Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Adab Memegang Busur Panah Pertama Kali

ADAB MEMEGANG BUSUR PERTAMA KALINYA

Bagaimana Cara Memegang Busur Panah Pertama Kalinya? 

Masya Allah dahsyatnya Ilmu Panahan Dalam Islam, yang mana bab ADAB saja demikian lengkap ditulis oleh ulama kita dari mulai niat pergi berangkat menuju latihan memanah, adab terhadap guru, terhadap sesama pemanah, terhadap musuh. 

Semua pelajarannya dapat membentuk kepribadian yang kokoh dan menstempel jiwa seseorang menjadi seorang pemanah sejati yang tunduk padaNya.  

Lalu, bagaimana cara memegang busur panah pertama kalinya?

Pertama, penting untuk kita sadari bahwa, kedudukan Busur Panah sangatlah istimewa. Ia tidak boleh diperlakukan sembarangan. Dilempar, dibuang, ditaruh di tempat yang rendah, dipijak, dijemur di tempat yang terik, maupun diperlakukan tidak pantas. Mengapa?

Sebab yang pertama, yaitu karena ia benda istimewa bersejarah yang memiliki kekuatan dahsyat yang dibawa oleh malaikat Jibril alaihissalam yang mulia ketika turun menemui Nabi Adam alaihissalam ke bumi. 

" Sesungguhnya Malaikat Jibril alaihissalam telah datang menemui Nabi Adam alaihisalam dengan membawa busur panah, kemudian Malaikat Jibril alaihissalam mengajarkan Nabi Adam alaihissalam tata cara memanah dengan busur tersebut, kemudian ilmu memanah beliau wariskan kepada anak dan cucu beliau." 

Demikian disebutkan oleh guru kami Habib Qori Afrizan ALKhered dalam bukunya Teknik Memanah Dalam Islam dikutip lengkap dari kitab Al Furusiyyah Imam Ibnu Qoyyim dengan sebuah kutipan dari Kitab Tarikh Ibnu Jarir Ath-Thabari.

Alasan kedua yaitu, Busur Panah disebut juga sebagai Ibu Panah atau ibarat Istri. Dan arrow adalah anak-anak panah. Tentunya, tiada seorang pun yang ingin memperlakukan seorang istri dengan buruk kecuali ia seseorang yang buruk pula. Termasuk disini yaitu tidak boleh sembarangan meminjamkan busur pada sembarang orang karena akan merubah sifatnya.  

Oleh sebab itu, selayaknya seorang pemanah memperlakukan busur panah itu dengan sikap yang baik. Tidak melecehkannya juga bukanlah untuk dipuja berlebihan, maksud disini ialah beradab yang baik terhadapnya. 

Suatu hari, guru kami menegur kami dalam suatu sesi latihan pagi, kisahnya adalah pada saat itu, setelah beberapa rambahan memanah, kami beristirahat sejenak dan menyenderkan busur kami pada pagar, sedang kami minum-minum. Ternyata matahari telah naik tinggi dan sinar teriknya sampai ketempat dimana busur kami berada, tanpa kami sadari. Saat itu guru kami yang sedang melintas lantas melihatnya dan menegur kami. 

Begitu juga ketika kami pergi ke pertandingan memanah, guru kami mengingatkan, tidak boleh busur dan alat memanah diletakkan pada dashboard mobil karena teriknya matahari dapat memuaikan busur dan merubah sifatnya. Letakkanlah ia di dalam tas khusus busur atau ditempat yang baik dan jangan tertindih benda berat. 

Itu tadi hanya sekilas tentang tempat yang layak untuk meletakkannya, lantas bagaimana cara memegang busur pertama kali ?

MEMUPUK CINTA PERTAMA ANTARA DIA DAN BUSURNYA

Guru kami, Habib Qori Afrizan Al Khered menyebutkan dalam Pusaka Ilmu Memanah Dalam Islam:  

"Ada lima cara bagi pemula ketika menerima dan memegang busur pertama kalinya, supaya dapat terpupuk cinta pertama antara dia dan busurnya." 

"Yang pertama,  
1. Akhdzut Taqhlib. Yaitu cara menerima busur dari seorang guru untuk menelitinya. 

2. AL-Akhdzu Li Ma'rifatil Miqdar. Yaitu memegang busur untuk mengenal ukurannya. 

3. Akhdzul Qaus Al-Mutirah Fil Ardhi. Yaitu sikap mengambil busur yang telah terpasang talinya yang tergeletak di atas tanah.

4. AKhdzul Qaus Al Mutirah Min Yadi Mu'tiha. Yaitu sikap menerima busur yang telah terpasang talinya dari tangan yang memberi.

5. Akhdzul Iytar. Yaitu sikap memegang busur ketika hendak memasang talinya."

Kelima cara diatas adalah sebagai bentuk pengenalan pertama bagi pemula. Agar pemula bersikap santai dan lembut dalam memperlakukan busurnya dalam keadaaan apapun. 

Detail caranya hanya bisa dipraktekkan oleh seorang guru dalam pertemuan tatap muka, bukan hanya dibaca di buku. Maka datangilah majelis-majelis memanah dan belajarlah dari seorang guru. 

Semoga Allah mudahkan kita semua istiqomah belajar tanpa henti dan mengajarkannya, karena syaitan tidak ada hari libur dari mengganggu manusia agar menepi dari jalan Allah.

Aceh, 19 Des 2020
Sonia Ananda Nyak Juned

Posting Komentar untuk "Adab Memegang Busur Panah Pertama Kali"