Bagaimana mendakwahkan Islam wasathiyah kepada kaum millenial?
Ilustrasi kaum muda millenial. Sumber foto: didaktikaunj.com/ |
Suara Darussalam |
Dalam
menjawab pertanyaan yang antusias ditanyakan oleh peserta webinar tentang cara mendakwahkan Manhaj Wasathi di kalangan milenial dan masyarakat, Pakar Ilmu Aqidah dan Filsafat Islam alumnus
Universitas Al-Azhar Mesir, Dr. Amri Fatmi, Lc, MA menjelaskan bahwa Manhaj Wasathi dalam mengamalkan Islam harus
didakwakan dengan menghargai dan menyadari perbedaan ada di antara kita dalam
memahami Islam.
Baca berita pertama : Dr. Amri Fatmi : Kurang bijak menyamakan definisi wasathiyah dengan moderat
Menurut Dr
Amri, perbedaan ini dihargai lalu setiap pihak harus siap mendiskusikan dan
berhiwar (berdialog) secara bijak dalam perbedaan antara kita, yakni saling
ingin memahami pihak lain. Tidak dipersekusi. Apa yang menyimpang dari
pemahaman Islam yang hanif diperbaiki secara ilmiah dan bijaksana. Dijelaskan
penyimpangannya tidak membenci pribadi apalagi memunculkan permusuhan.
Metode
demikian, kata Dr Amri Fatmi, telah dipraktikkan oleh Abu Hasan Al Asy'ari
dalam masa hidup beliau.
Kalau Abu
Hasan tidak mendalami pemikiran Muktazilah,
Musyabbihah, Mujassimah, Jahmiyah dan beragam sekte pemikiran Islam dimasa
beliau, maka beliau tidak akan mampu mencari Manhaj Wasathi dalam memahami Islam.
“Selain itu
juga tidak akan kita dengar Manhaj Ahlussunah seperti saat ini. Manhaj Wasathi
Abu Hasan adalah solusi paling bijak dari permasalahan perbedaan
pendapat yang berkecamuk di masa beliau, “ kata Dr. Amri menerangkan.
Baca berita kedua: Abu Hasan al-Asy’ary adalah peletak manhaj wasathiyah dalam Aqidah Ahlusunnah
Lalu, tambah
Dr. Fatmi, manhaj Abu Hasan diteruskan
oleh ulama pengikut beliau seperti Al Ghazali yang mendalami sekte Bathiniyah
di masa beliau lalu beliau menulis bantahan pada pemikiran mereka dalam kitab Fadhaih Bathiniyah.
Beliau
mendalami pemikiran falasifah dalam kitab Maqashid
Falasifah lalu beliau membantah penyimpangan pemikiran mereka dalam kitab Tahafut Al Falasifah.
Dengan
demikian segala pemikiran yang ekstrim dikalangan masyarakat terjawab dan tidak
mampu hidup lagi setelah masanya walau literatur mereka masih dibaca.
Tapi teka
teki pemikiran sudah terjawab dengan Manhja Ahlusunnah yang Wasathi.
“Betapa berhajatnya kita
pada manhaj ini untuk kita aplikasikan saat ini, “ pungkas Dr Amri dalam
diskusi yang
diselenggarakan oleh Islamic Institute of Aceh (IIA) dengan tema "Akar
Islam Wasathiyah: Mempertegas Wajah Islam" .
Baca juga : Buku Paradigma Islam Wasathiyah Tu Sop Jeunieb Mengajak Umat Kembali ke Jalan Tengah
Diskusi
yang berlangsung via Zoom pada Jum'at malam jam 21.00 sampai jam 23.00 tanggal
4 Desember 2020 ini, selain menghadirkan Dr. Amri Fatmi, Lc, MA sebagai
pembicara, juga menghadirkan Ust Khairul Badri, Lc, MA sebagai moderator.
"Acara
diskusi ini kita buat sebagai hidangan pembuka untuk mensttmulus pemikiran
kita. kami mengundang untuk berdiskusi dalam spesial session Pemikiran Islam
bersama Dr. Amri Fatmi, Lc, MA, " ujar Direktur IIA, Syah Reza. [Teuku
Zulkhairi]
Posting Komentar untuk "Bagaimana mendakwahkan Islam wasathiyah kepada kaum millenial?"