebuah langkah paling penting
dan menentukan.
Ketika beliau memutuskan utk berpolitik, sebenarnya saya tdk
terlalu merasa heran lagi. Sebab, dari dulu saya yakin, kegundahan dan
kegelisahan beliau, gagasan-gagasan dan ide beliau, narasi beliau yang sering
beliau utarakan, pada saatnya pasti akan membuncah dalam aksi di level lokal.
Untuk
ukuran Aceh, bahkan juga Indonesia, beliau telah melangkah jauh ke depan
melewati zaman. Beliau tidak lagi memandang para rival politik sebagai lawan,
melainkan partner dalam perjuangan kebaikan.
Yang
beliau pikirkan sehingga kemudian memutuskan utk berpolitik adalah, bahwa saat
ini kita sedang bertarung dalam kencah global, sehingga lawan bagi beliau
adalah lawan dalam skala global yang berwujud kapitalisme dan penjajahan zaman
modern lainnnya yang hari ini telah mengekploitasi kemanusiaan untuk kepentingan
materialisme.
Saya
pikir, di Aceh kita mutlak butuh sosok yang memiliki narasi semacam ini.
Ketika
Tu Sop, sebagai seorang ulama memiliki narasi seperti ini, itu artinya inilah
seseorang yang selama ini kita cari. Seorang yang telah selesai dg dirinya sendiri,
sekaligus seseorang yang memahami bahwa kita adalah umat yang seharusnya
memiliki visi jauh dalam tataran pergulatan dan pertarungan nilai-nilai secara
global.
Untuk
level Aceh, pemikiran Tu Sop adalah pemikiran yang bisa menyatukan semua
kalangan. Beliau mampu menjadi perekat ummat di tengah segala fenomena
perpecahan dewasa ini.
Tapi
yang lebih dari beliau bukan hanya pemikiran beliau, namun juga keteladanan
akhlak. Sepertinya, akhlak Rasulullah Saw betul-betul telah beliau jadikan
rujukan dan parameter dalam bertindak.
Ketika
dihina dan dicaci sekelompok orang oleh sebab beliau telah memutuskan untuk
terjun dalam dunia politik, sama sekali beliau tdk pernah marah. Bahkan, beliau
selalu memberi nasehat untuk tidak membalas keburukan dengan dengan keburukan.
Itulah sekilas rekam jejak beliau yang saya amati selama ini.
Kemunculan
beliau dalam pentas politik Bireuen memang seperti musafir di akhir zaman,
asing tapi ia adalah harapan perbaikan untuk masa depan. Kehadiran Tu Sop dalam
dunia politik Bireuen Seperti oase di tengah padang pasir, yang memberi arah
dan harapan kemana dan bagaimana bangsa ini harus melangkah. Bagaimana kita
harus berpolitik dan untuk apa sebenarnya kita berpolitik.
Ketika
politik kita kering dengan keteladanan dan, Tu Sop hadir dengan membawa
keteladanan dalam tindakan dan pikiran.
Ketika
dunia politik kita diliputi awan kegelapan karena kehilangan arah dan tujuan,
Tu Sop hadir memetakan kembali arah dan tujuan yang harus kita tempuh. Dan, butuh
berhalaman-halaman buku untuk menulis narasi Tu Sop.
Meski
tidak menang secara kuantitas suara, tp Tu Sop tidak gagal dalam Pilkada
Bireuen. Beliau telah berhasil membawa "nilai baru" di tengah-tengah
kita,Nilai-nilai ini telah sekian lama dikubur dibawah reruntuhan peradaban
kita.
Dan
Kini, perlahan tapi pasti arus kebaikan itu akan semakin bergelombang, menjadi
parameter ummat dalam melihat, berfikir dan bertindak.
Ada
60 ribu lebih masayaarakat Bireuen yang mendukung perjuangan Tu Sop membawa
narasinya menjadi nyata di tengah-tengah kita. Ini adalah lompatan besar untuk
Aceh, karena sudah pasti arus kebaikan akan terus membesar setelah ditiupkan.
Arus ini pasti tidak akan berhenti di tengah realitas kebosanan bangsa ini
hidup dalam pragmatisme duniawi. Wasssalam.
Posting Komentar untuk "Tu Sop Jeunieb, Harapan Baru Aceh"