Iblis Hampir Taubat Tapi Gagal, Kenapa ?
IBLIS HAMPIR TAUBAT, TAPI GAGAL. KENAPA ?
Oleh Tu Sudan
Cerita ini sering kali kami sampaikan ke para jamaah. Bahwa penyakit hati lebih berbahaya daripada penyakit dzahir.
Dikisahkan, suatu saat Iblis berjumpa Nabi Musa As.
Iblis berkata: Wahai Musa kamu adalah manusia yang dipilih oleh Allah untuk menjadi rasul dan Allah berbicara dengan mu, saya adalah makhluk Allah yang paling berdosa dan aku berencana untuk bertobat, bantu aku "mohonkan kepada Allah supaya Allah menerima taubat ku".
Nabi Musa menjawab; Baik.., akan aku bermunajat kepada Allah.
Maka Allah mengwahyukan kepada Nabi Musa: Wahai Musa aku terima doa mu "katakan pada iblis, bila dia ingin bertobat maka sujud-lah (sujud penghormatan) kepada kubur Nabi Adam .
Kemudian Nabi Musa berjumpa dengan Iblis dan dia berkata demikian.
Maka iblis menjawab: Apa musaaaa... Sujud ke Adam. Sorry ya:
لَمْ أَسْجُدْ لَهُ حَيًّا أَأَسْجُدُ لَهُ مَيِّتًا
Ketika dia masih hidup saja aku gak mau bersujud, apalagi sekarang dia telah mati.
Sumber: Sirajut Thalibin Juz 1 Hal 283.
----
🕋 Ulasan Isi dan Makna
Kisah ini termasuk kisah hikmah (kisah pelajaran) yang diriwayatkan secara ma’nawi dalam beberapa kitab tasawuf dan akhlak, seperti Sirāj al-Ṭālibīn yang disebut dalam sumber teks. Meskipun kisah ini tidak bersumber dari hadis sahih, tetapi ia digunakan oleh para ulama untuk menyampaikan pelajaran moral dan spiritual yang sangat penting: bahwa penyakit hati — terutama kesombongan — lebih berbahaya daripada dosa-dosa lahir.
Dalam kisah itu, Iblis sebenarnya ingin bertobat. Namun, ketika Allah memberi syarat agar ia sujud (penghormatan) di hadapan kubur Nabi Ādam عليه السلام, ia menolak dengan sombong. Penolakannya diungkapkan dengan kalimat yang menunjukkan kesombongan tingkat tinggi:
لَمْ أَسْجُدْ لَهُ حَيًّا أَأَسْجُدُ لَهُ مَيِّتًا
“Ketika dia masih hidup saja aku tidak mau bersujud kepadanya, apalagi sekarang dia telah mati!”
Kalimat ini menggambarkan bahwa akar dari seluruh kejahatan Iblis adalah kesombongan spiritual (kibr) — perasaan lebih tinggi dari makhluk lain, bahkan ketika ia tahu kebenaran.
💡 Pesan Moral dan Pelajaran Spiritual
Kesombongan menutup jalan taubat.
Iblis bukan tidak tahu Allah Maha Pengampun, tetapi kesombongan menghalangi dirinya dari kerendahan hati untuk menerima perintah Allah. Inilah mengapa para ulama tasawuf menekankan bahwa taubat sejati lahir dari kehinaan diri di hadapan Allah.
Penyakit hati lebih berbahaya daripada dosa fisik.
Dosa lahir seperti mencuri atau berzina bisa ditobati jika hati masih lembut. Tapi jika hati keras dan sombong, dosa itu akan sulit disadari. Karena itu, para guru ruhani menekankan mujāhadah an-nafs (perang melawan diri sendiri) agar hati tidak tertutup.
Ketaatan bukan soal logika, tapi soal kepatuhan kepada perintah Allah.
Iblis menolak karena logika: “Mengapa aku harus sujud kepada makhluk dari tanah, sedangkan aku dari api?” Padahal hakikat ibadah adalah taat kepada perintah, bukan menimbang perintah dengan akal.
📖 Pandangan Ulama
Imam al-Ghazālī dalam Iḥyā’ ‘Ulūm al-Dīn menjelaskan bahwa kesombongan adalah pangkal dari semua maksiat, karena ia membuat seseorang enggan tunduk kepada kebenaran.
Kisah Iblis ini juga diulas oleh para sufi seperti al-Qushayrī dan al-Harawī sebagai simbol bahwa pengetahuan tanpa tazkiyah (penyucian hati) bisa menjerumuskan seseorang ke dalam kehancuran spiritual.
🕊️ Relevansi untuk Kehidupan Umat
Kisah ini sangat relevan untuk dunia modern. Banyak orang pandai dan berilmu, tetapi tidak mau menerima kebenaran yang datang dari orang yang dianggap “lebih rendah.” Inilah penyakit Iblis yang diwariskan ke manusia: merasa lebih tinggi, lebih pintar, atau lebih suci.
Taubat sejati tidak cukup dengan lisan, tetapi memerlukan kerendahan hati di hadapan Allah dan makhluk-Nya.
🌿 Kesimpulan
Kisah “Iblis Hampir Taubat, Tapi Gagal” adalah kisah pendidikan ruhani yang menggambarkan:
Bahaya kesombongan sebagai penghalang terbesar taubat.
Perlunya pembersihan hati (tazkiyah an-nafs).
Pentingnya kerendahan hati dalam beribadah dan belajar.
Maka, benar apa yang disebut dalam pembuka teks:
“Penyakit hati lebih berbahaya daripada penyakit zahir.”
Karena penyakit tubuh hanya membunuh jasad, sementara penyakit hati — seperti sombong, iri, dan dengki — membunuh jiwa dan cahaya iman.
Posting Komentar untuk "Iblis Hampir Taubat Tapi Gagal, Kenapa ? "