Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

[Review Buku] Manajemen Pendidikan Islam



Buku ini menggambarkan manajemen secara luas, dan kemudian dikaitkan dengan perspektif Islam. Pembahasannya dipadukan antara perspektif manajemen secara umum, dan dikaitkan dengan perspektif Islam. Pembahasan dimulai dari dasar-dasar studi manajemen pendidikan Islam, sejarah perkembangan dan aliran-aliran manajemen, pendidikan sebagai sistem sosial, budaya organisasi, struktur dan rancangan organisasi pendidikan, pimpinan dan kepemimpinan dalam pendidikan Islam, komunikasi dalam pendidikan Islam, perencanaan dalam lembaga pendidikan Islam, motivasi kerja dalam lembaga pendidikan Islam, fungsi staffing dalam pendidikan Islam, dan terakhir yaitu manajemen konflik.

 

BAB 1

          Disebutkan, bahwa manajemen menurut istilah adalah proses mengoordinasikan aktivitas-aktivitas kerja sehingga dapat selesai secara efesien dan efektif dengan melalui orang lain. Manajemen pendidikan islam sebagaimana di nyatakan Ramayulis adalah proses pemanfaatan semua sumber daya yang miliki (umat islam, lembaga pendidikan atau lainnya) baik perangkat keras maupun lunak.

          Seluruh aktivitas manusia dalam suatu system organisasi dikendalikan oleh prinsip-prinsip yang berlaku dalam manajemen. Adapun system administrasi berperan mencatat dan merekam semua proses manajerial secara bertahap, periodic, dan akuntable.

         Dalam bab ini, disebutkan bahwa banyak ahli memberikan pengertian tentang manajemen. Diantaranya adalah sebagai berikut, menurut Mary Parker Follet, mamajemen adalah seni karena untuk melakukan pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus. Menurut Horold Koontz dan Cyril O’Donnel, manajemen adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. G.R Terry mengatakan bahwa manajemen merupakan proses khas yang terdiri atas tindakan. Disimpulkan bahwa dari berbagai pengertian oleh para pakar, maka dapat diklasifikasikan ruang lingkup manajemen, terutama dilihat dari unsur-unsur yang pasti ada dalam manajemen.  Sebagai ilmu, manajemen memiliki teori dan kerangka pikir yang sudah teruji, terutama berhubungan dengan teori manajemen ilmiah, organisasi klasik, dan teori perilaku organisasi.

          Disebutkan juga dalam bab ini, bahwa manajemen memiliki banyak sekali kegunaan Kegunaan manjamen adalah elemen-elemen dasar yang melekat dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.

          Selain itu, di bab ini juga dijabarkan prinsip-prinsip manajemen, fungsi dan tingkatan manajemen. Sementara menurut Islam, empat persyaratan yang harus dimiliki dalam manajemen Islami yaitu, landasan nilai-nilai dan akhlak Islami, kemudian seluruh aktivitas manajemen merupakan salah satu bentuk penghambaan kepada Allah Swt. Nilai-nilai ibadah disebutkan harus dibangun dengan landasan ketauhidan. Kemudian syarat berikutnya yaitu hubungan atasan dengan bawahan merupakan hubungan persaudaraan umat Islam, hubungan antar manusia yang sederajat, egalitarian, dan berprinsip pada nilai-nilai universalitas kemanusiaan, kebangsaan, kemerdekaan, dan keseimbangan antara hak dan kewajiban. Syarat berikutnya yaitu, manajemen Islami dilandasi oleh etika dan nilai-nilai agama, menjadi salah satu alternative dalam menyelesaikan problem individu dan sosial di tengah-tengah zaman yang semakin tidak menentu secara moral.

 

BAB 2

 

          Pada bab ini dibahas tentang sejarah perkembangan manajemen, dan aliran-aliran dalam manajemen. Disebutkan, manajemen sudah berkembangan mulai fase prasejarah, mulai dari peradaban Mesopotamia, Peradaban Babilonia, Mesir Kuno, Tiongkok Kuno, Romawi Kuno, Yunani Kuno. Kemudian fase sejarah, dan kemudian fase modern. Di masa fase modern ini, manajemen melewati empat tahap berikut, yaitu tahap survival, tahap konsolidasi dan penyempurnaan, tahap human relation, dan tahap Behaviourisme.

