Sabil, Tradisi Sedekah Makanan di Mekkah Yang Penuh Keberkahan - bagian 2
Setelah sebelumnya gambaran sekilas pemberian (sedekah) air mineral yang rutin dibagikan, serta wajah salah satu aset Baitul Asyi (Rumah Aceh) berupa hotel bintang 5, kini intermezzo lainnya tertuju pada tradisi pembagian nasi kotak yang dikenal dengan sebutan "Sabil".
* Pemandangan ini begitu khas terlihat di sekitar Masjidil Haram. Mereka pemberi sedekah itu umumnya sudah mempersiapkan diri dengan berbagai troli atau kardus untuk dibagikan hampir setiap usai shalat.
* Masjidil Haram, dengan bangunan bertingkat-tingkatnya, menawarkan kenyamanan luar biasa bagi para jamaah. Di dalam masjid, udara sejuk dari air conditioner yang bekerja 24 jam tanpa henti menciptakan suasana yang nyaman untuk beribadah.
* Namun, ketika melangkah keluar dari pintu masjid, terlebih di siang hari yang terik, udara panas khas gurun terasa sangat menyengat. Jamaah sebaiknya perlu mempersiapkan diri seperti membawa kacamata hitam untuk mengurangi silau sinar terik matahari.
* Tidak hanya itu, di sekitar Masjidil Haram juga, para jamaah dapat mengakses kendi dan keran air Zamzam yang tersebar merata. Jamaah bebas meminum hingga puas sampai kembung atau bahkan mengisi ulang botol untuk dibawa pulang ke hotel.
* Mengelilingi Masjidil Haram, pandangan mata akan tertuju pada barisan hotel-hotel megah yang menjulang tinggi hingga leher harus mendongak ke atas untuk melihat puncaknya. Para jamaah dari berbagai bangsa dengan beragam bahasa terlihat berbaur menyatu dalam kebersamaan yang dipersatukan oleh arah kiblat dan keyakinan yang sama.
* Satu hal yang unik, meskipun banyak dari jamaah tidak berbicara bahasa yang sama, komunikasi sederhana sering kali terjadi dengan isyarat atau sepatah dua patah kata. Keberagaman ini justru memperkuat persatuan dan rasa persaudaraan sesama Muslim.
* Di tengah kondisi yang kontras ini, kehadiran para pemberi sedekah menjadi sebuah berkah tersendiri. Dengan teriakan penuh semangat, "Sabil... Sabil... Sabil...berkali-kali" mereka mengundang jamaah untuk mengambil sedekah makanan, tentunya dengan tertib dan antrian yang rapi.
* Tradisi ini mencerminkan semangat Fastabiqul Khairat—berlomba-lomba dalam kebaikan—yang sangat dianjurkan dalam Islam. Apalagi pahala yang di raih akan berlipat-lipat ganda termasuk hanya sekedar beri'tikaf (berdiam diri di masjid disertai dengan niat).
* Sekali lagi saya sampaikan bahwa bagi siapa pun yang mengunjungi Mekkah, tidak perlu khawatir akan kelaparan atau kehausan. Tradisi sedekah, dari air Zamzam hingga makanan ringan seperti kurma, begitu melimpah. Betapa besar pahala yang didapat bagi mereka yang berbagi, terutama di tengah suasana penuh keberkahan di kota suci ini.
* Tradisi Sabil tidak hanya sekadar berbagi makanan, tetapi juga menjadi simbol kebaikan yang menular, mengingatkan setiap jamaah akan pentingnya menebar manfaat bagi sesama. Masya Allah, betapa indahnya budaya amal di Tanah Suci ini! [Asnawi Ali]
Lihat Video Lengkap :
Posting Komentar untuk "Sabil, Tradisi Sedekah Makanan di Mekkah Yang Penuh Keberkahan - bagian 2"