Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dr Mursyid Djawas Ceritakan Kisah Jurnal Samarah UIN Ar-Raniry Terindeks Scopus


SuaraDarussalam.id – Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry akhirnya memiliki satu jurnal yang terindeks Scopus. Namanya yaitu Jurnal Samarah yang berada dalam lingkup Program Studi Hukum Keluarga (HK) Fakultas Syari’ah dan Hukum. Ini adalah prestasi yang membanggakan.

Dilansir dari berbagai sumber, Scopus adalah salah satu pusat data terbesar dunia yang mengindeks jurnal-jurnal ilmiah, buku, makalah konferensi, dan paten-paten dari lima kantor paten utama dunia, digunakan lebih dari 3.000 akademisi, pemerintahan, dan korporasi. Umumnya, para peneliti sangat merasakan manfaat Scopus dalam usaha mereka memburu terobosan-terobosan ilmiah.

Selain itu, saat ini syarat agar seorang dosen bisa naik jabatan ke guru besar (Professor) harus memiliki jurnal yang antara lain yaitu sudah terindeks Scopus. Jadi, jurnal terindeks Scopus saat ini adalah jurnal yang paling prestise bagi kalangan ilmuan.

Lalu bagaimana kisahnya Jurnal Samarah bisa terindeks scopus? Beginilah cerita Dr. Mursyid Djawas, editor in chief Jurnal Samarah UIN Ar-Raniry yang ditulis di dinding akun Facebooknya.

 

Dari Meja dan Kursi Kerja inilah lahir Jurnal Samarah.

Idealnya sebuah Jurnal yang bagus dan mampu ikut berkompetisi dalam Skala Nasional dan Internasional pastinya lahir dari Sebuah Ruang Kerja yang dipenuhi dengan fasilitas serba lengkap seperti Ruang Kerja, Meja & Kursi Kerja,  Laptop, Internet dan lainnya.

Namun pengalaman hidup sudah memberi pembelajaran berharga. "Tekad yang kuat, Kesungguhan memberi yang terbaik" mampu mampu menjadi energi besar yang mengalahkan fasilitas yang serba minim.

Alhamdu lillah Samarah Journal awalnya hanyalah Jurnal lokal dalam lingkup Prodi HK UIN Ar-Raniry dapat terbit perdana Tahun 2017.

Akhir 2018 Jurnal Samarah mencoba peruntungan Submit ke Arjuna untuk menaikkan level sebagai Jurnal Nasional terindeks Sinta.

Tahun 2019, Alhamdu lillah Jurnal Samarah berhasil meraih Sinta 5. Tak puas dengan capaian ini. Kami langsung submit ulang setelah Volume 3 No. 1 Tahun 2019 dan berhasil Meraih Sinta 3.

Ada kesedihan saat hanya meraih Sinta 3 karena di saat yang sama gagal terindeks DOAJ. Sedih adalah hiasan hidup saja. Kami bertekad melakukan yang terbaik. Setelah Issue baru terbit, kami kembali melakukan Submit ulang dengan didukung oleh dana "ripe-ripe" Kolega di FSH UIN Ar-Raniry.

Sambil menunggu hasil Akreditasi keluar, kami melakukan pembenahan dan menantang diri sendiri. Mengapa tidak Samarah kita daftat ke Web of Science dan Scopus. Rupanya butuh dana yang tidak sedikit. Kembali saya minta dukungan tambahan dari kolega.

Entah kenapa mereka menaroh kepercayaan kepada saya. Hanya dalam waktu 30 menit terkumpul Dana 5 juta rupiah. Dana ini kami gunakan untuk merubah tampilan Samarah agar sesuai dengan wajah Jurnal Internasional bereputasi.

Setelah mengikuti program Workshop Akselerasi Jurnal menuju Scopus yang diselenggarakan Dikti dan Program yang sama yang diadakan oleh rumah Jurnal. Bulan Juli 2020 Jurnal Samarah kami daftarkan ke Pengindeks Internasional Web of Science dan Scopus.

 Dalam masa menunggu hasil, kami tetap mengikuti workshop terkait Jurnal Scopus seperti yang diadakan oleh Diktis (Program JIBS).

Menunggu adalah pekerjaan membosankan. Agar tidak bosan. Setiap hari saya membuka Jurnal PTKIN yang sudah terindeks Scopus dan Jurnal yang baru terindeks Scopus. Secara detail saya perhatikan jurnal-jurnal tersebut. Saya juga saban hari mengunjungi Jurnal Law and Religion, Oxford dan Sriwijaya Law Review.

Semakin saya melihat jurnal yang terindeks Scopus, semakin saya sadar bahwa Jurnal Samarah tidak ada apa-apanya. Sebagai muslim saya pasrah. Dalam do'a, saya selalu menyelipkan agar Jurnal Samarah meraih Scopus. Semua Group WA yang saya punya, saya kirimi pesan agar mendoakan Samarah meraih Scopus.

Alhamdulillah, Sekitar bulan Juni 2020 Samarah berhasil meraih Sinta 2.

Hari Kamis, 7 Januari 2021 adalah hari yang bersejarah. Sebenarnya saya dalam keadaan sakit. Sudah 2 hari tensi 150 dan Asam Urat 9,5 (Normalnya 6,5), namun karena banyak acara yang sudah deal sebelumnya, maka semua kegiatan saya ikuti, termasuk mendampingi dosen SKI FAH sampai maghrib di Gedung Corner USA, Museum Kampus.

Sehabis maghrib, saya rebahan dan membuka Link Scopus. Masya Allah, Subhanallah wal hamdu lillah Jurnal Samarah Accepted Scopus. 5 Menit kemudian Kementerian Ristek Brin mengontak saya dan melakukan Validasi. Jurnal Samarah Juga dinobatkan sebagai Jurnal Nasional bereputasi Sinta 1.

Mengapa Jurnal Samarah mampu meraih prestasi yang luar biasa dengan fasilitas yang serba tidak ada? Jawabanyya adalah; kesungguhan, kegigihan, keikhlasan, dan kepasrahan akan kekuasaan Allah SWT. Ini adalah pesan Ayahanda saya dan Guru saya KH. Muhammad Iqbal, SQ yang senantiasa menjadi spirit saya dalam meraih susuatu yang sangat mustahil diraih bagi kebanyakan orang.


Wallahu a'lam

Banda Aceh 9 Januari 2021

Editor in Chief Samarah

Mursyid Djawas


Posting Komentar untuk "Dr Mursyid Djawas Ceritakan Kisah Jurnal Samarah UIN Ar-Raniry Terindeks Scopus"