Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Karomah Tetap Ada Walaupun Wali Sudah Tiada

Almarhum Abon Azis dan Habib Muhammad bin Ahmad Alattas


Karomah Tetap Ada Walaupun Wali Sudah Tiada
Oleh Tgk. Max Al Fathany

Akhir-akhir ini kita selalu disapa oleh berita-berita yang paling tidak ingin kita dengar. Ya, saban hari kita mendengar tentang kabar kepulangan ulama, kepulangan orang yang mencintai Allah dan Allah mencintai mereka, berita wafatnya orang-orang terkasih, berita wafatnya para wali.
Kita sedih, ya wajar. Karena hanya orang munafiq yang tidak sedih dengan meninggalnya para ulama. Namun, berlama-lama dalam kesedihan juga terlarang, kan? Rahmat Allah itu meliputi kita, jadi ga wajar kita bersedih sementara rahmat Allah masih ada.

Postingan kali ini, saya ingin menghibur para muhibbin yang mahbubnya berpulang ke hadhirat Allah. Ingin menghibur pengikut dan para pencinta yang mencintai para waliNya.

Kawan, meski para wali sudah tiada, tapi ikatan kita dengan mereka masih tetap bisa terjaga dan kita bina. Kalian tahu, bahkan hubungan itu bisa lebih kuat lho dibandingkan ketika mereka masih ada. Ya, perhatian para wali kepada muhibbinnya setelah mereka tiada itu jauh lebih kuat dan dahsyat dibandingkan ketika mereka masih ada.

Saya termasuk korban penikmat karya Imam al-Haddad, kawan. Dalam kalam Imam al-Haddad yang dikutip oleh banyak sekali generasi berikutnya menyampaikan hal itu. Bagi saya, semua Kutub Haddadiyah adalah obat. Saya membaca halaman per halaman, menikmati dari satu paragraf demi paragraf. Hingga saya menemukan paragraf yang cukup keren dan sangat ampuh menenangkan saya dalam kondisi seperti saat ini.

Di antara yang mengutip kalam beliau itu adalah Syeikh Ahmad Zaini Dahlan, Imam Yusuf Nabhani, dan bahkan yang paling masyhur di kalangan kita adalah Syeikh Ichsan Jampes dengan bukunya yang terkenal dan kita baca dalam kurikulum adalah Sirajut Thalibin. Rujuk dan periksa saja di sana, kawan.

Imam Haddad bilang:

الولي يكون اعتناؤه بقرابته واللائذين به بعد موته أكثر من اعتنائه بهم في حياته

Wali itu, perhatiannya kepada orang-orang terdekat dan yang minta bantu sama beliau setelah beliau tiada lebih dahsyat dibandingkan perhatiannya beliau kepada mereka ketika beliau masih hidup.

Alasannya? Imam Haddad lanjut:

لأنه في حياته كان مشغولا بالتكليف

Karena ketika masih hidup, beliau sibuk dengan tugas yang dibebankan Allah.

Ya kan? Mereka sibuk dengan solat, puasa dan zikirnya. Sibuk mikirin pembangunan dayahnya dan sibuk menyelesaikan bangun masjid yang ingin dititipkan untuk kita. Sekarang? Tugas mereka sudah selesai. Mereka tidak lagi sibuk dengan urusan-urusan itu. Mereka hanya membantu kita yang masih membina hubungan dengannya untuk didekatkan sama Allah.

Makanya kawan, kalau ada apa-apa hajatmu, sampaikan aja lewat wali yang kamu kenal, titip lewat mereka untuk disampaikan sama Allah. Percayalah, hajatmu pasti qabul.

Saya termasuk di antara orang yang sangat menikmati keyakinan ini. Dan, banyak sekali hajat ane qabul karena nitip lewat mereka. Mau dengar ceritanya? Lanjut baca yaa....!

