Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Kitab Suci Agama Samawi : Zabur, Taurat dan Injil

Sumber foto : internet

Suara Darussalam - Setiap agama memiliki kitab suci sebagai rujukan atau pedoman dalam menjalani kehidupan  di  dunia.  Pada  hakikatnya,  seluruh  kitab  suci  mengandung  perintah  untuk mentauhidkan  Allah  SWT  dan  perintah  untuk  berbuat  baik  kepada  sesama. Al-Qur’an sebagai  kitab  suci  terakhir  juga  telah  mengakui  dan  membenarkan  adanya  kitab-kitab terdahulu  yang  diturunkan  kepada  para  rasul  sebelum  diutusnya  nabi  Muhammad  saw. 

Hanya  saja,  seiring  berjalannya  waktu,  tidak  ada  kitab-kitab  suci  yang  keotentikannya masih  tetap  utuh  kecuali  kitab  suci  al-Qur’an. Inilah yang mengundang perhatian para intelektual  muslim  maupun   non  muslim  untuk  menjadikan  al-Qur’an  sebagai  objek penelitian  dalam  dunia  akademik  baik  dari  segi  struktur,  keindahan  bahasanya,  maupun kandungannya. 

Walaupun demikian, kita sebagai generasi di zaman sekarang tidak  hanya diperintahkan untuk beriman kepada al-Qur’an melainkan juga kepada kitab-kitab samawi lainnya  yang  telah  diturunkan  oleh  Allah  SWT  kepada  para  utusan-Nya.  

Yang  menjadi persoalan di sini adalah bagaimana cara kita mengimani al-Qur’an dan kitab-kitab samawi lainnya? 

Oleh  karena  itu,  dalam  makalah  ini  penulis  berupaya  mengungkapkan  perihal kitab  suci  secara  singkat  dan  padat.  Adapun  identifikasi  masalah  yang  menjadi  pokok pembahasan makalah ini menyangkut: a)  ragam dan definisi kitab suci; b) beriman kepada kitab suci; dan c) al-Qur’an sebagai kitab samawi terakhir.

Definisi dan Ragam Kitab Suci Kitab  suci  adalah  wahyu  Tuhan  yang  dibukukan  seperti  Zabur,  Taurat,  Injil  dan al-Qur’an.  Dicontohkan  empat  kitab  tersebut  karena  kitab-kitab  itulah  yang  populer dikalangan umat muslim maupun non muslim. 

Dalam al-Qur’an sendiri disebutkan bahwa kitab  suci  tidaklah  terbatas  hanya  kepada  al-Qur’an, melainkan seluruh kitab yang Allah turunkan  kepada  para  rasul-Nya.  Keragaman  kitab  suci  ini  juga  ditunjukkan  oleh  Allah SWT. dalam firman-Nya yang berbunyi:  

Artinya: “Jika  mereka  mendustakan  kamu,  Maka  Sesungguhnya  Rasul-rasul  sebelum kamupun telah didustakan (pula), mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, Zabur dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna.” (Q.S. Ali Imran [3]: 184)

Menurut Ibn ‘Asyur (1296 H/1879 M-1393 H/1973 M), ayat di atas mengandung hiburan  bagi  nabi Muhammad saw. agar tidak sedih apabila orang-orang  mendustakannya karena peristiwa seperti itu juga dialami oleh rasul-rasul sebelum  beliau.  

Adapun kata al-zubur (الزبر) yang terdapat dalam ayat di atas merupakan bentuk jama’ dari kata al-zab>ur(الزبور)  yang  secara  etimologi  artinya  sesuatu  yang  tertulis.  Adapun  maksud kata al-zubur(الزبر)  di  sini  adalah  kitab-kitab  yang  pernah  diturunkan  kepada para  Nabi  maupun  rasul-rasul-Nya  yang  mengandung  nasihat  dan  peringatan  seperti  Zabur  dan  Injil.

Sedangkan kata (الكتاب المنير) merupakan sebutan bagi kitab-kitab yang kaya akan syari’at seperti kitab Taurat dan Injil.5Penjelasan Ibn ‘Asyur ini senada dengan penjelasan ulama klasik Imam at-Tabari (224-310 H).6 Adapun Ibn Katsir (700-774 H) menjelaskan kedua  kata  tersebut  dengan  makna  yang  lebih  umum.  

Beliau  berpendapat  bahwa al-zubur (الزبر)  berarti  kitab-kitab  samawi  dan al-kitab  al-munir  (الكتاب المنير)  berarti  bukti  yang jelas dan nyata.7Berdasarkan  uraian  di  atas,  maka  jelas  bahwa  kitab  suci  itu  beragam  macamnya. Hanya  saja,  di  dalam  al-Qur’an ada beberapa kitab yang diberitakan secara jelas kepada kita dan ada juga yang tidak diungkapkan nama kitabnya secara jelas. 

