[Sambungan] Sosok Tgk Samunzir Husen, Pimpinan Majlis Zikrullah Aceh
Tgk Samunzir Husein |
Mengawali segalanya tentu ada sejarah dan latar
belakang munculnya. Begitu juga dengan majlis Zikirullah Aceh.
Setelah Tgk
Samunzir Husein (35) pulang dari pengembaraan ilmu yang panjang mulai
dari dayah Budi Lamno, Aceh Jaya, Dayah BUDI Al-mukhtari, Matang Geulumpang
Dua, Bireun, Pesantren MUDI Mekar Al-Aziziyah Jakarta hingga bergabung ke
sejumlah Majlis Zikir dan Ormas di Jakarta, barulah pada tahun 2007 merintis
Majlis Zikrullah Aceh sedikit demi sedikit berbekal ilmu dan pengalaman di Pulau Jawa.
Tgk Samunzir
mengamati model dakwah yang tepat dengan karakter orang Aceh pasca Tsunami, Menurut
pengalaman pribadi dan pesan guru Waled Marzuki (Pimpinan Mudi Mekar Jakarta),
hati menjadi tentram dengan mengingat Allah sebagaimana firman Allah:
"Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah
(zikrullah) hati menjadi tenang".Q-S Ar-Ra'd ayat 28.
Dari
pengamatan panjangnya kebanyakan orang Aceh saat ini sudah keras hati dari
mengingat Allah. Jika hati sudah keras dan sudah dikuasai syaitan maka sangat
sulit mengajak orang mendengar hukum Allah apalagi menjalankan dalam kehidupan
sehari-hari.
Beranjak
dari itulah Tgk Samunzir ingin menyentuh dimensi hati yang barangkali para
penda’i selama ini sudah lama mengisi dimensi fikr (baca: ilmu).
“Jadi saya
hanya mengisi kekosongan atau melengkapi metode dakwah sebelumnya”, kata Tgk
Samunzir.
Menurut Tgk
Samunzir, ini sebagaimana hadist Nabi Muhammad Saw:
"Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging,
apabila daging itu baik maka baiklah tubuh manusia itu, akan tetapi bila daging
itu rusak maka rusak pula tubuh manusia. Ketahuilah bahwa sesungguhnya segumpal
daging itu adalah hati.” [HR. Bukhari-Muslim].