UIN Ar-Raniry Selenggarakan Seminar Nasional Pencegahan Terorisme
Foto-Foto: Humas UIN |
Suara Darussalam, Banda Aceh – Program Studi
Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry menyelenggarakan
seminar Nasional Pencegahan Terorisme dengan tema “Pemuda Sebagai Perisai
Melawan Radikalisme dan Terorisme" dan dihadiri ratusan mahasiswa dan undangan lainnya., Selasa pagi, (9/1).
Seminar yang berlangsung hari di Aula
lantai 3 Biro Rektor UIN Ar-Raniry ini menghadirkan dua pembicara yang pernah
terlibat dalam kegiatan pelatihan teroris di pegunungan Jalin, Jantho Aceh
Besar beberapa tahun silam.
Keduanya yaitu Yudi Zulfahri, alumni Pelatihan Militer Jalin - Jantho yang kini menjadi
Direktur Yayasan Jalin Perdamaian. Dan satunya lagi yaitu Sofyan Tsauri, mantan Pelatih
Mujahidin Aceh dan kini Pengamat Terorisme Nasional.
Pembicara lainnya yaitu M. Sahlan Hanafiah, Pakar Resolusi Konflik dan Perdamaian
yang juga Dosen Prodi Sosiologi Agama). Sementara itu tokoh muda Iskandar Usman
Al-Farlaky yang saat ini Ketua Fraksi Partai Aceh DPR Aceh dan Ketua Forum Koordinasi dan Pencegahan Terorisme (FKPT)
Aceh, Prof. Dr. M. Hasbi Amiruddin, MA masing-masing menjadi pembicara utama.
Dekan Fakultas Ushuluddin UIN
Ar-Raniry, Dr Lukmanul Hakim, M.Ag dalam sambutannya di awal acara mengatakan
pentingnya kegiatan seperti ini dibuat dalam rangka mengedukasi generasi muda
agar bebas dari radikalisme.
“Saat ini kita menyaksikan banyak
tindakan radikalisme dan terorisme yang dilakukan mengatasnamakan ajaran dan
dalil-dalil agama, padahal tindakan tersebut bertentangan sama sekali dengan
ajaran agama, “ katanya.
Dr Lukmanul Hakim juga mengatakan,
pemuda-pemuda yang memiliki keterbatasan ilmu agama sangat mudah dijebak dalam
radikalisme. Buktinya, katanya lagi, hampir semua yang direkrut adalah generasi
muda. Oleh sebab itulah ia melihat pentingnya memahamkan generasi muda akan
baha radikalisme.
Sementara itu, Ketua Fraksi Partai
Aceh, Iskandar Usman Al Farlaky menegaskan, bahwa terorisme tidak identik
dengan Islam. Seorang teroris itu tidak mesti berpeci, adakalanya mereka adalah
orang-orang yang berdasi.
“Mereka tinggal di Pentagon misalnya,
tapi mereka melakukan tindakan terorisme dengan menghancurkan Suriah, Afghanistan
dan negeri-negeri Islam lainnya sampai terbunuh bayi-bayi yang masih kecil
dengan bom-bom canggih mereka. Maka itu terorisme, “ ujar Iskandar yang
merupakan mantan aktivis mahasiswa UIN Ar-Raniry ini.
Iskandar jug menjelaskan, umumnya
label teroris itu dibangun oleh non muslim dan dikhususkan untuk umat Islam. Maka
kita melihat bahwa saat pelaku terorisme itu non muslim, maka tidak akan
disebut sebagai teroris karena bukan muslim.
Iskandar juga mengatakan, yang paling
bahaya saat ini kemiskinan dan kurangnya akses pendidikan bagi generasi muda. Menurutnya,
inilah faktor yang bisa menumbuhkan radikalisme.
Hal senada disampaikan Ketua FKPT
Aceh, Prof. Hasbi Amiruddin. Menurutnya, persoalan utama saat ini adalah
kemiskinan. Kalau kemiskinan merajalela, maka akan memudahkan munculnya pemikiran
radikalisme.
Oleh sebab itu, Prof. Hasbi menekankan
agar semua komponen umat Islam untuk berjuang membangun citra Islam yang
Rahmatan lil ‘alamiin di pentas peradaban dunia saat ini. [Zulkhairi]
Posting Komentar untuk "UIN Ar-Raniry Selenggarakan Seminar Nasional Pencegahan Terorisme"