          Kemudian dibahas juga aliran-aliran manajemen, seperti aliran manajemen ilmiah, aliran organisasi klasik, aliran perilaku, dan aliran Scientific Managemen (ilmu manajemen).

 

 

 

 

BAB 3

 

          Pada bab ini dijelaskan tentang pendidikan sebagai sistem sosial. Disebutkan juga elemen-elemen sistem organisasi sosial. Disebutkan, manusia sebagai makhluk sosial akan selalu mencoba berinteraksi, akan selalu menemukan masalah-masalah. Akan tetapi berbagai masalah dalam berinteraksi, baik antar individu, antar kelompok, maupun interaksi antara kelompok dengan kelompok lain, dapat diminimalisasi dengan mengetahui periaku individu dan kelompok yang menjadi lawan interaksinya.

 

          Disebutkan dalam bab ini,  secara etimologis system social berasal dari dua kata, yaitu system dan social. System berasal dari bahasa yunani, yaitu “Sistema” yang berarti ;

1.      Keseluruhan yang tersususun dari sekian banyak bagian

2.      Hubungan yang berlangsung di antara satuan-satuan atau komponen secara teratur

          Beberapa para ahli mendefinisikan system sebagai berikut. Menurut Campbell, system adalah himpunan komponen atau bagian yang paling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. Konontz dan O.Donnell, mendefinifikan bahwa system adalah bukan wujud fisik, melainkan ilmu pengetahuan yang terdiri atas fakta, prinsip, doktrin dan sejenisnya.

         

          System adalah suatu cara yang mekanismenya berpatron (berpola) dan konsisten, bahkan mekanismenya sering bersifat otomatis. Hal itu bereti bahwa system mencakup berbagai subsistem yang integral, yang saling terkait dan tidak dapat di pisahkan. Setiap subsistem memegang peran, tugas, dan kedudukannya masing-masing, tetapi keterkaitan tugas dan kedudukan antarsistem menentukan tercapainya tujuan.

1.      Hubungan fungsional, yaitu hubungan yang berkaitan dengan gerak fungsi aktivitas kependidikan

2.      Hubungan timbal balik, yaitu hubungan saling menguatkan dan memberi masukan untuk pemenuhan kepentingan kependidikan.

3.      Hubungan sinergitas, yaitu hubungan kerja sama antar bagian teretntu meskipun tugas dan kewajiban berbeda.

4.      Hubungan normatif yaitu hubungan yang berkaitan dengan peraturan yang berlaku dan harus di patuhi oleh semua civitas akademika.

5.      Hubungan sebab akibat yaitu adanya keterkaitan anatara aktivitas kegiatan pendidikan dan hasil yang dicapai serta dengan dampak yang diterima oleh para pendidik dan peserta didik.

          System social artinya himpunan dari berbagai subsistem dari berbagai subsystem yang terdapat dalam kehidupan masyarakat yang saling berinteraksi dan membentuk kehidupan bersama untuk mencapai tujuan tertentu.

          Beni Ahmad Saebani menjelaskan system social selalu memepersoalkan konsep institusi dan internalisasi yang terjadi dalam masyarakat. Di dalamnya terdapat proses identifikasi berbagai persyaratan fungsional dalam norma yang berlaku tradisional, khususnya masyarakat, karena system social terbentuk dari individu-individu, sebagai suatu persyaratan umum yang menjamin  kebutuhan dasar suatu system social.

          Dalam system social berbagai aksi yang ada diorganisasikan menjadi peran-peran, dan peran-peran itu menjadi satuan-satuan yang lebih besar, yaitu institusi. Peran dan fungsi peran yang dimanifestasikan dalam pola interaksi kolektif, mulai pada tingkat individu, budaya dan struktur social adalah bagian dari konsep-konsep penting terwujudnya prilaku normatif. Selain kebutuhan terhadap kesesuaian antara system kepribadian dengan system social dengan system budaya, ada persyaratan fungsional tambahan yang dapat di tunjuk dalam system-sistem yang berbeda, yaitu kebutuhan indidvidu yang secara situasi dan kondisi berbeda-beda.

          Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa system social adalah himpunan subsitem yang terdaapat dalam masyarakat yang menguatkan terbentuknya kehidupan bersama dan saling menguatkan, saling membutuhkan, saling mendukung ketercapaian tujuan bersama.

Sementara asumsi social adalah sebagai berikut:

1.      Orientasi individu dengan berbagai dimensinya yaitu orientasi motivasional yang berdimensi kognitif, katektif, dan evaluative.

2.      Orientasi motivasional dalam konteks dimensi kognitif diprioritaskan pada tipe tindakan yang merupakan manifestasi intelektual.

3.      Interaksi social adalah wujud kolektivitas dari interaksi individu yang diwaranai oleh orientasi motivisional dan orientasi nilai dengan segala dimensinya.

4.      Pola interaksi berpangkal pada motivasi individu masing-masing. Oleh karena itu tindakan individu yang berhubungan dengan individu lainnya pada asalnya disebabkan adanya kepentingan yang berbeda antar setiap individu.

 

 

BAB 4

 

          Pada bab ini dijabarkan tentang budaya organisasi, faktor-faktor yang mrmbentuk kebudayaan seperti pola pikir manusia yang terus berevolusi dalam mempersepsi alam dan kehidupan, pola hidup yang ditunjang oleh berbagai alat penunjang kehidupan, dan pola tingkah laku yang diikat oleh nilai-nilai.

          Dijelaskan juga mengenai fungsi budaya, yaitu sebagai identitas dan citra suatu masyarakat, pengikat suata masyarakat, sumber inspirasi, kebanggaan dan sumber daya, kekuatan penggerak, kemampuan untuk membentuk nilai tambah, pola perilaku, warisan, pengganti formalisasi dan mekanisme adaptasi terhadap perubahan.

          Dibahas juga mengenai jenis, tipe dan fungsi budaya organisasi, proses proses pembentukan budaya organisasi dan pengaruh budaya kerja terhadap manjamen organisasi pendidikan Islam.

BAB 5

          Pada bab ini, diceritakan tentang struktur organisasi kependiikan. Struktur organisasi lembaga pendidikan adalah pembagian tugas pekerjaan yang dikelompokkan dan dikordinasikan secara formal pada lembaga pendidikan. Penentuan struktur berkaitan dengan speasialisasi kerja agar pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan professional, tepat guna, efektif dan efesien.

          Dengan memperhatikan speasialisasi kerja, struktur lembaga pendidikan dapat dibuat sesederhana mungkin sesuai dengan target yang ingin dicapai. Struktur sederhana tidak menawarkan penjelasan. Tingkat departementalisasinya rendah, rentang kendalinya lebar, wewenangnya merupakan organsiasi yang “datar”, biasanya hanya mempunyai dua atau tiga tingkatan vertikal, ikatan kelompok  buruh yang longgar, dan satu individu yang dalam tantangannya wewenang (otoritas) pengambilan keputusan-keputusan dipusatkan.

          Dan Islam sendiri mendorong para pemeluknya untuk melakukan segala sesuatu secara terorganisir dengan rapi. Organisasi dalam pandangan islam bukan semata-mata wadah, melainkan lebih menekankan pada pengaturan mekanisme kerja. Dalam sebuah organisasi tentu ada pemimpin dna bawahan (Didin dan Hendri, 2003: 101).

          Disebutkan juga teori-teori dalam penyusunan organisasi, seperti teori klasik, teori lembaga sosial, teori organisasi formal, teori komunikasi jabatan dan hubungan informal, teori manajemen ilmiah taylor, teori structural, teori perilaku dalam organisasi, teori X dan Y Dauglas McGregor, teori argyris dan sebagainya.

 

BAB 6

          Bab ini menjelaskan tentang pimpinan dan kepemimpinan Islam dalam pendidikan Islam.  kepemimpinan atau leadership merupakan seni dan keterampilan orang dalam memanfaatkan kekuasaannya untuk mempengaruhi orang lain agar melaksanakan aktivitas tertentu yang diarahkan pada tujuan yang telah ditetapkan. Memimpin adalah mengerjakan niat demi tujuan tertentu, tetapi yang dilaksanakan oleh orang lain. Orang yang dipimpin adalah yang diperintah, dipengaruhi, dan diatur oleh ketentuan yang berlaku secara formal maupun non formal.

