Dr. Amri Fatmi : Kurang bijak menyamakan definisi wasathiyah dengan moderat
Suara Darussalam |
Pakar Ilmu Aqidah dan Filsafat Islam, Dr. Amri Fatmi, Lc, MA mengatakan kurang bijak menyamakan definisi wasathiyah dengan Islam moderat kalau Islam moderat dimaknakan dan diinginkan sebagai Islam yang modernis.
Alumnus Program Doktor Universitas Al-Azhar Mesir ini juga menyorot penerjemahan Islam wasathi dalam bahasa Indonesia dengan Islam moderat.
Pernyataan tersebut disampaikannya dalam diskusi pemikiran Islam dengan tema "Akar Islam Wasathiyah: Mempertegas Wajah Islam" yang diselenggarakan oleh Islamic Institute of Aceh (IIA).
“Jika wasathiyah kita terjemahkan dengan moderat maka itu kurang bijak kalau Islam moderat dimaknakan dan diinginkan sebagai Islam yang modernis, “ katanya menjelaskan.
Diskusi yang berlangsung via
Zoom pada Jum'at malam jam 21.00 sampai jam 23.00 tanggal 4 Desember 2020 ini, selain
menghadirkan Dr. Amri Fatmi, Lc, MA sebagai pembicara, juga menghadirkan Ust
Khairul Badri, Lc, MA sebagai moderator.
"Acara diskusi ini kita buat sebagai hidangan pembuka untuk mensttmulus pemikiran kita. kami mengundang untuk berdiskusi dalam spesial session Pemikiran Islam bersama Dr. Amri Fatmi, Lc, MA, " ujar Direktur IIA, Syah Reza.
Dalam acara ini, Dr Amri menjelaskan bahwa modern istilah yang punya subtansi makna : pemakaian logika, science, teknologi, dalam menyelesaikan
masalah hidup manusia. Kalau tidak ada salah satu dari tiga hal tadi maka tidak
dianggap makna modern dalam pemahaman barat.
Dr
Amri menegaskan bahwa aib besar dari makna istilah modern adalah tidak adanya
substansi makna norma akhlak dan keyakinan dalam istilah modern.
“Jadi
bagaimana kita menamakkan Islam itu dengan makna modern. Akan paradoks. Jadi
hargailah makna asli bahas Arabnya, wasthi.
Itu lebih baik bijak dan tepat, “ kata beliau.
Islam
tidak melarang menggunakan logika, science
dan teknologi. Islam mengakomodir itu semua, dan yang paling penting adalah
Islam selalu membawa nilai akhlak dalam semua tindakan.
Aib
besar dari istilah modern, tidak ada akhlak/norma. Bahwa Barat tidak membawa akhlak
dalam kemajuan logika, science, dan
teknologi.
Menurut
Dr Amri, msalah utama kita saat ini adalah bahwa kita ini masih bersikap
inferior dengan khazanah ilmu dan pemikiran kita. Untuk memakai istilah tertentu,
kita translit dulu ke istilah orang Barat.
Padahal dalam khazanah ilmu kita ada istilah tersebut.
Jadi,
kata Dr Amri lagi, kenapa tidak langsung kita pakai istilah yang ada literature kita.
“Oleh
karena itu, walaupun bisa jadi istilah Islam moderat, atau moderasi Islam
adalah sesuatu yang bermakna positif, tapi alangkah baiknya kita pakai langsung
istilah Islam Wasathi Wasathiyah Islam,
karena istilah ini berasal dari al-Qur’an, “ terang da’i Aceh ini.
Sementara itu, d awal pertemuan, Dr. Amri mengurai panjang lebar tentang makna wasathiyah. Beliau menjelaskan, bahwa istilah wasathi diambil dari bahasa arab dan terdapat kata ini dalam al-Qur’an, yaitu “Wasathan”.
Artinya, kata beliau, menurut mufassir yaitu umat yang berlaku adil dan umat yang
adil, paling shaleh, ada juga maknanya pertengahan antara dua perkara. Oleh sebab
itu, kata beliau lagi, tidak tepat juga kita memaknakan dengan tengah-tengah
antara dua perkara saja.
Dr
Amri Fatmi juga menjelaskan, bahwa sejak kapan kita mendengar istilah Islam wasathiyah? Kata beliau, Istilah Islam
wasathi banyak dipopulerkan oleh para pemikir gerakan Islam setelah tahun 70-an
di Mesir dan dunia Arab.
Diskusi
pemikiran Islam dengan tema "Akar Islam Wasathiyah” ini diselenggarakan oleh Institute Islamic of
Aceh (IIA).
Direktur
IIA, Syah Reza mengatakan, pada tahun 2021 nantinya pihaknya juga akan
mengadakan beberapa kegiatan penting dari IIA, salah satunya yaitu launching
"Madrasah Asya'irah". [Teuku Zulkhairi]
Posting Komentar untuk "Dr. Amri Fatmi : Kurang bijak menyamakan definisi wasathiyah dengan moderat"