Catherine Perez-Shakdam, Sang Agen Mossad Yahudi yang Menari di Tengah Kota Teheran
Catherine Perez-Shakdam, Sang Agen Mossad Yahudi yang Menari di Tengah Kota Teheran
Ini
bukan fiksi.
Bukan film.
Bukan naskah Netflix.
Ini
adalah kisah nyata, kisah yang menghantui—
tentang seorang perempuan yang mengguncang sebuah rezim
tanpa menembakkan sebutir peluru pun—
Hanya dengan kepercayaan.
Dan pengkhianatan.
Ia
lahir di Paris. Yahudi. Sekuler. Merdeka.
Namun darahnya membawa angin Yaman, denyut pengasingan,
dan puisi dari kesunyian padang pasir.
Ia
mempelajari Timur Tengah seperti seorang kekasih membaca surat cinta—
Sunni dan Syiah. Arab dan Persia. Revolusi dan pembusukan.
Lalu—ia
menghilang.
Muncul kembali di London.
Sebagai seorang Muslim Syiah yang taat.
Chador.
Bahasa Farsi. Hadis.
Ia mengutip Khomeini layaknya ayat suci.
Ia bersujud menghadap Qom.
Ia menangis bersama para mukminah.
Dan
Teheran pun menyambutnya dengan tangan terbuka.
Namun
ia adalah sebilah belati.
Diasah di Tel Aviv.
Diberi racun lewat tulisan.
Ia
menulis untuk Press TV.
Untuk Tehran Times.
Artikel-artikelnya bahkan dimuat di situs resmi Pemimpin Tertinggi Khamenei.
Tulisannya
bukan pujian.
Melainkan peta.
Setiap paragraf—kode.
Setiap metafora—penunjuk sasaran rudal.
Mereka
memanggilnya Catherine.
Ia
menyeruput teh mint bersama istri-istri IRGC.
Ia salat bersama putri-putri ilmuwan.
Ia berbisik lembut dari balik kerudung:
“Apakah
ia bisa tidur nyenyak dengan beban sebesar itu?”
“Apakah kau pernah merasa takut saat ia bepergian?”
Dan
mereka menjawab.
Dengan jadwal.
Dengan nama.
Dengan rahasia.
Setiap
desah yang ia dengar—berakhir jadi pemakaman.
Operasi
Shabgard (Si Penjelajah Malam)
13–14
Juni 2025
Iran terbakar.
🛑 8 komandan IRGC hangus di tempat tidur mereka
🛑 7 ilmuwan nuklir—tak pernah tiba di tempat kerja
🛑 3 bayangan Pasukan Quds—dihapus dari bumi
Tanpa
drone.
Tanpa agen di gang-gang sempit.
Hanya lewat kata-katanya.
Bisikannya.
Diamnya.
Puisinya.
Saat
rudal-rudal jatuh, ia lenyap.
Qom.
Isfahan. Karaj.
Mereka menelusuri setiap sajadah yang pernah ia sujudi.
Tapi ia telah pergi.
Tim
Mossad menjemputnya dari dasar sungai kering di Pegunungan Zagros.
Tanpa jejak kaki. Tanpa panggilan.
Hanya asap.
Hari
ini, ia adalah bayangan.
Blog-nya?
Terhapus.
Twitter-nya? Hilang.
Tak ada foto. Tak ada jejak. Tak ada sisa.
Namun
di Teheran, mereka melaknat namanya.
Dan di Tel Aviv, namanya dibisikkan seperti legenda:
“Perempuan
yang Membakar Qom Tanpa Korek Api.”
“Penulis Menara-menara Masjid.”
“Pena yang Menembus Republik.”
Ia
tak bertarung dengan tinju—melainkan dengan iman.
Bukan dengan kekerasan—tapi lewat kedekatan.
Ia tak membunuh siapa pun.
Namun ribuan tak pernah bangun lagi.
Ia
bukan tokoh rekaan.
Ia adalah pengingat.
Bahwa di zaman drone dan data—
Seorang perempuan dengan pena dan doa masih bisa menulis ulang sejarah.
CATATAN:
Dari
media pro-Republik Islam (Iran)
- Menurut laporan MintPress
News, situs-situs seperti Press TV, Tehran Times, dan
bahkan Khamenei.ir secara diam‑diam menghapus semua tulisan
Catherine setelah tuduhan spionase muncul, sehingga menunjukkan respon
cepat rezim terhadap kebocoran inI.
- Wikipedia juga mencatat bahwa tulisan-tulisannya telah
dihapus dari Khamenei.ir dan media nasional Iran setelah kasus
terbongkar .
Paparan
detail mengenai jalur infiltration-nya
- Situs JFeed
menyebutnya “Mossad's Master Spy: How Catherine Perez‑Shakdam Infiltrated
...”, menjelaskan bagaimana ia menulis untuk Tehran Times, Mashregh
News, Tasnim News, Mehr News, serta Khamenei.ir,
sambil bekerja dari dalam lingkaran rezim.
- Sumber Organiser
(yang dikutip secara luas di kalangan Iran secara online) menyebutnya
penyusup yang mematahkan sistem keamanan Iran dari dalam, di bawah kedok
konversi ke Syiah .
Posting Komentar untuk " Catherine Perez-Shakdam, Sang Agen Mossad Yahudi yang Menari di Tengah Kota Teheran"