Dosis Dzikir dalam Tasawuf Terutama bagi Pemula
Dosis Dzikir dalam Tasawuf Terutama bagi Pemula
___________
Dalam tasawuf, dzikir bukan sekadar repetisi lafaz, melainkan penyucian jiwa yang dilakukan dengan adab, tata tertib, dan bimbingan. Oleh karena itu, para ulama sufi sangat menekankan bahwa dosis dzikir harus disesuaikan dengan kondisi spiritual (hal) dan maqam (tingkatan) salik, agar dzikir membawa tajalli (manifestasi Ilahi), bukan justru penyakit ruhani seperti ujub, was-was, atau kegilaan spiritual (istighraq yang tak terkendali).
Dalam taman sunyi malam yang sepi, seorang salik duduk diam. Lidahnya bergerak pelan, menyebut "Allah... Allah..." Tapi bukan suara itu yang penting—melainkan getaran jiwanya yang merunduk, mencari wajah Tuhannya yang Maha Halus. Di dalam jalan sufi, dzikir bukan soal banyak-banyakan, melainkan berkualitas-kah hadirnya hati di hadapan Yang Maha Hadir?
Seorang salik tak boleh sembrono dalam berdzikir. Ia bukan hanya mengucap, ia sedang mengetuk pintu langit. Dan sebagaimana seseorang tidak mengetuk pintu raja dengan kasar, begitu pula dzikir—harus disertai adab, dosis, dan bimbingan dari ahlinya.
📿 Dosis Dzikir menurut Para Ulama Sufi
1. Al-Ghazali – Ihya Ulumuddin
"Dzikir yang terlalu banyak tanpa kehadiran hati adalah lalai. Sedikit dzikir dengan hati yang hadir lebih baik daripada banyak dzikir yang kosong."
📌 Dosis Awal:
Bagi pemula: 100x – 300x dzikir seperti Laa ilaha illa Allah atau Astaghfirullah setelah shalat atau waktu khusus.
Jangan langsung ke ribuan tanpa muraqabah (pengawasan diri dan guru).
2. Abu Qasim al-Qushayri – Risalah al-Qushayriyyah
"Dzikir itu seperti makanan: jika sesuai kebutuhan, ia menyembuhkan; jika berlebihan, ia membinasakan."
📌 Saran: 🙈
Salik harus mulai dari dzikir lisan, lalu naik ke dzikir qalb (hati), dan jika Allah izinkan, ke dzikir sirri (batin rahasia).
Jangan berpindah ke dzikir ism Dzat (Allah... Allah...) tanpa izin guru mursyid.
3. Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari – Hikam
"Bukan karena banyaknya dzikir engkau sampai kepada-Nya, tetapi karena engkau diingat oleh-Nya."
📌 Makna: 👍
Dosis dzikir harus dikaitkan dengan kualitas kesadaran, bukan hanya kuantitas. Kadang satu tarikan nafas dengan nama Allah lebih kuat dari seribu kali lafaz yang lalai.
📌 Panduan Dosis Dzikir Bagi Salik: ✌️
Tingkatan Salik Jenis Dzikir Frekuensi Harian Catatan
- Pemula
Istighfar, La ilaha illa Allah 100–300x sehari, Fokuskan pada makna
- Pertengahan
Ism Dzat (Allah), Hu 500–1000x sehari, Dengan kehadiran hati
- Tingkatan lanjut
Dzikir khafi (dalam hati), dzikir nafas Sesuai talqin mursyid, Tidak boleh mandiri tanpa bimbingan
⚠️ Risiko Dzikir Tanpa Takaran: 🔥💥
1. Was-was: Karena dzikir tanpa pemahaman bisa menimbulkan kecemasan obsesif.
2. Kegilaan spiritual: Banyak salik yang menyebut ribuan kali dzikir tinggi (seperti “Ya Hayyu Ya Qayyum”) tanpa persiapan, lalu mengalami gangguan batin.
3. Rasa sok suci: Ujub atas amal dzikirnya.
🌱 ________ ❤️
Dalam tasawuf, dzikir adalah obat, dan seperti obat, ia punya dosis, waktu minum, dan pengawasan dokter rohani (mursyid). Salik yang berhikmah tidak melantunkan nama Allah seperti orang menyanyi, tapi seperti seorang yang kehausan memanggil satu-satunya sumber air di tengah padang pasir jiwa.
"Ya Allah, jadikanlah dzikir kami bukan sekadar suara, tapi pintu untuk melihat wajah-Mu."
— Doa para salik
Catatan: pembahasan ini hanya sekadar contoh. Jika kalian sudah memiliki Mursyid, maka akan mendapat dosis yang sudah ditakar sesuai kebutuhan perjalanan kalian. Bagi yang belum punya Mursyid, sebaiknya cukup istigfar dan sholawat, semoga dibimbing oleh nūr utusan.
Oleh Tu Sudan
Posting Komentar untuk "Dosis Dzikir dalam Tasawuf Terutama bagi Pemula"