-->
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Huruf Latin, Sejarah dan Asal Muasal Pemakaiannya oleh Penduduk Nusantara

 


Huruf Latin, Sejarah dan Asal Muasal Pemakaiannya oleh Penduduk Nusantara 

1. Asal-usul Huruf Latin di Dunia

Huruf Latin berasal dari kebudayaan Romawi kuno, tepatnya dari wilayah Latium di Italia. Awalnya diadaptasi dari alfabet Yunani dan Etruska, lalu berkembang menjadi aksara resmi Kekaisaran Romawi. Seiring meluasnya kekuasaan Romawi dan kemudian pengaruh Gereja Katolik, huruf Latin menyebar ke Eropa, lalu ke dunia lewat kolonialisme bangsa Eropa.

 

2. Masuknya Huruf Latin ke Nusantara

Di Nusantara, sistem tulisan sudah berkembang jauh sebelum kedatangan huruf Latin. Kita mengenal aksara Pallawa, Kawi, Jawa, Bali, Bugis (Lontara), Rejang, Batak, dll.. Aksara-aksara tersebut banyak dipengaruhi oleh tradisi India (aksara Brahmi dan turunannya).

Huruf Latin masuk ke Nusantara melalui kontak dengan bangsa Eropa:

  • Abad ke-16: Portugis datang (1511) ke Malaka dan kemudian berhubungan dengan Maluku, Flores, Timor. Mereka membawa misi perdagangan dan agama. Para misionaris Katolik Portugis mulai menggunakan huruf Latin untuk menulis bahasa setempat, misalnya bahasa Melayu, guna kepentingan penyebaran agama (Alkitab dan doa-doa).
  • Abad ke-17: Belanda melalui VOC makin kuat di Nusantara. Belanda menggunakan huruf Latin untuk administrasi, surat-surat resmi, serta untuk mendukung kepentingan dagang dan pemerintahan.
  • Misionaris Kristen di berbagai daerah (Ambon, Minahasa, Batak, Timor, Papua) turut berjasa memperkenalkan huruf Latin dengan menyusun kamus, tata bahasa, dan terjemahan kitab suci.

 

3. Awal Pemakaian oleh Penduduk Nusantara

  • Bahasa Melayu menjadi kunci penting. Karena berfungsi sebagai lingua franca (bahasa pergaulan), huruf Latin pertama kali dipakai secara luas untuk menuliskan bahasa Melayu.
  • Pada abad ke-17, terbitlah karya-karya dalam huruf Latin, seperti kamus Melayu–Belanda oleh Frederik de Houtman (1603) dan buku-buku keagamaan Kristen dalam bahasa Melayu.
  • Di Maluku dan Minahasa, masyarakat lokal lebih cepat terbiasa dengan huruf Latin karena pengaruh misionaris.
  • Di Jawa, Sumatra, dan Bali, huruf Latin awalnya berjalan beriringan dengan aksara tradisional (Jawa, Bali, Arab/Jawi). Namun lama-kelamaan, huruf Latin semakin dominan karena dipakai dalam pendidikan modern ala Belanda.

 

4. Faktor Penyebaran Huruf Latin

  • Pendidikan kolonial: Sekolah-sekolah Belanda (ELS, HIS, dll.) mengajarkan membaca dan menulis dengan huruf Latin.
  • Percetakan: Buku, surat kabar, dan pamflet mulai dicetak dengan huruf Latin.
  • Bahasa Indonesia: Ketika bahasa Melayu dipilih sebagai dasar Bahasa Indonesia (Sumpah Pemuda 1928), penulisannya menggunakan huruf Latin. Ini memperkuat kedudukan huruf Latin sebagai tulisan utama bangsa Indonesia.

 

5. Posisi Huruf Latin Kini

Seiring berkembangnya pendidikan, media, dan administrasi pemerintahan modern, huruf Latin akhirnya menggantikan aksara lokal sebagai sistem tulisan utama. Aksara daerah masih ada, tetapi fungsinya terbatas pada pelestarian budaya.

 

 Kesimpulan:
Huruf Latin masuk ke Nusantara lewat Portugis dan Belanda sejak abad ke-16–17. Awalnya digunakan oleh misionaris dan pejabat kolonial untuk menuliskan bahasa Melayu serta bahasa daerah tertentu. Lambat laun, huruf Latin dipakai luas oleh penduduk Nusantara, terutama melalui pendidikan kolonial, percetakan, dan kemudian pengakuan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dengan huruf Latin sebagai sistem tulisnya [dari berbagai sumber].

 

Posting Komentar untuk " Huruf Latin, Sejarah dan Asal Muasal Pemakaiannya oleh Penduduk Nusantara"