Aceh pada Miss Indonesia 2015 Diwakili Utusan Kaum Jahiliyah
Wakil Aceh pada Miss Indonesia 2015 Ratna Nurlia Alfiandini dikecam
masyarakat Aceh. Perempuan ini berasl dari Surabaya. Menurut informasi
yang diperoleh Harian Rakyat Aceh, Ratna adalah wanita kelahiran
Surabaya, 17 Desember 1994. Ia tercatat sebagai mahasiswa Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya saat ini.
Sepertinya bukanlah sebuah kebanggaan bagi masyarakat Aceh memiliki
wakil yang disebut salah satu ajang bergengsi di Indonesia. Provinsi
yang menjunjung tinggi syariat Islam ini tidak ingin memiliki wakil di
ajang tersebut.
Hal ini dibuktikan dari sejumlah komentar disosial media dan dunia
nyata yang tidak begitu nyaman dengan penampilan Ratna Nurlia Alfiandini
karena tidak menggunakan jilbab.
“Dia sudah melanggar syariat Aceh, melanggar yang dibanggakan oleh
masyarakat Aceh. Seharusnya dia paham bagaimana jatidiri Aceh. Jika
memang takut tidak menang karena pakai jilbab, jangan bawa nama Aceh,
karena Aceh negeri Syariat,” ujar ketua umum Pelajar Islam Indonesia
(PII) provinsi Aceh, dikutip dari JPNN.
Perempuan yang tidak mengenakan jilbab ini juga berprofesi sebagai
model foto dan catwalk. Kakek neneknya disebut asli Sigli, Kabupaten
Pidie. Ia juga dikabarkan pernah tinggal di Takengon dan Sigli.
Ajang kontes kecantikan di Indonesia seperti Miss Indonesia, selalu
mendapat kecaman dari Aceh, dikarenakan beberapa wakil Aceh yang ikut ke
ajang tersebut jarang menggunakan jilbab dan bertolak belakang dengan
budaya Aceh yang Islami.
Ketua BEM Unsyiah Muhammad Hamzah berharap pemerintah mengambil sikap
tegas. “Menurut saya tidak seharusnya dia mewakili Aceh dengan
penampilan yang sangat tidak mencerminkan perempuan Aceh yang
berkarakter Islami. Saya Berharap kepada pemerintah mengambil sikap
tegas untuk menolak dia karena justru memberi citra buruk untuk Aceh,”
ungkapnya.
Senada dengan Hamzah, salah satu kader Pelajar Islam Indonesia (PII) Aceh, Ahmad Yanis juga mengharapkan ketegasan dari pemerintah dalam mengambil sikap demi syariat Islam di bumi Serambi Mekkah.
“Pemerintah harus tegas bahwa tidak ada izin dari pemerintah untuk membawa nama Aceh dalam kontes tersebut. Atau melarang secara tegas setiap peserta dari Aceh syariat untuk ikut kontes. Kebanyakan yang ikut hanya membawa nama Aceh karena alasan keturunan saja sedangkan dia tidak mengerti Aceh,” jelas Ahmad Yanis.
Apalagi Ratna pernah berkomentar di media jika perempuan Aceh tidak identik dengan jilbab. Ini menunjukkan jika Ratna ternyata masih jadi bagian dari kaum jahiliyah yang tidak memahami bagaimana Islam dan syariatnya. (rz)
sumber: eramuslim