          Kepemimpinan merupakan sifat dari pemimpin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya serta tanggung jawabnya secara moral dan legal formal atas seluruh pelaksanaan wewenangnya yang telah didelegasikan kepada orang-orang yang dipimpinnya. Jadi, kepemimpinan iyu lebih bersifat fungsional yang akan dibedakan dengan tipe-tipe tertentu.

          Dalam manajemen pendidikan Islam, pelaksanaan kepemimpinan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti kepribadi (personality), harapan dan perilaku atasan berkaitan dengan tujuan kepemimpinan yakni saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran, karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap gaya kepemimpinan yang diterapkan. Gaya yang paling ideal adalah gaya kepemimpin Rasulullah Saw yang selalu menjaga sikap disiplin, professional, pengasih, penyayang dan mengembangkan kerjasama. Faktor berikutnya adalah kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin. Faktor berikutnya yaitu iklim dan kebijakan organisasi, serta harapand an perilaku rekan organisasi.

          Pada Bab ini juga dijelaskan berbagai teori dan gaya kepemimpinan, seperti gaya otokratis, birokratis, diplomatis, partisipatif, dan free rein leader.

 

BAB 7

          Pada bab ini dijelaskan tentang komunikasi dalam pendidikan Islam. Mulai dari pengertian komunikasi, unsur-unsur komunikasi, proses komunikasi, bentuk-bentuk komunikasi, faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran dan hambatan komunikasi dan beberapa pendekatan dalam komunikasi organisasi.

          Disebutkan, bahwa komunikasi yang disampaikan secara komunikatif dapat mengubah sikap, perilaku, pendapat/pandangan, dan kehidupan sosial seseorang. Hal ini dimungkinkan karena kegiatan komunikasi bukan hanya membuat orang lain mengerti dan mengetahui, tetapi juga bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, ajakan, perbuatan atau kegiatan (persuasive).

          Dijelaskan juga bahwa komunikasi secara umum terbagi dalam komunikasi verbal dan non verbal. Sementara faktor yang mengpengaruhi kelancaran dan hambatan organisasi yaitu faktor pengetahuan, faktor pengalaman, faktor intelegensia, faktor kepribadian dan  faktor biologis.

 

BAB 8

          Pada Bab ini dijelaskan tentang perencanaan dalam lembaga pendidikan Islam. Dari berbagai referensi dan definisi para pakar, disimpulkan bahwa perencanaan memuat unsur sebagai berikut:

1.      Sesuatu yang berhubungan dengan masa depan

2.      Seperangkat kegiatan

3.      Proses yang sistematis

4.      Hasil dan tujuan tertentu yang hendak dicapai. Intinya, perencanaan adalah serangkaian proses menuju tujuan yang hendak dicapai.

          Sementara dalam pendidikan Islam, disebutkan bahwa perencanaan merupakan langkah pertama yang harus diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola pendidikan Islam. Kesalahan dalam menentukan perencanaan pendidikan Islam akan mengganggu keberlangsungan pendidikan Islam. Allah memberikan arahan kepada setiap orang yang beriman untuk mendesain sebuah rencana yang akan dilakukan di kemudian hari, sebagaimana firmanNya dalam Alquran surat al-Hasyr ayat 18.

          Pada Bab ini juga dijelaskan tentang jenis-jenis perencanaan, sifat-sifat perencanaan dan cara membuat perencanaan, prinsip-prinsip perencanaan dan sebagainya.

 

BAB 9

          Pada Bab ini membahas tentang motivasi kerja dalam lembaga pendidikan Islam. disebutkan bahwa motivasi dimulai dengan komitmen untuk niat ikhlas. Imbalan atas pekerjaan yang sepadan dengan niat. Setiap bekerja tanpa niat maka tidak diakui. Selain membahas pengertian motivasi, bab ini juga membahas model motivasi, seperti teori kebutuhan dan teori harapan. Sementara model-model motivasi yaitu seperti motivasi intrinsik, model Edwards, keadilan organisasi, dan model equity.

