Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Maha Guru Abuya Muda Waly adalah Imam al-Ghazālī dari Aceh

Tgk Riki Ade Malek, M.Ag

Maha Guru Abuya Muda Waly adalah "Imam al-Ghazālī dari Aceh"


Oleh Tgk. Riki Ade Malek, M.Ag - Asesor Badan Akreditasi Dayah Aceh (BADA)

 

Menjadi sosok seperti Maha Guru Abuya Muda Waly bukanlah perkara mudah. Diperlukan ketajaman intelektual yang luar biasa untuk mampu mencermati seluk-beluk ibarat dalam kitab-kitab turāts (kitab kuning), lalu mengaktualisasikannya dalam konteks realitas kekinian (waqā’i‘ mu‘āṣirah).

Tak hanya kecerdasan intelektual, Abuya Muda Waly juga dikenal sebagai figur dengan jiwa khidmah yang mendalam dan konsisten dalam dunia pendidikan serta pengabdian terhadap umat.

Yang membuat Abuya begitu istimewa adalah bahwa seluruh aktivitas keilmuannya senantiasa dibingkai dengan nilai-nilai tasawuf yang tinggi. Karakter kepribadian dan spiritualitas beliau mencerminkan sosok yang sangat dekat dengan warisan Imam al-Ghazālī, Hujjatul Islām.

Karena itulah, tak berlebihan bila banyak kalangan menjuluki beliau sebagai “Imam al-Ghazālī dari Negeri Serambi Makkah.”

Dalam bidang fikih, Abuya Muda Waly menunjukkan kedalaman dan keluasan ilmunya dengan menyusun ta‘līqāt (catatan-catatan kritis dan penjelasan) atas kitab Tuhfah al-Muḥtāj karya Imam Ibnu Ḥajar al-Haytamī. Catatan-catatan tersebut tidak hanya memperjelas redaksi pengarang, tetapi juga memberikan catatan kritis yang menunjukkan keluasan pandangan beliau dalam fiqh Syafi‘i.

Sementara dalam disiplin tasawuf dan tauhid, Abuya menulis karya monumental Tanwīr al-Anwār, sebuah kitab yang secara substansial menjadi jembatan antara dua karya agung umat Islam: Iḥyā’ ‘Ulūm al-Dīn karya Imam al-Ghazālī dan al-Ḥikam al-‘Aṭā’iyyah karya Ibn ‘Aṭā’illāh al-Sakandarī.

Tanwīr al-Anwār bukan hanya karya yang memancarkan kedalaman ilmu dan rasa, tetapi juga memperlihatkan upaya serius Abuya dalam mengintegrasikan dimensi fikih, tasawuf, dan teologi Islam dalam satu nafas pemikiran yang utuh dan kontekstual.

Karya-karya tersebut merupakan mahakarya yang sangat luar biasa, disusun dengan ketelitian (daqīq) yang tinggi, dan menjadi warisan keilmuan yang tetap relevan hingga hari ini.

Warisan intelektual dan spiritual Abuya Muda Waly layak terus dikaji, dihidupkan, dan diteladani, terutama oleh generasi muda yang tengah meniti jalan keilmuan dan pengabdian.

 


Posting Komentar untuk " Maha Guru Abuya Muda Waly adalah Imam al-Ghazālī dari Aceh"