Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Islam dan Peran Perempuan dalam Masyarakat Aceh

Islam memuliakan perempuan. Foto: internet


Peran Perempuan Dalam Masyarakat Aceh

Sejarah peradaban Aceh merupakan perpaduan Melayu dan Islam, secara politik kaum   perempuan   turut   berperan   dalam   pembangunan   peradaban   Melayu-Islam. Kepemimpinan  empat  Sultanah  serta  kepahlawanan  tokoh  perempuan  Aceh  telah menunjukkan hal tersebut.14 Aceh pernah berjaya dengan kerajaan Melayu-Islamnya yang diakui oleh dunia, dengan kaum perempuan yang hebat dan berkarakter kuat.

Budaya yang berkembang di Aceh merupakan perpaduan antara budaya Melayu dan Islam yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, sehingga posisi perempuan dalam kerajaan Melayu Aceh, tak bisa dilepaskan dari cara pandang budaya melayu terhadap kedudukan perempuan. 

Dengan adat keagamaan yang kental, seperti negeri Melayu lainnya, dimana Melayu tak bisa dilepaskan dengan Islam, posisi perempuan selalu ditempatkan sebagai mahkluk yang lemah dan patut untuk dilindungi. 

Perempuan dalam budaya Melayu akan sempurna bila ia telah mampu menjadi ibu, istri yang baik bagi anak dan suaminya.

Demikian pula halnya di Aceh. Perempuan Aceh adalah perempuan yang mampu menanti suaminya pergi berperang dengan setia dan menjaga anaknya. Setidaknya peran perempuan   sebagai   ibu   bisa tercermin   dalam   lirik   lagu   berikut   yang   sering disenandungkan bagi anak-anak Aceh tatkala mereka masih balita.

Peran perempuan sebagai ibu yang bertugas untuk mendidik anak telah terpatri dalam budaya Aceh secara turun-menurun. 

Sebagai istri, ia wajib meneruskan perjuangan suaminya,  jika  sang  suami  mati  berperang.  Peran  tersebut,  jauh  berbeda   dengan perempuan Hindu yang diwajibkan mati dengan membakar diri ketika suami meninggal. 

Tidak  hanya  itu,  peran perempuan  dalam  perjuangan  mempertahankan  atau merebut tanah rencong, juga diakui oleh rakyat Aceh, seperti Cut Njak Dhien, Cut Meutia dan masih banyak lagi. Akan tetapi, di sisi lain perempuan dalam budaya Aceh masih ditempatkan sebagai makhluk ke dua, karena ruangnya masih dibatasi dalam ranah domestik, karena secara mental dan fisik dianggap lebih lemah dibanding kaum laki-laki.

Tulisan Dr Agustin Hanafi ini dikutip dari jurnal berikut ini dan silahkan Download selengkapnya DISINI


Posting Komentar untuk "Islam dan Peran Perempuan dalam Masyarakat Aceh"