Perginya Waled Nura, Ulama Aceh yang Paham Politik
![]() |
Penulis bersama Waled Nura suatu ketika mendiskusikan berbagai cita-cita dan agenda mewujudkan Aceh yang Islami. |
Perginya Waled Nura, Ulama Aceh yang Paham Politik
Oleh: Dr. Teuku Zulkhairi, Sekjend Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD)
Aceh kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya. Waled Nura, ulama kharismatik yang dikenal luas karena pandangan politik Islamnya yang tajam dan konsisten, telah berpulang ke rahmatullah pada Rabu sore, 11 Juni 2025, di RSPAD Jakarta.
Sosok yang memiliki nama asli Tgk. H. Rasyidin Ahmad, S.Sos., S.E ini, wafat dalam usia yang masih produktif, di tengah pengabdiannya untuk umat dan rakyat Aceh.
Waled Nura yang lahir pada 10 Desember 1965 bukan hanya seorang alim dalam ilmu agama, tetapi juga seorang politisi yang matang secara pemikiran dan pengalaman. Beliau merupakan salah satu tokoh penting di Partai Adil Sejahtera (PAS) Aceh, partai lokal yang dibidani langsung kelahirannya oleh para ulama dayah sebagai ikhtiar memperkuat peran politik umat dan ulama di Aceh.
Sebelum aktif di dunia politik, Waled Nura telah menjadi bagian dari Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, tempat dimana beliau berkiprah memperkuat identitas keislaman masyarakat Aceh. Namun, panggilan perjuangan dari para guru beliau di PAS Aceh membuatnya mengambil keputusan besar: mengundurkan diri dari MPU dan memilih jalur politik secara lebih langsung. Pilihan itu tidak sia-sia. Dalam Pemilu Legislatif lalu, beliau memperoleh suara signifikan yang mengantarkannya menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA).
Sebagai wakil rakyat, Waled Nura dikenal sangat aktif dan responsif. Sejak awal pelantikan, beliau telah menyampaikan kepada penulis tentang visi besarnya: menyusun grand desain arah pembangunan Aceh yang berlandaskan nilai-nilai Islam secara menyeluruh, bukan sekadar simbolik. Ia mulai membangun fondasi untuk itu, baik melalui kerja legislatif maupun diskursus publik.
Tak hanya itu, Waled Nura juga dikenal sebagai seorang intelektual muslim yang mendalami literatur klasik politik Islam. Kitab-kitab seperti al-Aḥkām as-Sulṭāniyyah menjadi rujukan dalam menentukan sikap politiknya. Bagi beliau, jalur politik adalah bagian dari ibadah dan pengabdian untuk memperjuangkan nilai-nilai Islam dalam ruang-ruang kekuasaan.
Di luar parlemen, peran Waled Nura juga tidak kalah penting. Ia adalah pimpinan Dayah Nurul Rasyad Al-Aziziyah (NURA) di Kabupaten Pidie. Dari nama dayah inilah, masyarakat mulai memanggilnya “Waled Nura”.
Beliau juga aktif di berbagai organisasi keulamaan, sosial, dan pendidikan. Di antaranya, beliau pernahmenjabat sebagai Ketua Pengurus Wilayah HUDA Kabupaten Pidie, dan kemudian naik menjadi salah satu Ketua di Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB HUDA).
Komitmennya terhadap pelayanan publik juga sangat nyata. Di DPRA, beliau memilih masuk ke komisi yang membidangi urusan kesehatan. "Islam juga bicara soal kesehatan dan pelayanan publik," demikian pernah beliau sampaikan kepada penulis.
Beliau ingin membuktikan bahwa perhatian ulama tidak hanya pada ibadah mahdhah, tetapi juga pada aspek pelayanan masyarakat yang menyentuh langsung kehidupan umat.
Beberapa waktu lalu, beliau ikut menggagas regulasi pembatasan penggunaan Android untuk anak-anak Aceh, sebagai bentuk keprihatinan terhadap dampak negatif gawai terhadap generasi muda. Beliau juga giat mengawasi kualitas pelayanan di rumah sakit-rumah sakit Aceh, sebuah bentuk pengawasan yang selama ini jarang dilakukan dengan serius oleh banyak politisi.
Waled Nura adalah ulama yang langka. Beliau memadukan tiga peran besar sekaligus: sebagai ulama, politisi, dan pemikir. Sosok yang mengerti medan, berani mengambil sikap, dan tidak lelah memperjuangkan idealisme Islam di tengah tantangan zaman.
Kepergian beliau meninggalkan duka mendalam bagi kami paa santri, serta tentu saja kalangan ulama dayah dan para aktivis politik Islam di Aceh. Namun, kami percaya, warisan pemikiran dan perjuangan beliau akan terus hidup dan menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya.
Selamat jalan Waled Nura. Doa dan perjuangan kami akan menyertai jejakmu. Inna lillahi wa Inna Ilaihi Raaji’uun…
Posting Komentar untuk "Perginya Waled Nura, Ulama Aceh yang Paham Politik"