Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Politik santri untuk apa?

 


POLITIK SANTRI UNTUK APA?

Oleh Teuku Zulkhairi 

Politik santri adalah politik yang bertujuan merealisasikan maqashid (orientasi) syari'at. Jika merujuk kpd teori maqashid syari'ah-nya Imam Asy-Syatibi dalam al Muwāfaqat dan kita kaitkan dg orientasi politik Islam,

maka orientasi politik santri adalah bagaimana memastikan tercapainya maqashid syari’ah.

yaitu menjaga agama, jiwa, keturunan, akal dan harta. Plus, menjaga lingkungan satu lagi. Itu adalah tujuan besar dan esensial.

Jika kita membaca Al Ahkāmu Suţaniyah-nya Imam Mawardi, jelas bahwa perangkat-perangkat negara dan infrastruktur politiknya harus digunakan untuk mewujudkan maqashid (tujuan) syari’ah.

Berita Harian Rakyat Aceh Sabtu 6 Maret 2021

Dengan pemahaman seperti ini, jelas bahwa politik santri berorientasi kpd kebaikan yang universal. maksudnya bahwa politik santri bertujuan menjamin kebutuhan semua elemen umat Islam tanpa pengecualian.

Tentu, penjagaan agama, jiwa, keturunan, akal, harta dan juga lingkungan, bukankah itu adalah juga cita-cita semua muslim?

Hal menarik dalam pèh tèm kemaren adalah statemen dari Tu Sudan, bahwa seseorang yang berpolitik dia harus tahu siapa dan apa saja musuhnya.

Saya kira itu adalah statemen yg menarik. Tentu seorang politisi muslim harus tahu siapa musuhnya. Musuhnya adalah segala kerusakan dan ketimpangan yang ditimbulkan oleh penyelewengan terhadap tujuan dari maqashid syari’ah.

Sebab bahwa ketika maqashid syari’ah tidak diwujudkan oleh infrastruktur pemerintahan, maka masyarakat akan timpang dan rusak.

Inilah yang dalam penjelasan yang indah dijelaskan oleh Tu Sop Jeunieb, bahwa :

"kita jangan seperti bertarung di kandang macan. karena yang menang maupun yang kalah akan sama-sama dimakan macan. "

Maksdunya jangan bertarung alias jangan gontok-gontokan dg sesama muslim yang sama-sama bertuhankan Allah dan ber Nabi-kan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam.

Musuh politisi muslim adalah setiap penyimpangan terhadap maqashid syari’ah.

Saya sangat setuju jika pelajaran Politik Islam (Fiqh Siyasah) diajarkan kepada para santri. kemaren Haekal Afifa, mengusulkan agar diajarkan kepada santri yang sudah kelas enam.

Artinya sudah jenjang Bustanul Muhaqqiqin lah kira-kira. Atau dalam istilah terbaru yaitu jenjang Ma'had Aly. Sebuah ini setahu sy baru Dayah Raudhatul Ma'arif Cot Trueng yang sudah mengajarkan pelajaran ini kepada para santrinya.

Oleh sebab itu, tentulah bahwa politik santri harus semakin eksis. Sebab ia merupakan politik untuk kemanusiaan dan peradaban. Menutup tulisan ini, kemaren saya mendengar statemen Abi Muhib, bahwa jika santri tidak hadir di parlemen, maka jangan harap akan hadirnya kebijakan-kebijakan yang pro Syari'at Islam dan kepentingan dayah. 

Itu betul sekali. Sebab sejauh ini kaum santri terbukti paling konsisten dengan perjuangan untuk Syari'at Islam.  Wallahu a’lam bish shawab.

Posting Komentar untuk "Politik santri untuk apa?"