Santri Memiliki Prasyarat Memenangkan Pertarungan di Era Milenium
Suara Darussalam - Era
Milenium Baru akan membagi manusia ke dalam dua segmen, yaitu pemenang dan
pecundang. Yang akan menjadi pemenang di era ini adalah manusia kuat.
Manusia
kuat yang dimaksud bukan dalam perspektif hukum rimba --- yang kuat memangsa
yang lemah --- tetapi manusia kuat dalam perspektif ini adalah manusia yang
berkarakter, intelek dan bermentalitas paripurna. Santri sebagai salah
satu komunitas terpelajar diyakini berpeluang menjadi manusia kuat di
era ini, karena itu santri diminta terus
merawat optimisme bersamaan dengan ikhtiar yang terus menerus meningkatkan kapasitas diri.
Pernyataan tersebut di
atas disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Usamah El-Madny, dalam
pidatonya saat membuka Seminar Internasional dengan Thema Achieving Quality
Education in The New Melinium atau
Mencapai Pendidikan Berkualitas di Era Melinum Baru yang dilaksanakan di Komplek Dayah Darul
Ihsan Krung Kalee, Aceh, Besar, Senin, 22/4.
Menurut Usamah
harapannya itu bukan sebatas menyemangati dan memotivasi para santri Aceh,
tetapi merupakan fakta nyata di lapangan bahwa santri diyakini sangat soiap
memenangi era yang sangat kompetitif ini.
Mantan Sekretaris
Kanreg BKN Banda Aceh ini menegaskan
bahwa dayah dan santri memiliki prasyarat memenangkan pertarunga di era melinium
ini. Prasyarat dimaksud adalah tradisi pendidikan karakter yang
berkesinambungan di dayah dan rata-rata dengan pola pendidikan karakter yang
diterapkan di dayah para santri telah dibekali dan memiliki daya tahan dan daya
juang yang tangguh untuk memenangi tantangan zaman.
Menurut Usamah, dayah dan
para santrinya telah teruji oleh zaman untuk tetap eksis dan selalu optimis
menyambut berbagai tantangan waktu.
Karenannya, Usamah
berharap para santri harus selalu siap dan update ketika berhadapat dengan berbagai
tantangan dan perubahan era. Di era melenium baru ini dipastikan santri akan
selalu dihadapkan pada perubahan nilai-nilai lama kepada nilai-nilai baru,
seperti kebudayaan asing yang saat ini sangat mudah menggerogoti masyarakat
kita.
“Di era melinium baru
ini, tanpa sadar negeri kita menjadi halaman belakang negeri maju untuk
membuang budaya ropngsokan mereka”, kata Usamah di hadapan ratusan santri dan
perserta seminar.
Usamah berharap dengan
berbagai ikhtiar revolusi mental yang telah lama dan terus digiatkan di dayah-dayah,
para santri dengan segenap optimisme yang mereka miliki diharapkan menjadi petarung dan pemenang di
era penuh tantangan ini.
Terkait dengan kemajuan
teknologi informasi yang dikhawatirkan akan mempengaruhi cara berpikir dan bertindak
para santi di era melinium baru ini,
Usamah, mengatakan hal itu tidak perlu dikhawatirkan.
Menurut Usamah dengan
proses revolusi mental yang terus menyebar di kalangan santri kekhawatiran itu
tidak terlalu merisaukan. Karena, tambah Usamah, proses pembelajaran di
dayah-dayah adalah bagian tidak terpisahkan dari redesain mentalitas cara
berpikir, cara merasa, dan mempercaya yang ideal sesuai
dengan tatanan Islam. “Insya Allah, pola pendidikan di dayah akan melahirkan
santri yang sehat, cerdas dan berkepribadian.
Seminar sehari yang
dilaksanakan Dayah darul Ihsan Krung Kalee itu menghadirkan pembicara dari
dalam dan luar negeri. Pembicara dari luar negeri yaitu
Saikh Abu Muaz Muhammad Abdel Hay
Al Owaina (Mesir, serta Evi Gbazali, Dr. Hj. Siti Fatimah, dan Dr.
Zulkifli Ali dari Malaysia. Sedangkan
dari dalam negeri adalah Tgk. Mugammad Faisal uyang juga Rais Amm Dayah darul
Ihsan Krueng Kalee.
Saat membuka Seminar
tersebut, Kadis Pendoidikan Dayah Aceh meminta agar rekomendasi dari seminar
ini disampaikan kepada Pemerintah aceh sebagai bagian dari bahan pertimbangan
dalam penganmbilan pendidikan di sector pendidikan di Aceh. [Zulkhairi]
Posting Komentar untuk "Santri Memiliki Prasyarat Memenangkan Pertarungan di Era Milenium"