Di antara kitab-kitab tersebut adalah:  

1. Zabur 

Secara  etimologi,  kata  zabur berasal  dari  bahasa  Arab  yang  akar  katanya  adalah zabran yang  berarti  melempar,  akal,  sabar,  menulis  atau  tulisan.8  Adapun  secara  istilah, zabur  berarti  sebuah  nama  yang  ditujukan  kepada  himpunan  perkataan  nabi  Dawud  As. baik  yang  berupa  wahyu  maupun  ilham  yang  ia  peroleh  dari  hasil  munajatnya  kepada Allah  SWT.9  Hal  ini  juga  telah  dijelaskan  oleh  Allah  SWT  dalam  firman-Nya  Q.S. al-Isra>’ [17]: 55 

Artinya: “Dan Tuhan-mu  lebih  mengetahui  siapa  yang  (ada)  di  langit  dan  di  bumi.  dan Sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian  (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Dawud.”


2. Taurat

Taurat  adalah  nama  sebuah  kitab  yang  diturunkan  kepada  nabi  Musa  As.  Kata taurat bersumber  dari  bahasa  Ibrani  yang  asalnya  adalah t}auran  yang  berarti  petunjuk. Secara  istilah,  taurat  berarti  lembaran-lembaran  yang  berisi  tentang  kalimat-kalimat  yang di  turunkan  kepada  nabi  Musa  As.  di  gunung  Tur.  Di  antara  kitab-kitab  yang  diturunkan kepada nabi Musa, kitab inilah yang menjadi syari’at pokok.11 Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Q.S. al-Maidah [5]: 44. 


Artinya:“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan  cahaya  (yang  menerangi),  yang  dengan  kitab  itu  diputuskan  perkara  orang-orang Yahudi  oleh  nabi-nabi  yang  menyerah  diri  kepada  Allah,  oleh  orang-orang  alim  mereka dan  pendeta-pendeta  mereka,  disebabkan  mereka  diperintahkan  memelihara  Kitab-Kitab Allah  dan  mereka  menjadi  saksi  terhadapnya.  karena  itu  janganlah  kamu  takut  kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga  yang  sedikit.  Barangsiapa  yang  tidak  memutuskan  menurut  apa  yang  diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.”


3.Injil 

Injil  adalah  nama  wahyu  yang  diturunkan  kepada  nabi  Isa  As.  yang  kemudian dikumpulkan  oleh  para  sahabat  beliau.  Istilah injil merupakan  kata  yang  telah  diserap  ke dalam  bahasa  Arab.  Ada  yang  berpendapat  bahwa  istilah  ini  bersumber  dari  Bahasa

Romawi yaitu Isanjaliyum (إثَانْجَيْلِيُوم) yang berarti kabar baik. Sedangkan Imam Qurtubi berpendapat   bahwa   istilah injil bersumber   dari bangsa   Suryani.   Pendapat   lainnya menyatakan  bahwa injil bersumber  dari  bahasa  Yunani,  yaitu awanayliyun (أووَانَيْلِيُون) yang berarti kalimat fasih. Sebagian ahli bahasa dan ahli tafsir berpendapat bahwa isitilah ini  berasal  dari  bahasa  Arab  yang  akar  katanya  adalah najlan(نجلا)  yang  berarti  air  yang keluar dari bumi.

Mengenai kitab Injil, Allah SWT juga telah menyebutkannya dalam al-Qur’an Q.S. al-Maaidah [5]: 46, 

Artinya: “Dan Kami iringkan  jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam,   membenarkan   kitab   yang   sebelumnya,   Yaitu:   Taurat.   dan   Kami   telah memberikan  kepadanya  kitab  Injil  sedang  didalamnya  (ada)  petunjuk  dan  dan  cahaya (yang  menerangi),  dan  membenarkan  kitab  yang  sebelumnya,  Yaitu  kitab  Taurat.  dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.”

Dalam  perkembangannya,  banyak  bagian  otentik  dari  Injil  telah  dihapus.  Hal  ini menyebabkan  kita  ragu  terhadap  bagian-bagian  yang  tidak  dihapus.  Secara  historis,  kitab ini  baru  dihimpun  lebih  dari  seabad  sejak  wafatnya  nabi  Isa  As.  yaitu  setelah  habisnya masa hawariyyin atau  para  murid  nabi  Isa  As.13  

Oleh  karena  itu,  kitab  Injil  tidaklah  bisa dinisbatkan kepada nabi Isa’ As, melainkan orang-orang setelahnya.  

Sumber: Jurnal Asy-Syukriah


Posting Komentar untuk "Mengenal Kitab Suci Agama Samawi : Zabur, Taurat dan Injil"