Nasib Malang Naskah Arab Melayu - Jawi
Nasib Malang Naskah Arab Melayu - Jawi
Oleh: T.A. Sakti
SELAIN akibat gempuran negara-negara penjajah, “kehancuran” huruf Arab Jawi juga disebabkan perkembangan zaman.
Sejak puluhan tahun lalu huruf Latin telah menggeser huruf Arab Melayu dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh dan nusantara. Keadaan itu menyebabkan naskah-naskah lama kian kurang dibaca dan disalin ulang dan pada akhirnya akan PUNAH-habis.
Mayoritas masyarakat Aceh dewasa ini hanya bisa membaca dalam huruf Latin. Akibatnya, banyak manuskrip atau naskah lama yang tertulis dalam huruf Arab Melayu dibiarkan terlantar sekarang karena tidak bisa dibaca.
Perkembangan sarana hiburan modern juga ikut melunturkan peranan Sastra Aceh sebagai sumber hiburan masyarakat. Kehadiran industri film, radio, televisi dan media cetak
yang memberi bermacam jenis hiburan serta bahan bacaan telah menyebabkan kepopuleran naskah Arab Melayu dan naskah Sastra Aceh menurun tajam; bahkan hampir-hampir tidak ada pihak yang menghiraukannya lagi.
Kini di desa-desa, naskah Arab Melayu dan naskah Sastra Aceh jenis apa pun seperti hikayat, nadham, tambeh dan kitab-kitab agama yang ditulis dalam huruf Arab Melayu, baik yang dalam bahasa Arab, Melayu dan bahasa Aceh; hanya disimpan oleh pemiliknya di balai-balai kandang lembu, atas kandang ayam, di rak dapur (bahasa Aceh: sandeng dapu) serta di bara-bara atau para Rumoh Aceh.
Ketika Rumoh Aceh dibongkar guna dibangun “rumoh geudong”, maka hilanglah semua naskah Jawoe yang selama ini hanya dijadikan “benda azimat” yang tak pernah disentuh tangan.
Memang, sebagian besar masyarakat Aceh masih enggan membuang langsung naskah-naskah lama (manuskrip) itu, karena mereka takut pada kutukan Tuhan (bahasa Aceh: teumeureuka). Walaupun dianggap sudah memuakkan atau barang-barang yang menyemakkan,
namun mereka belum berani benar-benar membuangnya, sebab sebagian dari manuskrip-manuskrip itu masih dikeramatkan.
Beginilah, keadaan yang tengah dialami naskah-naskah lama Sastra Aceh dewasa ini. Dalam suasana konflik Aceh, tentu semakin memperburuk keadaan itu.
Dalam suasana Aceh yang kacau-balau seperti beberapa waktu yang lalu banyak penduduk desa yang mengungsi, maka semakin banyak pula naskah-naskah lama Sastra Aceh yang rusak-terbuang, tak ada yang mempedulikannya.
Begitulah kondisi nasib huruf Arab Jawi di Aceh dan Nusantara-Asia Tengara. Keadaannya sangat miris, yang membuat para pencintanya menangis. Tapi tak terbuka jalan menangkis!
Kunci buat membangkitkannya adalah menerapkannya sebagai mata pelajaran wajib di SEKOLAH dan DAYAH.
Tapi tak ada pihak yang mau menggubris dan bersusah payah. Kita hanya mampu menerima Takdir Allah!.
Gantungan T.A. Sakti:
Blog: www.tambeh.wordpress.com
You Tube: drah aceh
You Tube: T.Abdullah Sakti
Fb: Teuku Abdullah(T.A. Sakti)
Tik Tok: T. Abdullah Sakti
Instagram: mengikuti Fb
Posting Komentar untuk "Nasib Malang Naskah Arab Melayu - Jawi"