Bidah Versi Imam Nawawi dan Para Imam Ahli Ilmu
BID'AH VERSI IMAM NAWAWI DAN PARA IMAM AHLI ILMU
(Tulisan ini disadur dari komentar netizen di Kajian Channel Kyai Ajir Ubaidillah)
Makna kata "kullu" dalam hadits bid'ah menurut ahli hadits Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim, disebutkan: "Kullu bid'ah dholalah", ini adalah kata-kata umum yg dibatasi jangkauannya. Maksud "Kullu bidah dholalah", adalah sebagian bid'ah (hal baru) itu sesat, bukan semuanya."
Hadits: "Pada habbatus sauda' (jintan hitam) adalah obat yang bisa menyembuhkan semua (kullu) penyakit (maksudnya semua penyakit bisa disembuhkan dengan habatus sauda') kecuali kematian." (HR Bukhari dan Muslim). Lafadz "kullu" disini tidak bisa diartikan semua penyakit bisa disembuhkan dengan habbatus sauda', tapi sebagian penyakit sesuai keterangan dari Imam Ibnu Hajar ra bahwa penyakit yang disembuhkan oleh habbatus sauda' adalah penyakit yang bersifat dingin, adapun sakit yang bersifat panas tidak bisa disembuhkan dengannya.
Dalam Surah Al-Kahfi disebutkan : "Sungguh kudapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka, dan dia dianugrahi "segala sesuatu" (kullu) serta memiliki singgasana yang besar." Ayat ini maksudnya, Ratu Bilqis dianugrahi segala sesuatu (kullu) padahal kenyataanya tidak seperti itu, karena Ratu Bilqis tidak dianugrahi kerajaan Nabi Sulaiman.
Kullu artinya bisa semua tetapi juga bisa sebagian, tergantung teks/konteks-nya dari kalimatnya. Contoh lafadz "kullu" bermakna sebagian (tidak mutlak semua) dalam Al Quran adalah :
-Ayat dari Surat al-Ahqof: 25.
-Surat al-Anbiya': 30.
-Surat al-An'am: 44.
-Surat an-Naml: 23.
-Dan juga beberapa hadits.
AlQuran atau Hadits kadang kalau diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia artinya tidak selalu pas yang dimaksud dalam balaghah Bahasa Arab. Bahasa AlQuran tidak semuanya bisa diterjemahkan dengan tepat sesuai yang dimaksud ayat aslinya bila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia.
Misalnya, dijumpai ayat atau hadits yang kalimatnya terdapat kesamaan pengungkapan dua lafadz sama tetapi memiliki arti yang berbeda. Contoh:
Hadits, "Kullu bid'atin dholalah wa Kullu dholalatin finnar, " dalam hadits ini ada dua lafadz "kullu," yang artinya setiap, tetapi setiap (kullu) yang pertama artinya sebagian, sedangkan kullu yang kedua artinya semua. Dalam Syarah Hadits Shahih Muslim dikatakan, "Sebagian bid'ah, bukan semua, bukan seluruhnya." Sehingga dengan demikian bila diterjemahkan maksudnya, "Sebagian bid'ah itu sesat, dan semua yang sesat akan masuk neraka."
Surah Ar-Ruum: 55, dalam ayat ini "ada dua lafadz "sa'at," tetapi sa'at yang pertama artinya waktu yang lama (kiamat, 50.000 tahun lamanya) sedangkan sa'at yang kedua artinya waktu sesaat, tidak lama.
Surah Al-Ahzab: 37 --- dalam ayat ini ada dua lafadz "tahsya" yang artinya takut, tetapi takut yang pertama artinya dilarang, sedangkan takut yang kedua artinya diperintah.
Hadits, "Kullu bid'atin dholalah wa Kullu dholalatin finnar, " dalam hadits ini ada dua lafadz "kullu," yang artinya setiap, tetapi kullu yang pertama artinya sebagian, sedangkan kullu yang kedua artinya semua. "Sebagian bid'ah (hal yang baru) itu sesat, dan semua yang sesat akan masuk neraka."
Hadits, "Sesungguhnya (wajibnya) air, karena air." (HR. Muslim) dalam hadits ini ada dua lafadh sama yaitu "air," tetapi air yang pertama maksudnya air mandi, sedangkan air yang kedua maksudnya adalah air mani.
Surah Al-Lahab: 1-3--- dalam ayat ini ada dua lafadz "lahab," tetapi lahab yang pertama artinya Abu lahab, sedangkan lahab yang kedua artinya yang bergejolak.
Surah An-Najm: 1-3 dalam ayat ini "ada dua lafadz "hawaa," tetapi hawaa yang pertama artinya terbenam, sedangkan hawaa yang kedua artinya adalah nafsu.
Dan lain-lain. Kesimpulannya, dalam ilmu balaghah bahasa Arab memang ada dua kata yang lafadz nya sama dalam satu kalimat tetapi maknanya beda. Ini disebut Jinas Tam. Contoh-contohnya ya seperti diatas tadi.
Posting Komentar untuk "Bidah Versi Imam Nawawi dan Para Imam Ahli Ilmu"