Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kabar duka, ulama kharismatik Aceh Abu Paloh Gadeng meninggal dunia

Abu Paloh Gadeng. Sumber foto: Fanspage Abu Paloh Gadeng

Suara Darussalam |

Innalillahi wa Inna ilaihi raaji’un. Kabar duka datang dari bumi Aceh. Salah seorang ulama kharismatik Aceh,  Abu Paloh Gadeng dikabarkan telah berpulang ke rahmatullah.

Ulama yang memiliki nama asli Teungku Haji Mustafa Ahmad ini dikabarkan meninggal dunia di salah satu Rumah Sakit Zainal Abidin (RSUZA) Banda Aceh pada Rabu pagi tanggal 16 Desember 2020.

Informasi ini d tersebar luas di berbagai group Whatsapp dan media sosial ini dibenarkan oleh sejumlah tokoh dayah.  Group yang mengabarkan berita duka meninggalnya Abu Paloh Gadeng ini antara lain yaitu group WA Harakah Thalabah Aceh Utara (HATHAR) dan Group Pengurus Majelis Pengajian Tasawuf, Tauhid dan Fiqh (Tastafi) Pusat.

Abu Paloh Gadeng semasa hidupnya dikenal sebagai ulama kharismatik Aceh dan aktif sebagai wakil ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Utara. Selain itu, Abu Paloh Gadeng disebutkan juga pernah menjabat sebagai Ketua Persatuan Tarbiyah Islam (Perti) Aceh.

Dari akun Fanspaga LPI Darul Hijrah Al Munawwarah Panteraja,Pidie Jaya, disebutkan bahwa Abu Paloh Gadeng adalah sosok  yang cerdas dan kritis. Setelah menimba ilmu selama 21 tahun di dayah yang dipimpin ulama besar Abu Tumin Blang Bladeh, Bireuen, beliau mendirikan Dayah Darul Huda di Paloh Gadeng, Dewantara, Aceh Utara tahun 1987. Itu sebabnya, ulama yang disegani ini disapa Abu Paloh Gadeng.

Sumber foto: fanspage LPI Darul Hijrah Al Munawwarah Panteraja,Pidie Jaya.

Dayah Abu Paloh Gadeng saat ini memiliki seribuan santri putra dan putri. Dayah yang telah mencetak ratusan kader ulama, memiliki asrama putra dan putri.  Abu Paloh Gadeng lahir di Gampong Uteun Bunta, Peusangan, Bireuen, pada 27 Desember 1949.

Dari perkawinan beliau dengan Ummi Saifiatuddin, Abu memiliki delapan anak, yaitu Zunuwanis, Rahmah, Marhamah, Muhammad Nazir, Baidarus, Wardah, Ihsan Maulana dan Maisarah. "Anak-anak saya juga menimba ilmu di dayah Abu Tumin," kata beliau sebagaimana dikutip dari Fanspaga LPI Darul Hijrah Al Munawwarah Panteraja,Pidie Jaya.

Musibah yang tak tergantikan

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh al-Thabrani dalam Mujam al-Kabir dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman dari Abu Darda’ disebutkan, bahwa "Meninggalnya ulama adalah musibah yang tak tergantikan, dan sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah bagi saya daripada meninggalnya satu orang ulama” 

Hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari menyebutkan,  "Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dari hambaNya, tetapi mencabut ilmu dengan mencabut para ulama. Sehingga ketika Allah tidak menyisakan satu ulama, maka manusia mengangkat pemimpin-pemimpin bodoh, mereka ditanya kemudian memberi fatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan." 

Maka pantaslah kita orang Aceh berduka dengan kabar ini. Inna lillahi wa inna ilaihi raaji'uun..

Teuku Zulkhairi

Staf Humas Majelis Tastafi Pusat


Update|
Jenazah almarhum Abu Paloh Gadeng saat ini sedang dibawa pulang ke Aceh Utara. Diperkirakan insya Allah akan sampai jam 2 siang ini di komplek dayah beliau di Paloh Gadeng Aceh Utara.

Posting Komentar untuk "Kabar duka, ulama kharismatik Aceh Abu Paloh Gadeng meninggal dunia"