Mantap! Ulama Dayah Aceh Tgk. Muntasir A. Kadir Jadi Profesor Ilmu Politik Islam di Unimal
ALHAMDULILLAH DAN SELAMAT !
Ulama Dayah Aceh Tgk. Muntasir A. Kadir Jadi Profesor Ilmu Politik Islam di Universitas Malikussaleh
Ini menjadi momen bahagia dan kebanggaan bagi kampus Unimal dan juga bagi kalangan ulama dan masyarakat dayah di Aceh.
Sebab, selain sebagai akademisi, Tgk. Muntasir juga dikenal sebagai salah satu Ketua Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB HUDA) dan juga Pimpinan Dayah Jam’iyah Al-Aziziyah, Samalanga.
Kiprah akademis Tgk. Muntasir selama ini memang tak diragukan lagi. Sebagai dosen Ilmu Politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unimal, beliau aktif meneliti berbagai fenomena sosial-politik, khususnya yang terkait dengan peran ulama dayah dalam membangun masyarakat Aceh yang bersyari'at.
Karya-karya akademis beliau bisa di lacak antara lain yaitu di Google Scholar yang akan kita ulas di lain waktu insyaallah.
Perjalanan keilmuan Tgk. Muntasir tentu saja tidak hanya di ruang akademik. Pasalnya, beliau juga aktif memimpin Dayah Jam’iyah Al-Aziziyah, salah satu lembaga pendidikan Islam yang memiliki tradisi keilmuan kuat di Samalanga.
Di bawah kepemimpinan beliau, dayah ini tak hanya menjadi tempat pembelajaran kitab kuning, tetapi juga ruang dialog tentang persoalan kebangsaan, sosial dan keumatan.
Dengan demikian, Tgk. Muntasir menunjukkan bagaimana dayah dapat beradaptasi dengan zaman tanpa meninggalkan akar tradisinya.
Lebih jauh, Tgk. Muntasir juga menjadi salah satu tokoh sentral dalam membangun Jaringan Ulama Dayah di Aceh dengan keterlibatan beliau di Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB HUDA), sebuah wadah yang memperkuat sinergi antar-dayah dan ulama di Aceh.
Melalui jaringan ini, beliau berusaha merajut ukhuwah di kalangan ulama dan memperkuat peran dayah dalam membentuk kepemimpinan umat yang bijak dan moderat. Keberanian beliau mengangkat isu-isu kebangsaan dari perspektif dayah, membuatnya dikenal sebagai salah satu figur yang mampu memadukan tradisi salaf dengan konteks kekinian.
Pada Musyawarah Besar PB HUDA IV tahun 2023 lalu, beliau juga dipercaya sebagai Ketua Steering Committee (SC) yang memimpin jalannya musyawarah pemilihan ketua umum PB HUDA periode 2023-2028. Ini menunjukkan besarnya kepercayaan ulama dan tokoh dayah kepada beliau dalam menjaga kesinambungan kepemimpinan ulama dayah Aceh.
Selain itu, Tgk. Muntasir juga menjabat sebagai Ketua PCNU Bireuen. Pada Konferensi Cabang (Konfercab) ke-IV tahun 2025, beliau kembali dipercaya memimpin PCNU Bireuen untuk periode 2025-2030.
Jabatan ini semakin menunjukkan kiprah beliau yang konsisten dalam memperkuat organisasi keagamaan di Aceh, baik dari kalangan dayah maupun jam’iyah Nahdlatul Ulama.
Tidak hanya di Aceh, kiprah Tgk. Muntasir juga meluas ke berbagai forum ilmiah nasional. Ia sering diundang sebagai pembicara dalam seminar nasional tentang politik Islam dan gerakan ulama Dayah di Aceh. Selain itu, beliau turut menjadi pembina di lembaga pendidikan tinggi lainnya, seperti STIS Al-Aziziyah Sabang, yang berada di bawah naungan dayah yang ia pimpin.
Pengukuhan gelar Guru Besar bagi Tgk. Muntasir bukan sekadar pencapaian akademis pribadi, melainkan tonggak penting bagi komunitas dayah di Aceh.
Ini menjadi bukti bahwa ulama dayah Aceh mampu bersaing di dunia akademik sekaligus menjaga peran sosialnya di tengah masyarakat. Tgk. Muntasir telah menunjukkan bahwa dayah bukan hanya tempat belajar kitab kuning, tetapi juga pusat peradaban yang mampu melahirkan pemikir-pemikir besar yang menjawab tantangan zaman.
Ke depan, dengan predikat Guru Besar Ilmu Politik Islam yang melekat pada dirinya, Tgk. Muntasir diyakini akan mampu memperluas kontribusinya dalam membentuk narasi politik Islam yang damai, toleran, dan kontekstual dengan tantangan lokal di Aceh.
Beliau diyakini akan terus menjadi sosok ulama sekaligus akademisi yang menjembatani dunia pendidikan formal dan non-formal, serta menghubungkan nilai-nilai tradisional dayah dengan realitas sosial-politik kontemporer.
Kesimpulan, kehadiran beliau di tengah masyarakat Aceh hari ini menjadi inspirasi bahwa ulama tidak hanya berkutat pada teks kitab kuning semata, tetapi juga ikut mengawal dinamika politik dan sosial yang terjadi di tengah umat.
Pengukuhan beliau sebagai Guru Besar merupakan awal dari kiprah yang lebih luas dalam membangun Aceh yang lebih baik di masa mendatang.
Posting Komentar untuk " Mantap! Ulama Dayah Aceh Tgk. Muntasir A. Kadir Jadi Profesor Ilmu Politik Islam di Unimal"