Padukan Konsep Salafiyah-Modern, Dayah Jamiah Al-Aziziyah Semakin Diminati
![]() |
Para orang tua nampak sedang mendaftarkan anak-anaknya ke Dayah Jami'ah Al-Aziziyah (foto: Mudimesra) |
Bireuen -
Lebih dari tiga ratus santri baru Dayah Jamiah Al-Aziziyah mulai memasuki
asrama pada hari ini, Sabtu 9 Agustus 2014. Di samping mengaji, santri baru ini
juga akan mendapatkan pendidikan umum di SMP dan SMK Jamiah Al-Aziziyah.
Diharapkan, lembaga pendidikan Islam ini nantinya akan menjadi Universitas
Islam Al-Aziziyah dengan perpaduan pendidikan umum dan agama.
Dayah yang
masih berusia dua tahun ini telah mengalami perkembangan yang begitu pesat di
mana jumlah santri sekarang telah mencapai enam ratus orang lebih. Apalagi,
para santri akan ditempa kemampuannya oleh guru berkompeten yang umumnya alumni
MUDI Mesra yang telah menyelesaikan S2 dan S3 di dalam dan luar negeri.
Dayah Jamiah
juga menerapkan kewajiban berbahasa Arab dan Bahasa Inggris bagi santri yang
diasuh oleh para mudabbir.
Dalam bidang
ekstra kurikuler, dayah Jamiah Al-Aziziyah juga mengajarkan santri untuk
menguasai dunia seni, zikir maulid, dalael, hingga ilmu bela diri. Setiap malam
jumat santri diajarkan dalael, pidato dan kegiatan seni lainnya. Adapun
kegiatan bela diri kempo dijadwalkan setiap sore jumat dan minggu.
Tentu saja
kegiatan ini diatur sedemikian rupa agar tidak terganggu konsentrasi santri
dalam mendalami kitab kuning sebagai pelajaran inti di lembaga pendidikan Islam
ini.
Dayah Jamiah
Al-Aziziyah semakin memikat karena lokasinya berada di puncak bukit lokasi
wisata Batee Iliek, tepatnya di komplek makam Tgk. Chik Kuta Gle. Suasana yang
teduh dan pemandangan yang indah membuat para santri lebih betah dan dapat
berkonsentrasi di dalam belajar dan menghafal pelajaran.
Abu MUDI
selaku pendiri Dayah ini mengamanahkan kepada Dr. Tgk. Muntasir A. Kadir, MA,
menantu beliau untuk mengelola dayah ini sebaik mungkin agar suatu saat
nantinya menjadi pusat peradaban Islam yang memberi dampak positif bagi
masyarakat. Bahkan, Abu MUDI telah membebaskan tanah di lokasi ini seluas 16
hektar sebagai cikal bakal lahirnya Universitas Al-Aziziyah yang mempelajari
semua disiplin ilmu.
Namun
inisiatif Ulama Kharismatik Aceh ini belum mendapat reaksi yang berarti dari
Pemerintah sehingga alokasi dana pembangunan kampus ini sampai saat ini belum
direalisasikan. (Iqbal_Jalil)