***
Di antara cerita itu adalah:

Sekali lagi, saya termasuk korban penikmat karya Imam Haddad. Sebelum baca kitabnya, saya selalu hadiahkan fatihah untuk beliau, minta sama Allah melalui sirr, nafahat, dan cahaya-cahayanya beliau semoga qabul hajat dunia dan akhirat. Saya pengen banget mendengar syarahan kutub haddadiyah itu dari orang terdekat beliau. Sehingga, suatu hari dan banyak sekali hari-hari saya lewati untuk membaca kitab beliau bareng sahabat kece yang ga asing lagi, Khairul Umam. Sama sahabat ini saya pernah bilang, suatu hari kita bakal bertemu orang terdekat Imam Haddad, insyaAllah.

Alhasil, bulan november lalu, Syeikh Ali Ba Harmi dari Tarim, Yaman datang ke Aceh. Dan ane termasuk yang mendampingi beliau. Tau siapa Syeikh Ali ini? Beliau khadim dan pemegang kunci maqam Imam Haddad. Termasuk pewaris diwan Imam Haddad. Kakek beliau yang ke-12, Syeikh Sulaiman adalah orang terdekat Imam Haddad dan juru tulis kutub dan diwannya.

Dari Syeikh Ali Baharmi kami mendapatkan ijazah semua kutub haddadiyah, wirid-wiridnya dan semua yang ada kaitannya dengan beliau.

Bermakna apa? Imam Haddad dengarin fatihah ane kan? Beliau dengar maksud dan hajat ane kan? Imam Haddad meski telah tiada, tapi beliau masih hidup di hati saya.

***

Cerita lain tentang Abon Aziz. Saya termasuk di antara santri Al-Aziziyah yang meyakini kewalian Abon. Dan, hari Sabtu lusa, kita merayakan dan memperingati haul Abon yang ke 32.

Cerita ini masih sangat baru, kawan. Kejadiannya kemarin. Para muhibbin Abon sedang menggalang biaya dan dana untuk acara peringatan haulnya ini. Ane dihubungi sama panitianya, minta sumbangan. Panitia udah sepakat bahwa minimal sumbangannya 100.000,-.

Kemarin, uang di saku saya cuma 65 ribu. Hal ini di saksikan langsung oleh senior ane, Tgk Musliadi Almira dan Beni Mardani AT. Karena tidak mencapai angka minimal itu, ane minta sama Tgk Khairul Umam untuk mencukupinya. Demi Alah, beliau ketika itu cuma punya uang 37 ribu. Total uang kami 102 ribu.

Ane kasih 100 ribu. Sisa uang hanya 2 ribu.

Ya, bagi saya, apa pun yang saya lakukan demi Abon Aziz adalah kebahagiaan. Saya bahagia sekali bisa berbuat.

Masih di tempat duduk yang sama, salah seorang senior yang lain datang. Hingga selesai acara ngopi bareng, senior itu bayar. Dari uang bayarannya dapat kembalian 65 ribu. Beliau kasih buat ana. Lalu, beliau buka dompet lagi, menyodorkan pecahan 100 ribu tambahan untuk saya.

Wallahi, bagi saya ini adalah cahaya dan nafahat ta'alluq kepada masyaikh yang merupakan wali Allah. Saya sama ga meragukan hal begini.

***

Terlalu panjang postingan kali ini ya kawans? Oke kita tutup.

Begitulah kita perlu menjaga hubungan dan membina hubungan itu dengan guru-guru kita meski mereka telah tiada. Tetap berada di dalam lingkaran yang telah beliau garis dan wariskan untuk kita.

Abon Aziz telah mewariskan MUDI-nya untuk kita
Habib Muhammad menghadiahkan Masjid Ba'alawi-nya....

Abon Aziz akan diperingati haul ke 32.
Habib Muhammad baru saja meninggalkan kita.

Ayo, berbuatlah sebanyak-banyaknya agar kita mendapatkan nadhrah dari keduanya. Yang ingin nyumbang buat acara haul, masih terbuka. Silakan hubungi saja panitianya.

Udah, gitu aja. Rasakan nanti berkahnya. Ya? Daaaaaa. []

Posting Komentar untuk "Karomah Tetap Ada Walaupun Wali Sudah Tiada"