 

BAB 10

          Pada Bab ini membahas tentang staffing dalam Pendidikan Islam. Disebutkan, bahwa staffing termasuk kegiatan organisasi yang sangat penting karena berhubungan dengan penempatan orang dalam tugas dan kewajiban tertentu yang harus dilaksanakan. Pelaksanaan penempatan orang berkaitan dengan manajemen personal.

          Disebutkan, bahwa posisi personal dalam organisasi ditetapkan menurut urutan masing-masing secara sistematis. Setiap struktur dikenal dengan istilah tertinggi dan terendah, jabatan tertinggi dan terendah, serta insentif dan tunjangan tertinggi dan terendah.

          Selain itu, pada bab ini juga dibahas mengenai perencanaan pegawai, mulai dari tahap analisis beban kerja, analisis tenaga kerja. Kemudian analisis jabatan dan sebagainya. Juga dibahas mengenai perencanaan sumber daya manusia, komitmen pegawai.

 

BAB 11

          Pada bab ini dibahas mengenai manajemen konflik. Disebutkan, agar organisasi dapat tampil efektif, individu dan kelompok yang saling bergantung itu harus menciptakan hubungan kerja yang saling mendukung satu sama lain, menuju pencapaian tujuan organisasi, akan tetapi selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling bergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing-masinng komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri dan tidak salinng bekerjasama satu sama lain.

          Konflik dapat menjadi massalah yang serius dalam setiap organisasi, tanpa peduli apapun bentuk dan tingkat kompleksitas organisasi tersebut. Konflik tersebut mungkin tidak membawa kematian bagi suatu organisasi, akan tetapi mungkin bisa menujunkan kinerja organisasi tersebut jika dibiarkan berlarut-larut tanpa penyelesaian.

          Ada yang berpandangan bahwa konflik sudah menjadi hukum alam sehingga tidak dapat dicegah. Sebaliknya, konflik harus dikelola sehingga membawa keuntungan bagi kelompok dan organisasi. Dalam bab ini dijelaskan ragam pandangan mengenai konflik, jenis-jenis konflik, sumber-sumber konflik dan serta sisi positif dan negatif dari konflik.

          Dibahas juga teknik manajemen konflik, unsure-unsur yang penting dalam manajemen konflik seperti masalah-masalah yang dipertanyakan, ukuran taruhan, saling kebergantungan pihak-pihak yang terlibat, kontinuitas interaksi dan sebagainya.

          Dalam menangani konflik, terdapat lima gaya untuk menangani konflik disfungsional dalam organisasi, yaitu integrating (problem solving), obliging, dominating, avoiding dan compromising. Selain itu, pada bab ini, dibahas juga masalah dan pengambilan keputusan.

 

Komentar Reviewer

-         Kritik

Hanya sedikit disebutkan kutipan pandangan Islam dari pakar pendidikan terhadap manajemen dan bahasan-bahasan lainnya dalam buku ini. Umumnya hanya mengambil pandangan pakat Barat, jadi meskipun sebagiannya bisa dikupas manajemen pendidikan Islami, namun sebagian lagi tidak menyebutkan pandangan para pakar pendidikan Islami. Namun demikian, bahasan perspektif Islam penulis rasa juga sudah lumayan memadai.

 

-         Tanggapan

Buku ini sangat bagus karena membahas manajemen dari berbagai perspektif. Kemudian pada sebagian bab juga dijelaskan secara perspektif Islam. Jadi, pembahasan perspektif Islam ini bisa memperkaya wawasan kita dalam memahami universalitas ajaran Islam.

 

-         Saran

          Para penulis selanjutnya bisa menyempurnakan bahasan ini dalam perspektif Islam dengan cara memperbanyak referensi dari pandangan para pakar pendidikan Islam.

 

 

Judul Buku

Manajemen Pendidikan Islam

Pengarang

Dr KH. U. Saefullah, M. M.Pd

Penerbit/Tahun penerbitan

CV Pustaka Setia: Bandung

Jumlah halaman: 331

 

Reviewer

Teuku Zulkhairi

 

Posting Komentar untuk " [Review Buku] Manajemen Pendidikan Islam"